Berita Nasional Terpercaya

Belajar Meditasi Dari “Santri Buddhis” Kang Zaim

0

Bernas.id – Mohammad Zaimudin atau yang akrab disapa Kang Zaim adalah salah satu murid dari Master Zen Thich Nhat Hanh dari komunitas Plum Village di Perancis. Pria dari keluarga santri kelahiran Kediri, 11 Oktober 1983 ini menghabiskan lebih dari separuh hidupnya dalam proses pencarian spiritual. Pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan yang tidak terjawab dalam proses pencarian spiritual keyakinannya mempertemukan dirinya dengan ajaran meditasi Buddhis.

?Waktu saya santri, saya datang ke klenteng ingin bertemu dengan biksu. Di klenteng saya bertanya kepada pengurusnya ?saya ingin bertemu biksu? pengurus klenteng menjawab ?di sini tidak ada biksu mas, adanya Dewa? saya berpikir, tidak bisa ketemu biksu tapi bisa bertemu Dewa malah lumayan to. Kalau begitu saya ingin ketemu dengan Dewa ?ya silahkan? kata pengurus klenteng. Ternyata Dewa-dewa bukanlah sosok mahkluk hidup tapi patung-patung yang dihormati di klenteng,? kata Zaim saat menceritakan pengalaman hidupnya dalam diskusi yang digelar di Kedai Bon Prawirotaman, Jumat (31/8/2018).

Sebuah koran bekas yang memuat informasi latihan meditasi mempertemukannya dengan meditasi Buddhis Vipassana yang diikutinya selama sepekan. Sempat mengaku pernah menjadi atheis, Zaim lantas merasakan kebahagiaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

?Setelah meditasi saya merasakan ada sesuatu yang terjadi dalam diri saya. Saya merasakan kedamaian luar biasa yang selama ini belum pernah saya rasakan,? tuturnya.

Proses pencarian spiritualnya sempat berlanjut dengan 'laku lelono' di mana ia berjalan kaki dari Jakarta menuju Borobudur, yang ia tempuh kurang dari 20 hari. 

Tahun 2010 ketika Master Zen Thich Nhat Hanh datang ke Indonesia, Zaim mendapat kesempatan spesial untuk mengikuti retret meditasi yang dipimpin olehnya. Pertemuannya dengan sang guru dalam retret tersebut membawanya ke Plum Village di Perancis, tempat Thich Nhat Hanh dan komunitasnya tinggal. 

?Saya jatuh cinta dengan ajaran meditasi Thich Nhat Hanh jadi saya ikut beliau belajar di sana dan menjadi samanera (novisiat biksu) selama 5 tahun di sana,? ungkapnya.

Di komunitas Plum Village, Mohammad Zaim mendapat nama baru, Dai Dinh yang artinya Mahasamadhi karena gurunya melihatnya sebagai murid yang khusyuk menjalani meditasi.  

Meditasi menurutnya membuat hidup bahagia saat ini juga. Zaim pun mengajak para peserta diskusi untuk mencoba meditasi selama kurang dari 30 menit.

“Meditasi berarti kembali pada apa yang kita miliki. Meditasi berarti fokus pada satu objek. Pada tradisi sufi, mereka tidak menggunakan tasbih atau dzikir, namun mengamati keluar masuknya nafas, seperti dalam meditasi Buddhis. Intinya adalah benar-benar merasakan keluar masuknya nafas, mensyukuri apa yg alam semesta berikan pada kita, punjering angin, yakni nafas kita,” ujarnya.

Ia meneruskan, bila saat meditasi biasanya pikiran akan ke mana-mana. Karena itu, segera kembali ke nafas. 

“Tidak perlu kecewa dan panik. ini adalah sifat natural kita,” ujarnya.

Zaim menuturkan pengalaman hidupnya yang unik itu dalam bukunya yang berjudul “Secangkir Teh dan Sepotong Ketupat”. Kini ia sibuk menjadi traveler yang banyak berbagi pengalaman hidupnya yang unik itu kepada orang lain, agar lebih banyak orang bisa berbahagia lewat jalan meditasi. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.