Berita Nasional Terpercaya

Pentingnya Pendidikan Moral bagi Generasi Muda

0

BELAKANGAN ini kita disibukkan dengan isu-isu politik, terkait dengan pemilihan presiden dan wakilnya yang akan digelar pada hari Rabu, 17 April 2019 yang akan diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih dan telah terdaftar sebagai calon pemilih tetap.
    
Terlepas dari ajang pemilu presiden dan wakil presiden, ternyata di negeri ini masih banyak dijumpai berbagai kasus yang melanda, mulai dari kasus terkait dengan korupsi yang sampai sekarang masih dianggap penyakit yang belum tuntas diselesaikan dan kasus-kasus lain seperti di bidang olahraga, khususnya persepakbolaan, dimana ditemukan adanya pihak-pihak yang bisa bahkan mampu menentukan skor akhir hasil pertandingan sebelum pertandingan itu sendiri dilaksanakan.

Bahkan belakangan mencuat ke permukaan kasus yang berkaitan dengan prostitusi secara online yang melanda atau menimpa artis-artis di negeri ini, yang permaslahannya menjadi fenomena nyata yang sangat menyayat moral bangsa ini dan ujung-ujungnya berkaitan pula dengan masalah uang yang mengalahkan segalanya. Dan sekali lagi, semua itu berhubungan dengan moralitas bangsa ini yang (baca: masih) perlu dipertanyakan. Lantas bagaimana benang merah hal itu terkait dengan kelangsungan hidup bangsa ini? Masalah tersebut sangat tergantung dengan generasi muda yang akan melanjutkan perjuangan dan mengisi kemerdekaan ini.

Generasi Tua sebagai Panutan

Berkaitan dengan penyerahan tongkat estafet dari generasi tua ke generasi muda, tentu saja satu-satunya cara yang dapat ditempuh adalah generasi tua yang dengan lapang dada, penuh asih memberikan contoh kepada para generasi muda, agar mereka benar-benar dapat melanjutkan perjuangan bangsa dengan lebih baik. Dalam hal ini tentu sangat tergantung bagaimana para generasi tua memberikan contoh keteladanan. Tetapi seperti contoh kasus yang dikemukakan di atas menunjukkan adanya fakta bahwa ternyata masih ada beberapa generasi pendahulu (generasi tua) yang justru memberikan contoh yang tidak baik untuk ditiru oleh generasi muda sebagai generasi penerusnya. Kiranya perlu diingat kembali konsep kepemimpinan di Indonesia yang dicetuskan oleh almarhum Ki Hajar Dewantara yakni Ing Ngarsa Sung Tulodho, sesuatu yang mudah diucapkan, namun ternyata masih sulit dilaksanakan oleh generasi bangsa ini dalam upaya mengisi kemerdekaan yang telah berhasil diwujudkan dengan tumpahan darah para pahlawan.

Memperhatikan fenomena tersebut, muncul pertanyaan : ?Masih mampukah generasi tua memberikan keteladanan dan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini ke generasi muda sebagai generasi penerus?? Semoga tidak hanya sekadar sebuah angan-angan belaka. Kita bisa bayangkan kalau generasi tua saja mempunyai moral yang tidak baik, lantas bagaimana mereka akan mampu memberikan pendidikan moral pada generasi penerus? Sebuah tantangan yang perlu mendapatkan jawaban tegas, agar ke depan bangsa ini tidak semakin terpuruk dalam mewujudkan cita-citanya yang luhur.

Berbagai contoh nyata yang terkait dengan berbagai bentuk tindakan amoral dan melanda bumi ini, sudah semestinya harus dilenyapkan, apalagi di tahun 2019 yang disebutkan sebagai tahun politik, maka perlu disadari bahwa tahun ini merupakan waktu yang tepat bagaimana generasi tua dapat memberikan pelajaran berharga bagi generasi muda sehubungan dengan moralitas. Sehingga diharapkan generasi penerus akan semakin yakin dan mampu berperan untuk mengisi kemerdekaan dengan berbagai tindakan nyata yang dapat membawa kemajuan bangsa ini, yang pada dasarnya hasil diperoleh sekarang akan mereka bawa di kemudian hari, ketika mereka nantinya yang harus melestarikannya.

Untuk itu tidak salah kalau kemudian generasi tua bersedia mengajak generasi muda dengan menerapakan konsep asah, asih, dan asuh sesuai tugas dan tanggung jawab mereka sebagai orangtua yang wajib menyejahterakan anak-anaknya agar tidak salah jalan.

Kegiatan Positif

Supaya apa yang disebutkan di atas dapat terlaksana, maka bagi para generasi muda tidak bisa tidak harus mampu mewujudkannya dalam berbagai kegiatan positif dalam kehidupan mereka. Dengan cara ini maka secara otomatis berbagai tindak kejahatan seperti klithih yang belakangan melanda Yogyakarta dengan sendirinya akan terhapuskan. Kegiatan karang taruna di setiap tempat perlu mendapatkan perhatian dan pendampingan dari kalangan tua dan pemerintah daerah setempat, agar kegiatan para kawula muda tersebut menjadi semakin terarah dan menghasilkan sesuatu yang mempunyai arti bagi kehidupan ini. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa sesuai dengan ajaran Ki Hajar Dewantara di atas, maka generasi tua mampu mewujudkan kosep kepemimpinan kedua dan ketiga yang menegaskan : ?Ing madya mangun karsa? dan ?Tut wuri handayani?
    
Memang secara nyata akan dapat dibuktikan bahwa kalau moralitas seseorang kuat, maka yang bersangkutan akan selalu melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik, tanpa harus menunggu adanya perintah-perintah dari pihak lain, terutama atasan, karena dengan dasar moral yang kuat secara otomatis seseorang melakukan sesuatu yang menjadi tugas serta kewajiban dengan dilandasi semangat kerja yang tinggi dan loyalitas terhadap kelompok ataupun bidangnya.
    
Untuk itu kiranya menjadi sangat penting bagaimana kita sebagai generasi pendahulu mampu menanamkan ajaran moralitas ini kepada generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan bangsa ini tanpa pamrih. Hal ini merupakan tantangan tersendiri yang wajib dilaksanakan, agar sekali lagi, ke depan anak cucu kita tidak akan salah jalan dalam mengarungi kehidupan di tengah masyarakat. Mereka akan selalu mampu menumbuhkembangkan kesejahteraan masyarakat tanpa merasa mendapatkan beban yang berat.
    
Untuk itu menjadi tepat apabila generasi tua bersedia dengan lapang dada mendampingi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh generasi muda terutama lewat lembaga-lembaga kepemudaan, misalnya lembaga karang taruna yang di bumi ini sudah menjamur, agar kehidupan karang taruna tersebut menjadi lebih berarti bagi masyarakat dan lembaga ini mampu menepis berbagai informasi yang menyesatkan masyarakat. Apalagi di era sekarang ini, terutama pada tahun politik, banyak tersebar berita hoaks atau berita bohong dan menyesatkan masyarakat.

Pendidikan Moral yang Berkelanjutan

Sehubungan dengan hal di atas, maka tidak akan dapat diwujudkan kalau moral bangsa ini tetap tidak terbentuk dengan baik dalam diri setiap anggota masyarakat, apalagi bila mereka menyadari sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang beragama dan apapun agama mereka. Ambil contoh, kasus korupsi yang terjadi di bumi ini, semua terkait dengan karakter seseorang yang tidak bermoral. Karena berapa pun penghasilan orang tersebut, entah kecil atau besar, bila tak diimbangi dengan moralitas yang tinggi, hal tersebut (korupsi) bisa saja selalu terjadi.
    
Karena itu, agar semua hal negatif tidak terjadi di negeri ini yang membuat bangsa dan negara Indonesia semakin terpuruk di mata dunia, kiranya sangat penting bagaimana pendidikan moral bagi bangsa ini selalu diwujudkan sampai kapan pun tanpa putus. Hal ini mengingat bahwa keghidupan bangsa ini akan selalu terjadi berbagai perubahan, yang semakin menuntut seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga dengan dasar moral yang tinggi mereka akan mampu mengantisipasi perubahan dan kebutuhan tersebut dengan cara-cara yang benar sesuai dengan martabat manusia itu sendiri.
    
Dan penulis mengajak kepada semua lapisan masyarakat, marilah kita tegakkan moralitas tanpa henti, apalagi kita sebagai umat yang beragama yang hidup di bumi Indonesia. Semoga bermanfaat. (Drs Djati Julitriarsa MM, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Yogyakarta)

Leave A Reply

Your email address will not be published.