Berita Nasional Terpercaya

Bambang Soepijanto akan Terima dengan Legawa Hasil Pemilu yang Diumumkan KPU

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID —Sikap ksatria dan legawa ditunjukkan Dr Ir H Bambang Soepijanto MM, salah satu calon Anggota DPD RI dari Dapil DIY. Ia mengaku akan menerima apa pun hasil pemilihan anggota legislatif (pileg) dan senator (DPD) 17 April 2019 yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada 22 Mei 2019.

“Tidak perlu resah dan galau. Kita percaya sepenuhnya kepada KPU. Dan apa pun hasil yang diumumkan KPU pada 22 Mei 2019 kita harus terima dengan legawa. Dan selama KPU belum mengumumkan hasil akhirnya, kita harus tetap optimis,” kata Dr Ir Bambang Soeprijadi MM kepada ratusan koordinator tim sukses (timses)/relawan/pelaksana kampanye Calon Anggota DPD RI Nomor urut 24 Bambang Soepijanto dan para wartawan pada acara ramah tamah menyongsong bulan Ramadhan 1440 H di Hotel Grand Dafam Rohan Jalan Gedongkuning, Banguntapan, Bantul, Rabu (1/5/2019).

Menurut Bambang Soepijanto, para pelaksana kampanye atau timses/relawan tak perlu galau dan pesimis dengan melihat hasil hitungan sementara karena penghitungan belum selesai. Selain itu, KPU belum mengumumkan hasilnya sehingga semua pihak harus tetap optimis. “Sampai saat ini baru 1,5 juta suara pemilih yang masuk dan masih ada 1,1 suara. Siapa tahun 1,1 juta itu adalah suara yang memilih saya,” kata mantan Dirjen Planologi Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) RI ini.

Bambang Soepijanto mengaku, kalau pun saat ini ia tidak atau belum terpilih maka ia akan menerima dengan legawa. Ia tidak akan kecewa apalagi putus asa bahkan gila seperti yang dialami beberapa caleg lainnya. Sebab, ia ikut dalam kompetisi ini bukan untuk mengejar kekuasaan tapi dalam rangka memberi pendidikan politik kepada masyarakat tentang bagaimana berpolitik yang jujur, transparan dan bebas dari politik uang (money politics). Dosen UPN “Veteran” Yogyakarta ini mengatakan, setiap zaman akan melahirkan anak zaman dan anak zaman akan melahirkan paradigma zamannya.

“Saya ini adalah anak zaman yang akan melakukan perubahan pada negeri ini. Jalan yang saya tempuh adalah melamar untuk menjadi wakil dari masyarakat DIY dalam lembaga perwakilan daerah yakni Dewan Perwakilan Daerah. Untuk itu saya ikut kontestasi sebagai calon anggota DPD RI dapil DIY. Dan berbagai ikhtiar telah sama-sama kita lakukan, perlombaan juga telah usai, kita tinggal menunggu hasil score yanf akan ditetapkan secara resmi oleh KPU. Ketika menunggu kita tidak perlu risau, karena kita telah berproses secara benar dengan input yg baik. Sedangkan output/hasil kita serahkan sepenuhnya pada skenario Allah SWT, Tuhan YME. Skenario Allah SWT bukan yang tercepat, bukan juga yang termudah tapi sudah pasti yang terbaik. Apapun hasilnya kita semua harus berbangga telah terlibat secara aktif dalam Pemilu yang dikenal dengan The Biggest One Day Election in The World,” kata Bambang Soepijanto yang merintis karir menjadi PNS (ASN) dari bawah mulai golongan II dengan menjadi Staf Direktorat Reboisasi & Rehabilitasi pada P3RP DAS Kabupaten Gunungkidul tahun 1981-1984.

“Sejalan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh kawan-kawan Korkab/Korkot dan semua korcam serta dari perkumpulan berbadan hukum seperti Gassak, Kompak Jogis (UMKM), MPPD (Masyarakat Peduli Penyandang Disabilitas, HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia), LDII, laskar-laskar pemuda serta media cetak (Harjo, Radar Jogja, Media Komunitas Nagari) dan media online Kumparancom/Tugujogja, saya haturkan beribu terima kasih. Semoga Allah SWT membalas lebih dari yang telah diberikan kepada saya. Dan saya mohon maaf jika ada tutur kata dan sikap saya yang kurang berkenan selama berinteraksi,” kata Bambang Soepijanto yang disambut tepuk tangan riuh dari para hadirin.

Hendricus Mulyono selaku salah seorang tenaga ahli timses mengatakan, tidak mudah untuk mengubah mindset masyarakat untuk memilih pemimpin yang jujur dan bersih seperti Bambang Soepijanto. Karena masyarakat sudah terlanjur terbiasa dengan figur tertentu, terlepas dari apakah ia berhasil atau mampu memperjuangkan kepentingan masyarakat atau tidak. Selain itu, masyarakat sudah terbiasa berpikir pragmatis, dalam arti mendapat apa dari siapa, itu yang dipilih.

Meski demikian, menurut Hendricus Mulyono yang akrab disapa Mbah Mul, ia tetap optimistis ke depan masyarakat akan semakin cerdas dan memilih pemimpin yang cerdas pula dengan tidak menerima imbalan apa pun. (lip)

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.