Berita Nasional Terpercaya

Dosen Poltekkes : Yogyakarta Darurat Penyakit Tidak Menular

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Tingginya prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di Yogyakarta memicu Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Dr Tri Siswati, M.Kes melakukan riset implementatif model pengembangan Posbindu PTM Institusi bersama timnya Dr Heru Subaris, M.Kes dan Yustiana Olfah, M.Kes. Sehingga dia menyatakan Yogyakarta darurat penyakit tidak menular.

“Empat institusi dalam penelitiannya mempunyai karakteristik yang berbeda, yakni 2 institusi Polri/TNI dan 2 ASN, tentunya dengan karakter karyawan yang berbeda,” ujarnya, Selasa (17/9/2019) kepada bernas.id melalui pesan WA.

Dilaporkan bahwa sebagian besar karyawan menjadi perokok  pasif sebanyak 52 persen,  konsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsi per hari sebanyak 77 persen. “Sedentary life style rata-rata lama duduk 7,3 jam perhari, rata-rata lama olah raga per minggu 27 menit,” tambah Dr Tri.

Sementara, lanjutnya pengukuran status gizi karyawan dengan IMT menyatakan bahwa sebagian besar karyawan obese 71% dan obese sentral utamanya disandang oleh perempuan 61%. “Hasil pemeriksaan tekanan darah menunjukkan bahwa 30% karyawan pre hipertensi dan hipertensi, 13%  karyawan gula darahnya sedang dan tinggi, dan 82% kadar kolesterol total sedang dan tinggi,” sebutnya. 

Tingginya faktor risiko PTM berdasarkan paparan rokok, sedentary life style, kurangnya konsumsi sayur buah dan  obesitas menjadikan perhatian bagi kita semua agar darurat PTM  dapat dihindari.  

“Penyakit-penyakit ini memang tidak memberikan gejala yang khas, namun dampaknya bisa beujung kematian, sehingga disebut dengan silent killer diseases,” katanya.

Posbindu PTM institusi ini sangat penting bukan saja untuk  deteksi dini PTM namun juga untuk  upaya health promoting working place, mewujudkan Indonesia lebih sehat. “Karyawan menghabiskan waktunya hampir separuh dari hidupnya di kantor, sehingga lingkungan kerja yang sehat akan memberikan support bagi perkembangan karirnya, memberi keuntungan pada produktivitas institusi atau organisasi dan juga keberlangsungan kesejahteraan keluarga,” pungkas Dr Tri. (mar)

Leave A Reply

Your email address will not be published.