Berita Nasional Terpercaya

Fondasi dengan Pegas Karya Anak UGM Ini Bisa Menahan Goncangan Gempa

0

SLEMAN, BERNAS.ID- Tiga mahasiswa Teknik Sipil UGM terinspirasi dari “shock breaker” dalam sepeda motor, menemukan terobosan inovasi rumah tahan gempa. Shock breaker itu nantinya akan diletakkan di dalam fondasi bangunan.

Peletakan shock di dalam fondasi terinspirasi dari refleksi Yosi dan kawan-kawannya, Siti Zuliana dan Miftahussurur Rosyadi saat menyaksikan gempa di Lombok NTB. Fondasi dengan shock breaker ini, mereka namai “Fondasi Spring Damper”.

Baca juga: Apa Itu Jurusan Sistem Informasi? Inilah Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya

Dari refleksi itu, Yosi mencetuskan ide terkait fondasi yang mengandung pegas. Inspirasi tersebut kemudian mengombinasikan shock sebagai medium gerak osilasi pegas, yang telah banyak dipelajarinya pada mata kuliah seputar Mekanika.

“Ide kita adalah meletakkan mesin sederhana berupa pegas (shock breaker) di dalam fondasi. Kami memberi shock breaker di dalam fondasi sehingga pondasi itu akan tahan gempa. Dengan biaya, hanya tiga juta rupiah bisa dibangun untuk pondasi bangunan tipe 48,” ungkap Yosi didampingi Dr Devi Oktaviana Latif, Dosen Pembimbing PKM, di Fakultas Teknik UGM, Jumat pagi 19 Juli 2019.

Yosi mengatakan pegas di dalam fondasi itu nantinya untuk meredam goncangan. “Analoginya, jika motor dengan shock breaker dapat menahan beban manusia dan beban dari motor sendiri, bahkan kadang juga untuk mengangkut barang, maka pondasi bangunan dengan shock breaker juga akan dapat meredam goncangan,” jelas Yosi.

Menurut Yosi, Fondasi dengan shock breaker ini dapat menopang beragam bangunan sederhana, mulai dari bangunan berdinding triplek hingga bata permanen, termasuk atap dengan rangka kayu maupun baja ringan. “Fondasi ini sangat cocok untuk ketahanan bencana Indonesia, karena pembuatannya murah, caranya mudah, bahannya sederhana dan tidak susah. Begitu pula penggunaannya. Fondasi tinggal ditanamkan pada kedalaman 50 sentimeter lalu bangunan didirikan seperti biasa,” ujar Yosi.

Baca juga: 5 Universitas Jurusan Sistem Informasi Terbaik di Indonesia

Pada April lalu, Yosi dan kawan-kawan telah memperoleh dana hibah dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kementerian Ristekdikti. Mereka sedang berkolaborasi untuk menerapkan Spring Damper pada Hunian Transisi Menuju Permanen (Huntrap), yang diproduksi Fakultas Teknik UGM untuk korban gempa.

Pengujian struktur di laboratorium juga telah mereka lakukan dan telah menuai hasil positif. Data grafik dalam bentuk frekuensi dan perpindahan, menunjukkan adanya perbedaan signifikan ketika menggunakan Spring Damper dibanding pondasi pada umumnya.

“Materialnya boleh sederhana. Tapi kekuatannya tidak sederhana dan siap menahan goncangan. Data hasil laboratorium menunjukkan penggunaan pondasi menghasilkan perpindahan (struktur) yang lebih kecil. Artinya lebih tahan goncangan, termasuk gempa,” ungkap Dr Devi selaku Dosen Pembimbing.

Ke depan, Yosi dan kawan-kawan berharap Fondasi Spring Damper dapat menarik minat industri dan disosialisasikan di seluruh negeri. Untuk mewujudkan hal tersebut, Yosi hingga saat ini terus melakukan analisis, pertimbangan material, dan penyempurnaan lebih lanjut. Termasuk mengembangkan PKM tersebut agar mampu melaju dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-32 yang akan digelar di Universitas Udayana Bali. (jat)

Baca juga: 13 Universitas Jurusan Akuntansi Terbaik Indonesia dan Luar Negeri

Leave A Reply

Your email address will not be published.