Berita Nasional Terpercaya

Menristekdikti Tetapkan BPTBA LIPI Sebagai Pusat Unggulan Iptek Pengemasan Makanan Tradisional?

0

Bernas.id – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Mohamad Nasir, Ph.D, AK menetapkan Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai Lembaga Pusat Ungulan Iptek (PUI) Bidang Teknologi Pengemasan Makanan Tradisional Indonesia.
 
Pusat Unggulan Iptek (PUI) ini adalah suatu organisasi yang melaksanakan kegiatan-kegiatan riset bertaraf internasional. PUI bergerak pada bidang spesifik secara multi dan interdisiplin, dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna Iptek.
 
?Teknologi pengemasan makanan tradisional merupakan salah satu teknologi unggul di BPTBA LIPI,” kata Mohamad Nasir yang menambahkan teknologi ini telah melalui tahap riset pengemasan makanan tradisional sejak 2004 dan mulai diseminasikan (digunakan) oleh masyarakat, khususnya Usaha Kecil Menengah (UKM) sejak tahun 2009 silam.

Dalam kunjungan kerjanya pada hari Jumat (13/07) di BPTBA LIPI Gunungkidul, Menristekdikti juga menyempatkan menengok cara pengemasan makanan tradisional di BPTBA LIPI, dan dia berharap nantinya disetiap daerah akan memiliki pabrikan yang dapat memproduksi kemasan makanan tradisional.

“Seperti yang sudah dilakukan di Gunungkidul ini pengalengan makanan seperti Gudeg, yang nantinya bisa menaikan penghasilan para UMKM, yang tadinya makanan hanya bisa bertahan dalam hitungan hari, kini makanan itu bisa bertahan sampai 1 tahun lebih,” katanya.

Kepala BPTBA LIPI Hardi Julendra, S.Pt, M.Sc, menambahkan keunggulan dari teknologi pengemasan makanan tradisional ini adalah awet tanpa bahan pengawet hingga setahun lebih, tidak mengubah citarasa, dan mudah dibawa. “Sehingga dapat dijadikan oleh-oleh ke luar kota bahkan hingga ke luar negeri,” katanya.

Dikatakan Hardi, teknologi ini menjadikan solusi bagi pelaku UKM kuliner makanan tradisional. Biasanya, produk-produk ini hanya dapat dijual dan dipasarkan oleh UKM serta diperoleh dan dinikmati oleh konsumen hanya di daerah asal tempat makanan tersebut. “Namun dengan teknologi ini, jangkauan pemasaran produk makanan tradisional menjadi lebih luas,? jelas Hardi.

Saat ini, PUI Teknologi Pengemasan Makanan Tradisional sudah dimanfaatkan lebih dari 30 UKM di berbagai wilayah Indonesia dan setidaknya telah mengembangkan 42 jenis resep makanan tradisional khas kuliner tradisional Nusantara, seperti gudeg Jogja, gudeg Solo, rawon, brongkos, sayur lombok ijo, mangut lele, rendang, keumamah (ikan kayu) khas Aceh, tempe bacem, tempe kari, oseng-oseng mercon dan makanan khas lainnya dari berbagai wilayah di Indonesia. 

Salah satu UKM yang telah memanfaatkan teknologi pengemasan makanan tradisional dan sukses baik pasar domestik dan mancanegara adalah gudeg kaleng Bu Tjitro 1925. (Mar)

Leave A Reply

Your email address will not be published.