Berita Nasional Terpercaya

Sri Sultan Berbicara Kiat Siasati Tantangan Pertanian Terkini di Dusun Blembem Sleman

0

Bernas.id ? Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa tuntutan dan tantangan produk-produk pertanian di Jogja saat ini bisa terbebas dari pupuk kimia. Selain itu, perlunya pemanfaatan secara optimal benih unggul untuk meningkatkan produktivitas di lahan yang sempit, Dusun Blembem, Desa Harjobinagun Pakem Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu 5 Agustus 2018.

?Yang penting, tantangan bagi kami,  warga Jogja itu menuntut kepada kami supaya produk-produk di sektor pertanian itu tanpa pupuk kimia. Jadi, organik menjadi sesuatu hal yang sangat penting. Tahun lalu, sudah diselesaikan untuk Perdanya. Jadi, kelompok-kelompok petani, baik yang di Jogja ataupun dari Temanggung Wonosobo, kita data untuk sayur yang tidak menggunakan pupuk kimia sehingga dari data-data ini, suplai yang dari luar Jogja pun, harapan kita juga memenuhi syarat yang kita tentukan,? bebernya Sri Sultan HB X ketika berbicara Hari Ulang Tahun Bhakti Yogya ke-27.

Sri Sultan HB X juga menceritakan bahwa Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sedang membangun petanian percontohan di Kulonprogo. ?Kami kebetulan juga sedang membangun untuk percontohan yang terintegrasi. Dari kebun percobaan itu, kebetulan kami di provinsi juga punya benih unggul, mungkin bisa dipilih dan digunakan untuk kepentingan warga masyarakat,? ujarnya.

Untuk itu, Sri Sultan HB X menyarankan agar kepala dinas untuk dinas ketahanan pangan di Sleman juga bisa memberikan informasi tentang pilihan-pilihan apa yang kira-kira bisa membantu warga masyarakat guna meningkatkan pendapatan. ?Saya kira tidak perlu kita berikan pilihan-pilihan yang langka, tapi biarpun hanya tomat dan cabai, tetapi karena benih unggul, hasil produksine atau volumenya per hektarnya meningkat. Dengan harga yang lebih baik, saya kira hal-hal seperti itu sudah sangat menguntungkan bagi warga masyarakat,? bebernya.

?Contoh beberapa tahun yang lalu, untuk jagung misalnya, mayoritas petani menanam jagung itu masih memakai jagung lokal. Jagung lokal itu kalau kita buka banyak ompongnya. Jadi mungkin produksinya hanya 2,4 ton per hektar saja. Kita ganti jagung Monsanto, itu delapan ton minimal per hektar. Berarti apa, penghasilannya sudah berlipat,? imbuh Sri Sultan.

Dikatakan Sri Sultan, biarpun pada waktu itu susah diubah agar menggunakan benih unggul, tapi akhirnya sekarang itu, semua petani menanam produk-produk jenis jagung yang unggul. ?Kami pun juga punya benih, bagaimana jagung itu bisa bertangkai dua, kita tanam dengan rapat. Pada waktu nanti, satu setengah bulan, yang ditengah kita potong untuk makanan sapi. Kita jarangi sehingga produktivitas itu tetap tinggi, tapi keuntungan ada. Jagung yang masih hijau hasil dari hasil jarangi itu bisa untuk makanan ternak, tidak perlu beli,? jelas Sri Sultan.

?Hal-hal seperti itu pun menjadi bagian untuk meningkatkan produktivitas. Di Kulonprogo ini juga sedang membangun, mengembangkan untuk bisa menjadi percontohan dengan benih unggul dengan harapan juga ada ternak dan sebagainya,? tambah Sri Sultan.

Di sisi lain, Sri Sultan HB X juga menceritakan tentang bibit ayam Kobe yang unggul. ?Mungkin Bapak-bapak Ibu belum tahu kalau ada kalau ada ayam Kobe. Ayam Kobe ini setahun telurnya jauh lebih banyak daripada yang kita perkirakan. Jadi, ini cukup memadai karena ini benih baru hasil silangan yang memang sangat menguntungkan,? tuturnya.

?Kami juga bekerjasama dengan Prefektur Yamanasi di lereng Gunung Fuji karena di situ ada produk stroberi terbaik yang ada di Jepang. Kebetulan itu akan kami gunakan untuk di UPT Ngipiksari di Lereng Gunung Merapi, tetapi tetap dengan greenhouse. Siapa tahu produk ini memang ini menguntungkan. Kami sekarang baru trainning, ada empat orang yang training di Yamanasi. Dengan harapan, nanti di awal tahun depan ini, produk ini bisa kita lakukan. Kalau di Wijilan, kami sudah konstruksi dengan harapan itu juga bisa menjadi percontohan yang meningkatkan produktivitas bagi sektor tanaman, khususnya pangan di Yogyakarta,? tambah Sri Sultan HB X.

Dengan ulang tahunnya yang ke-27, Sri Sultan mengharapkan semoga Yayasan Bhakti Yogya juga bisa mengembangkan hal-hal yang sama untuk membantu petani karena petani relatif hanya mempunyai tanah yang sempit, rata-rata hanya 0,3 hektar sehingga satu-satunya cara adalah benih unggul untuk menambah produktivitas. ?Tanpa benih unggul saya khawatir peningkatan kesejahateraan bagi warga masyarakat, khususnya bagi petani akan sulit,? katanya. (Jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.