Berita Nasional Terpercaya

BI Anggap Kesiapan UMKM Lebih Penting bagi NYIA

0

YOGYA, BERNAS.ID–Bank Indonesia menganggap kesiapan pelaku UMKM untuk menyambut jumlah wisatawan yang akan semakin bertambah saat bandara baru mulai beroperasi lebih penting daripada terfokus untuk memajang barang di ruang yang disediakan NYIA nantinya. Sebab, wisatawan tidak hanya akan berhenti di bandara saja tetapi diharapkan juga akan berwisata di Jogja. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budi Hanoto menyebut penyediaan ruang display untuk produk-produk UMKM di bandara baru nantinya tidak harus dimaknai dalam artian yang sempit. Sebab, ruang pajang seluas 1000 meter persegi yang akan maksimal dimanfaatkan pada 2020 mendatang cukup terbatas. Yang lebih penting, menurut Budi adalah menyiapkan UMKM yang ada di Jogja untuk menyambut geliat pariwisata dan kedatangan wisatawan terutama mancanegara melalui pintu Jogja. 

“Itu akan berpengaruh pada pasar produk yang meluas dan tuntutan atas kualitas yang makin meningkat,” kata Budi, Jumat (22/2/2019).

Karena itu, Budi mengaku terus melakukan pendampingan sekaligus memberikan pembekalan pada para pelaku UMKM yang menjadi binaan BI. Pendampingan difokuskan terhadap tiga aspek penting, yakni produksi, manajemen, dan juga pemasaran. Sedangkan fokus area yang digarap BI adalah local economic development atau mengangkat potensi produk-produk lokal unggulan agar dapat bersaing. Budi menyebut di Jogja ada beberapa produk unggulan yakni berupa kain atau tekstil yang masuk dalam kategori fesyen, kerajinan, kuliner, dan juga halal lifestyle.

“Kami juga akan melakukan kurasi terhadap produk UMKM agar naik level menjadi berstandar internasional. Caranya dengan melibatkan kurator skala nasional untuk melakukan kurasi produk agar dapat masuk ke Grebeg UMKM, acara tahunan yang memang kami rancang untuk menaikkan level UMKM. Dengan kurasi, UMKM terdorong terus meningkatkan kualitas produknya,” sambung dia.

Sejauh ini, Budi nenyatakan sudah ada 167 produk UMKM yang lolos kurasi BI. Ratusan produk tersebut berasal dari lima kabupaten/kota di Jogja. Produk-produk tersebut dinilai sudah sesuai dengan standar nasional bahkan intenasional sehingga layak untuk dipasarkan kepada para wisatawan yang datang. Namun demikian, Budi menyebut pendampingan dan pembekalan terus dilakukan oleh BI. 

Sebab, wisatawan yang datang melalui NYIA nantinya belum tentu akan berbelanja produk UMKM di bandara. Bisa saja mereka membeli produk UMKM sambil berjalan-jalan ke lima kabupaten/kota atau bahkan ke wilayah pusat-pusat perbelanjaan di Jogja seperti Malioboro atau Pasar Beringharjo. Oleh karena itu, UMKM perlu menyiapkan produknya di titik-titik strategis tersebut, tidak hanya di dalam bandara saja.

“Seringkali UMKM kita belum siap saat ada pesanan dalam jumlah yang besar. Inilah perlunya pendampingan untuk peningkatan skala bisnis. Saya lebih suka jika nanti ada wisatawan yang berbelanja produk bahkan memesannya dalam jumlah besar dan UMKM kita mampu memenuhi permintaan tersebut,” katanya. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.