Berita Nasional Terpercaya

Untuk Pencegahan, Layanan Dokter Keluarga Perlu Diperkuat

0

SLEMAN, BERNAS.ID-.Pakar kedokteran keluarga FKKMK, Dr dr Wahyudi Istiono, mengatakan dokter keluarga tidak hanya diperlukan untuk melayani pengobatan bagi anggota keluarga, tapi bisa melakukan tindakan preventif untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang sehat dan menurunkan jumlah kasus penyakit tertentu.

Oleh karena itu, metode layanan kesehatan dokter keluarga perlu diperkuat untuk mencegah anggota keluarga yang menderita jenis penyakit yang sama. ?Prinsip kedokteran keluarga itu menangani banyak kasus penyakit agar bisa dicegah, jika ada kasus DM (Diabetel mellitus) dan jangan sampai ada DM lagi di keluarga itu atau kasus skabies,? kata Wahyudi selaku pembicara dalam bedah buku ?Mewujudkan Keluarga Sehat dengan Dokter Layanan Primer? di Ruang Theater, Gedung Perpustakaan FKKMK UGM beberapa waktu yang lalu.

Wahyudi mengatakan semua penyakit bisa dicegah sejak dini agar tidak terkena pada stadium lanjut. Namun, konsep layanan kesehatan preventif saat ini belum gencar dilaksanakan sehingga metode pengembangan layanan kesehatan preventif sebaiknya juga perlu diperbaiki. “Layanan kesehatan preventif masih kurang dikenalkan dan metodenya belum banyak dikembangkan,? katanya.

Ia berpendapat layanan dokter keluarga perlu dimaksimalkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyrakat serta menurunkan tingkat insidensi penyakit di sebuah keluarga. ?Sebab anggota keluarga yang sehat dan sakit itu bisa berkonsultasi dengan dokter keluarga,? paparnya.

Sedangkan, praktisi kesehatan sekaligus kepala Puskesmas Nglipar I Gunungkidul dr Diah Prasetyorini, MSc, menyampaikan pengalamannya dalam memberikan layanan kesehatan di daerah pedesaan. Ia menyarankan kegiatan puskesmas diarahkan ke layanan kuratif dan preventif, tapi umumnya pasien yang datang ke puskesmas adalah bersifat kuratif.

Ia menangkap fenomena jumlah pasien yang datang ke puskesmas justru meningkat drastis semenjak adalnya program BPJS sementara jumlah dokter hanya dua orang per puskesmas.

Berdasarkan pengalamannya dalam melakukan layanan kesehatan preventif, ia mengakui kesadaran masyarakat untuk berobat secara teratur masih sangat kurang, misal dari 12 indikator keluarga sehat, persoalan yang sering ditemui di lapangan berupa masih adanya anggota keluarga yang merokok, menderita hipertensi tapi tidak berobat teratur, dan keikutsertaan mereka pada program KB masih rendah.

Selain menghadapi kendala masih minimnya berobat secara teratur, Diah menyebut diperlukan upaya untuk mengubah paradigma masyarakat bahwa yang berkunjung ke puskesmas bukanlah pasien yang sakit saja, tapi yang sehat juga. “Kita bisa bayangkan di lapangan banyak yang tidak berobat secara teratur, sementara di era BPJS pemberian layanan, kebijakannya bisa berubah sewaktu-waktu,? ujarnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.