Berita Nasional Terpercaya

Bursa Inovasi Desa, Ajang Tukar Informasi dan Replikasi Program Desa

0

SLEMAN, BERNAS.ID- Terkait Dana Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Sleman akan menggelar Bursa Inovasi Desa sebagai wahana pertukaran informasi program pembangunan menuju percepatan desa mandiri. Pemerintah pusat mengucurkan Dana Desa sebesar 99 milyar untuk 86 desa di Kabupaten Sleman dengan rata-rata, setiap desa mendapatkan 1 milyar lebih.

Priyo Handoyo, selaku Kepala Dinas PMD Kabupaten Sleman mengatakan Bursa Inovasi Desa bertujuan menggali potensi desa yang selama ini belum optimal sehingga tidak akan ada pameran produk..”Selain dirasakan oleh masyarakat, Dana Desa harus betul-betul dirasakan oleh masyarakat atau menangani permasalahan-permasalahan penanganan yang ada di desa sehingga ada solusi untuk kesejahteraan masyarakat desa,” jelasnya di Kantor Humas dan Protokol Sleman, Selasa 18 Juni 2019.

“Misal, potensi desa yang bagus tapi belum tergali, misal di daerah Minggir dan Tridadi, pertanian untuk wisata karena trendnya wisata alam,” imbuhnya.

Priyo juga mengatakan Bursa Inovasi Desa diharapkan bisa mengasah masing-masing kreativitas desa karena masih banyak desa yang fokus kepada infrastruktur. “Banyak desa membangun infrastruktur, tapi belum mengkaji untuk membangun infrastruktur yang bisa mengembangkan ekonomi desa yang berkelanjutan atau peningkatan SDM,” terangnya.

Priyo juga mengatakan Bursa Inovasi Desa bisa menjadi ajang studi tiru hasil inovasi desa lain yang berhasil dan cocok untuk kebutuhan desa yang belum mengembangkan inovasinya. “Contohnya, pembentukan Bumdes yang seluruh desa di Sleman belum memiliki. Bumdes untuk mengembangkan ekonomi desa menuju kemandirian ekonomi desa. Mengembangkan potensi desa yang ditelantarkan untuk dimaksimalkan guna kemandirian desa atau bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di desa, misal sampah. Sudah ada 40 lebih Bumdes di Desa Tridadi, Desa Sambirejo, dan Desa Pendowoharjo,” bebernya.

“Nanti Bumdes pun juga bisa menjadi obyek wisata sehingga nanti juga akan ada studi kelayakan Bumdes agar inovasi bisa berfungsi untuk mengoptimalkan dana desa guna memberikan kemanfaatan bagi ekonomi berkelanjutan,” imbuhnya.

Priyo pun tak memungkiri adanya kelemahan data untuk mengetahui keunggulan desa dan apa yang dibutuhkan desa karena data yang masih belum aktual dan valid. “Kita perlu audit data untuk perencanaan ke depan,” ujarnya.

Sedangkan, Haryo Yudanto, Ketua Tim Inovasi Pendamping Desa, Kabupaten Sleman menegaskan Bursa Inovasi Desa sebagai media pertukaran informasi program bagi pemerintah desa untuk mengubah paradigma pembangunan desa. “Di bursa akan pertukaran informasi dengan tergantung kepala desa. Akan ada beberapa menu nanti, lebih dari 80 menu di bidang infrastruktur, ekonomi, kewirausahaan, dan pengembangan sumber daya manusia,”katanya.

“Tukar informasi yang ada di desa seluruh Indonesia, siapa tahu ada yang cocok diterapkan di Sleman,” imbuhnya.

Haryo mengatakan Dana Desa tidak akan fokus ke infrastruktur murni, tapi infrastruktur yang mengarah ke pemberdayaan agar menuju ke desa mandiri, misal membangun jalan untuk akses mata air atau percepatan ekonomi desa. “Dana Desa untuk mengoptimalkan program unggulan desa, Bumdes, dan infrastruktur yang mengarah ke pembangunan ekonomi desa,” katanya.

Setelah mendapatkan program desa yang tepat di Bursa Inovasi Desa, Haryo menjelaskan kepala desa akan membuat kartu komitmen yang ditandatangani Kepala Desa berupa sertifikat komitmen mereplikasi program, lalu akan teranggarkan di APBDes tahun 2020.

Bursa Inovasi Desa tahun 2019 ini akan dibagi dalam tiga cluster, yaitu (1) Cluster Barat (Seyegan, Minggir, dan Godean) akan diselenggarakan pada tanggal 25 Juni  2019 di Balai Desa Margoluwih (2) Cluster Timur (Berbah, Kalasan, Pakem) akan diselenggarakan pada tanggal 1 Juli 2019, tempat belum ditentukan, dan (3) Cluster Tengah (Tridadi, Tempel, Mlati) diselenggarakan pada tanggal 27 Juli di Youth Center Sleman. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.