Berita Nasional Terpercaya

Benahi Industri Tekstil dengan Undang-undang Ketahanan Tekstil

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Industri tekstil Indonesia saat ini benar-benar dalam kondisi darurat. Hal ini terjadi karena belum adanya payung hukum yang melindungi industri tekstil sehingga produk impor bebas masuk ke Indonesia dan tenaga kerja asing level manajer ke atas mendominasi industri tekstil.

Karena itu, perlu segera membuat payung hukum berupa Undang-undang Ketahanan Tekstil untuk mengatur produk impor, tenaga kerja, bahan baku dan melindungi industri tekstil dalam negeri. “Industri tekstil dan produk tekstil Indonesia saat ini dalam kondisi sangat terpuruk. Banyak produk tekstil impor membanjiri pasar Indonesia, sementara ekspor Indonesia sangat sedikit. Impor memenuhi pasar kita karena harga produk asing sangat kompetitif,? kata Dr Suharno Rusdi, Ketua Umum Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) di Kampus FTI UII Sleman, Kamis (21/3/2019).

Menurut Suharno Rusdi, kebijakan yang terkait dengan industri tekstil dan produk tekstil saat ini sudah tak memadai lagi sehingga perlu pembenahan secara total mulai dari pembaruan struktur, pembuatan road map yang baru hingga membuat UU Ketahanan Sandang. Hal ini untuk mengangkat industri tekstil dan produk tekstil dari keterpurukan. Dan bila pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan tak mengambil langkah strategis, industri tekstil Indonesia akan terus dalam kondisi bahaya.
    
Dikatakan, jika produk impor terus membanjir akan membuat industri tekstil dalam negeri kalah bersaing. Dan akibatnya, tenaga kerja Indonsia di bidang tekstil tidak akan terserap. ?Sejumlah industri saat ini pun telah banyak mempekerjakan tenaga asing terutama asal Tiongkok dan India. Ironisnya, terutama pada level manajer ke atas,” kata  Suharno.

Menurut Suharno, struktur industri tekstil Indonesia saat ini sangat lemah karena hampir 90 persen mesin produksi masih harus didatangkan dari luar negeri. Bahkan bahan baku kapas pun harus mengimpor. Meski demikian, Suharno tetap optimistis menyangkut ketergantungan bahan baku ini. Karena Indonesia memiliki potensi besar untuk tidak lagi tergantung pada kapas. Indonesia bisa beralih ke serat lain yang bisa dijadikan kain Rayon atau memproduksi Polyester melalui proses petrokimia.

Menurut Suharno, melalui teknologi, Indonesia harus mampu menciptakan produk tekstil yang tidak berbahan kain katun. ?Banyak teknologi sekarang ini yang mampu mengubah Rayon maupun Polyester sehingga cocok dikenakan di iklim tropis. Kita tak perlu khawatir untuk itu,? papar Suharno.

Dikatakan Suharno, Indonesia harus mampu membuat road map yang baru menyangkut tekstil, terutama terkait lokasi, harus dibangun satu kawasan industri tekstil dan produk tekstil terpadu sehingga produk tekstil kita mampu bersaing. Ia memprediksi, dengan adanya jalan tol diperkirakan industri tekstil yang saat ini banyak berada di Jawa Barat akan direlokasi ke Jawa Tengah karena akses transportasi sangat mudah dan lancar. (lip)

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.