Berita Nasional Terpercaya

Lidah Elektronik Terkecil di Dunia Ini Berasal dari Sleman, Jogja

0

SLEMAN, BERNAS.ID- Elto (electronic tounge) namanya, sebuah alat multi fungsi untuk membuktikan keaslian produk-produk makanan seperti kopi luwak, teh, dan zam-zam, deteksi kontaminasi produk dan kehalalannya, serta deteksi narkotika. Lidah elektronik ini dikembangkan oleh Dosen Fisika FMIPA UGM sekaligus peneliti di Institute of Halal Industry and System (lHIS) UGM, Dr Eng Kuwat Triyana, MSi.

?Alat ini bekerja layaknya lidah kita. Tak kurang dari dua menit, elto bisa menganalisa berbagai macam rasa seperti pahit, asin, asam, manis, dan gurih atau umami. Bahkan, ketika dibawa untuk kalibrasi ke Portugal, orang sana mengatakannya sebagai lidah elektronik terkecil di dunia,?jelas Dr Kuwat kepada wartawan dalam konferensi pers di Laboratorium Fisika Material dan Insumentasi (Fismatel) Departemen Fisika FMIPA UGM, Jum'at (15/1). 

Dr Kuwat menyampaikan Elto dibuat dengan komponen utama berupa larik sensor rasa sebagai elektroda kerja, elektroda referensi, sistem akusisi data, dan sistem kecerdasan buatan (Al) yang dihubungkan ke komputer atau ponsel cerdas Android secara nirkabel. Alat ini pun diklaimnya sebagai lidah elektronik terkecil yang ada hingga saat ini. “Untuk mendukung portabilitas, alat ini menggunakan sumber energi berupa satu baterai lithium 3.500 mAH yang bisa bertahan hingga 14 jam untuk penggunaan secara kontinu,” jelasnya.

Untuk cara pengoperasian perangkat ini, Dr Kuwat mengatakan sangat mudah. “Sampel produk yang akan dideteksi cukup dilarutkan atau diseduh dengan air atau alkohol tergantung sifat sampelnya. Selanjutnya ujung larik sensor dicelupkan ke dalam larutan sampel tersebut selama 1-2 menit. Kemudian data diproses berbasis kecerdasan buatan hingga dengan mudah diambil sebuah keputusan atas sampel tersebut,” bebernya.

?Hasilnya, tidak lebih dari 2 menit sudah bisa dilihat di layar komputer atau perangkat berbasis Android apakah produk tersebut asli atau tidak, halal atau tidak, serta tingkatan kualitas tertentu,” imbuhnya. 

Selain mampu mendeteksi secara cepat, lanjut Dr Kuwat, alat ini juga memiliki akurasi tinggi, yakni lebih dari 98 persen. “Keunggulan lain dan yang membedakan dengan alat yang sudah ada di pasaran adalah bersifat portable, dapat terhubung secara nirkabel dengan perangkat berbasis Android dan komputer,” ujarnya.

“Selain itu dapat terhubung ke jaringan internet sehingga memungkinkan untuk dibawa dan digunakan untuk melakukan tes di berbagai tempat secara langsung berbasis loT,” imbuhnya.

Untuk saat ini, Dr Kuwat menyebut alat lain yang ada di pasaran, produk luar negeri, memiliki dimensi yang besar seukuran meja sehingga tidak bisa dipindah tempatkan dengan mudah. Sedangkan, sistem akuisisi data dari elto, sebut Dr Kuwat, memiliki dimensi hanya 105x73x35 mm dan elto ini telah dikalibrasi dan diverifikasi di laboratorium sebuah universitas di Braganca Portugal. 

Elto dikembangkan sejak tahun 2016 dengan menghabiskan biaya penelitian Rp200-an juta dengan tim mahasiswa pascasarjana Fisika UGM yaitu Shidiq Nur Hidayat dan Trisna Julian. “Targetnya, pada tahun ini akan distandardisasi dan tahun 2021 bisa segera diluncurkan dan diproduksi secara massal untuk aplikasi tertentu,” ujarnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.