Berita Nasional Terpercaya

Orang Depok Sleman Membaca 1 Sampai 3 Buku Setiap Bulannya

0

Bernas.id – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman menggelar seminar Kajian Literasi Berbasis Swadaya Masyarakat. Seminar ini memaparkan temuan  data kajian sementara dari penelitian minat baca masyarakat Kabupaten Sleman.

Tim kajian ini diketuai oleh Dra Pangestu Wiedarti, MAppl, Ling, PhD sebagai narasumber ahli dengan tim penyusun Dra Labibah, MLIS, dosen dan kepala perpustakaan UIN Yogyakarta, Marwiyah SAg, SS, MLIS, Drs Umar Sidik, SIP, MPd, peneliti madya di Balai Bahasa DIY, dan Thoriq Tri Prabowo, SIP, MIP, dosen muda UIN.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman, Ir AA Ayu laksmi Dewi Tri Astika Putri, MM menyatakan seminar Kajian Literasi Berbasis Swadaya Masyarakat ini diawali dari pemikiran, kenapa setiap kegiatan literasi, selalu diawali dengan permasalahan minat baca yang rendah. ” Lalu, kemampuan literasi rendah sehingga paling tidak melalui kajian ini, kita mendapatkan gambaran minat baca masyarakat Sleman,” ujarnya di sela-sela kegiatan seminar, RM Pringsewu, Jl Magelang, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis 4 Oktober 2018.

“Kenapa memakai swadaya, karena minat baca itu proporsi terbesar dilakukan oleh masyarakat. Jika sudah mengerti tentang pentingnya literasi, masyarakat tanpa diuber-uber sudah mau menggalakkan literasi,” imbuhnya.

Ayu pun berharap semoga dengan kajian sementara ini mudah-mudahan akan memberi gambaran tentang minat baca dan seminar ini akan semakin menyempurnakan hasil kajian tersebut. “Mohon masukannya kepada para peserta,” imbuhnya.

Dengan seminar literasi ini, Ayu menyebut setidaknya kita nanti akan punya pijakan data dengan kajian tersebut jika ada yang tanya minat baca di Sleman itu seperti apa. “Semoga kajian ini bisa bermanfaat untuk masyarakat Sleman,” tutupnya.

Sementara itu, Dra Labibah, MLIS, Tim Penyusun Kajian, menjelaskan bahwa melalui, kajian atau riset ini, kita ingin mengetahui minat baca di kabupaten Sleman. Ia pun menerangkan tentang usia yang dijadikan objek kajian ini, yaitu usia produktif berdasarkan definisi UNESCO antara 16 tahun sampai 64 tahun. “Untuk jumlah responden, 677 responden dengan tingkat margin error 1 %. Untuk lokasi riset dipilih tiga tempat, Depok mewakili kota urban, Turi mewakili semi urban, dan Kalasan mewakili rural atau pedesaan,” jelasnya.

Dra Labibah menegaskan bahwa kajian ini semata-mata hanya untuk mencari data. Lima orang ditugasi menjadi pencacah dalam kajian ini.

Salah satu kajiannya, yaitu peta minat baca berdasarkan lokasi tempat tinggal. Dalam kajian hasil sementara, ditemukan  data 40.l7% orang yang tinggal di kota (Depok) membaca 1 s/d 3 buku setiap bulannya, dan 39.64% orang yang tinggal di desa (Turi) juga mampu melakukan hal serupa. Artinya, dalam hal membaca tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara masyarakat yang tinggal di desa dan kota. Artinya, hampir 60% baik di desa maupun di kota masih banyak masyarakat yang tidak membaca bahkan satu judul buku pun dalam satu bulan. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.