Berita Nasional Terpercaya

Hari Polwan ke-71, Polda DIY Sajikan Cerita Kolosal Cikal Bakal Polwan

0

SLEMAN, BERNAS.ID- Peringatan HUT Polisi Wanita (Polwan) ke-71 berlangsung meriah di halaman Mapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Peringatan HUT Polwan kali ini mengangkat tema, “Dengan Semangat Promoter Pengabdian Polwan untuk Masyarakat, Bangsa dan Negara”, Selasa 10 September 2019.

Selain ada kenaikan Polwan dari AKBP ke Kombes Pol, berbagai pertunjukan seni dan budaya ditampilkan dalam peringatan HUT Polwan ke-71 seperti Hadroh dari Polres Sleman, Tari Gedruk dengan kostum dan topeng buto dari Polres Gunungkidul, dan tari kolosal dari gabungan polwan dan tentara wanita TNI yang menceritakan awal dibentuknya polwan di Republik Indonesia.

Dalam sambutannya, Kapolda DIY, Irjen Pol Ahmad Dofiri mengungkapkan kebanggaannya terhadap para polwan, khususnya di wilayah Yogyakarta. “Polisi wanita dari Polda DIY tidak pernah absen dari pasukan perdamaian PBB. Masih ada 3 polwan Polda DIY yang bertugas di Pasukan Perdamaian di PBB,” tuturnya.

Kapolda DIY juga menyampaikan ada 3 polwan menjadi Kapolsek di wilayah Polda DIY. “Saya bangga terhadap para polwan-polwan di wilayah Yogyakarta. Saya mengikuti perkembangannya sejak saya menjadi Kapoltabes hingga menjadi Kapolda DIY,” ujarnya.

“Untuk tingkat nasional, saat ini ada 3 polwan menjabat kepala satuan di tingkat Mabes Polri dengan pangkat Brigjen Pol. Artinya, polwan mampu berkiprah dan berkarir seperti polisi laki-laki,” tambahnya.

Sedangkan, dalam sambutannya yang dibacakan Kapolda DIY, Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan peringatan HUT Polwan ini sebagai bentuk penghormatan eksistensi para polwan di Polri selain sebagai penghormatan Polri kepada nilai-nilai kemanusiaan. “Dalam bidang penugasan, para polwan banyak menunjukkan prestasi yang membanggakan,” ucapnya.

Jenderal Tito pun menceritakan berdirinya polwan di Polri yang bermula dari peristiwa Agresi Militer Belanda yang pertama pada tahun 1947 silam. “Pada Agresi Militer Belanda yang pertama, banyak pengungsi khawatir adanya penyusupan. Lantaran hanya ada polisi laki-laki, untuk melakukan penggeledahan kepada wanita-wanita karena dikhawatirkan adanya penyusupan, maka diminta bantuan istri dari personel Polri untuk penggeledahan,” katanya.

“Sejumlah organisasi pun meminta agar dibentuk polwan untuk melaksanakan tugas-tugas khusus tersebut,”tambahnya.

Pada tanggal 1 September 1947, Jenderal Tito menyebut ditunjuklah empat wanita pertama yang mengikuti sekolah inspektur. Keempat wanita itu pun menjadi cikal bakal dari polwan pertama di Indonesia. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.