Berita Nasional Terpercaya

Bagir Manan Berbicara tentang Pers dan Pemilu yang Bermartabat di Yogyakarta

0

Bernas.id – Dewan Pers bekerjasama dengan BP3TI menggelar workshop dan sosialisasi di 34 provinsi di Indonesia melalui program bertajuk “Bakti untuk Negeri: Penguatan & Pemberdayaan Ekosistem Pers melalui Ketersediaan Infrastruktur Telekomunikasi & Informasi di Seluruh Provinsi di Indonesia.” 

Untuk wilayah DIY dan Jawa Tengah, workshop digelar di Hotel Cavinton Yogyakarta, Senin (20/8/2018) pukul 08.00-15.00 WIB yang diikuti 35 pimpinan lembaga/organisasi dan media, baik cetak, elektronik maupun media online, termasuk Bernas.id.

Dalam pengantarnya, Bagir Manan, Ketua Dewan Pers periode 2013- 2016 mengatakan dalam sebuah diskusi di Solo, Jawa Tengah, ketika berbicara pers di Indonesia bukan berbicara tentang keberhasilan pers, tapi yang dibicarakan kritik terhadap pers itu sendiri yang saat ini tercatat ada 47 ribu lebih media pers, belum yang tercatat.

“Betapa banyaknya, bahkan ada yang tidak memenuhi standar yang baik atau pers abal-abal,” katanya.

Bagir Manan menyebut pers yang baik harus tetap menjaga independensi dan memegang kode etik jurnalistik yang baik. Pers itu bukan karya individual, tapi karya tim di newsroom yang memiliki dinding pengatur.

“Saya berpikir bagaimana semestinya agar pers bermartabat. Pers itu memiliki fungsi sosial, sarana informasi publik. Untuk itu, harus dipenuhi syarat-syarat yang bagus. Tidak hanya akurat tapi mencerahkan. Fungsi pencerahan diperlukan negara ini,” bebernya.

Dikatakan Bagir, pers itu sebagai alat pengendali (watch dog) agar sesuatu bisa berjalan menuju ke arah yang dicita-citakan. “Kalau itu dijalankan, mudah-mudahan kita dapat mengklaim sebagai pers yang bermartabat,” imbuhnya.

Untuk pemilu yang berkualitas, Bagir mengkritik tentang penyebutan tahun politik menjadi pesta demokrasi. “Konotasi tahun politik itu, tahun yang penuh ancaman, keselamatan NKRI atau SARA, katanya.

Dalam pemilu berkualitas, sebut Bagir ada dua hal, yaitu kualitas dalam proses dan kualitas dalam hasil yang tidak hanya bergantung pada pers. Ada segmen yang memengaruhi dari hulu. Pertama, peran partai politik.Jika ada partai yang menjalankan primordialisme akan ada proses yang tidak kita harapkan. Sistem pencalonan lewat partai maka partai harus sehat.

Kedua, peran golongan kepentingan, misal kelompok ekonomi yang sangat berkepentingan terhadap hasil pemilu, entah itu kapitalistik atau sosialistik. “Di mana saja pemilu diselenggarakan, kelompok ekonomi menunggu, bahkan berpartisipasi mempengaruhi hasil pemilu nanti,” katanya.

Ketiga, golongan penekan yang menginginkan agar kehendak kelompoknya diikuti. “Itu segmen politiknya,” ucapnya.

Segmen sosial, lanjut Bagir, juga memengaruhi pemilu yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, urban atau rural urban, dan suasana egaliter atau feodalistik. “Masyarakat terbelakang akan sulit sekali untuk mewujudkan demokrasi yang baik sehingga yang tampak mobilisasi publik,” ujarnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.