Berita Nasional Terpercaya

Hoaks Saat Ini Menjadi Bagian dari Politik

0

JOGJA, BERNAS.ID- Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI bekerjasama dengan Suara Muhammadiyah menggelar Forum Dialog dan Literasi Media Sosial bertajuk “Bijak di Dunia Maya, Rukun di Dunia Nyata” untuk membedah persoalan hoaks dan menyosialisasikan langkah yang akan dilakukan ke depan.

Profesor Dr Hendri Subiakto, Staf ahli bidang hukum Kominfo RI mengatakan forum ini untuk mengingatkan masyarakat agar hati-hati terhadap hoaks karena hoaks saat ini sudah menjadi bagian dari politik yang tidak bisa dipisahkan. “Hoaks terkait politik itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga terjadi di berbagai negara, biasanya untuk memprovokasi terutama mayoritas. Di Amerika itu orang yang diserang hoaks justru kalangan orang kulit putih. Di Brazil, ditakut-takuti mayoritas orang Khatolik. Di Indonesia, yang ditakut-takuti orang Muslim,” katanya di sebuah hotel kawasan Ngabean, Yogyakarta, Sabtu 16 Maret 2019.

“Untuk itu, kita kerjasama dengan Muhammadiyah dan NU untuk membedah persoalan hoaks sekaligus menyosialisasikan apa yang harus kita lakukan ke depan. Saat ini pemerintah sedang menggodok regulasi supaya kalau haoaks, bukan hanya masyarakat yang dikenai sanksi hukum, tapi juga platformnya,” imbuhnya.

Profesor Hendri mengatakan ada perkembangan yang menarik setelah mendekati pilpres, yaitu tren jumlah hoaks meningkat baik yang dilaporkan masyarakat ataupun yang terpantau. “Oleh karena itu, kita buat acara seperti ini bersama-sama dengan Suara Muhammadiyah dan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang ada di Jogja, seperti Buya Syafii Ma'arif,” tuturnya.

Ia mengatakan Kominfo RI saat ini sudah memiliki kerjasama dengan Bawaslu dan KPU. “Kominfo memiliki satuan tugas yang bernama Drone 9 beranggotakan 70an orang yang memantau konten-konten di internet,”ucapnya.

“Terakhir ini kita menemukan 700an sekian konten yang terindentifikasi sebagai konten hoaks yang kita umumkan di Kominfo. Kita stempel hoaks baik berita dan foto-fotonya,” tambahnya.

Sedangkan, Guru bangsa Buya Syafii Ma'arif mengatakan saat ini perang di dunia maya, terbelah di dunia nyata karena hoaks dan ujaran kebencian.

“Kemungkinan teman-teman seagama yang memunculkan hoaks karena memakai ayat, lalu iman mereka dipakai untuk menolak peradaban yang manusiawi dan adil, serta berlapang dada dengan perbedaan,” katanya.

Ia pun mengajak di bulan-bulan politik ini dianggap secara biasa saja. “Kalau Anda tidak suka dengan Pemerintah, pilih lagi saja 5 tahun lagi,” ucapnya.

Terkait fenomena hoaks yang memecah bangsa, Buya pun menyebut bumi yang satu ini untuk semua. “Saya tidak kesulitan berinteraksi dengan orang yang berbeda agama, bahkan yang tidak beragama asal menghormati dan tidak saling menghabisi,” tandasnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.