Berita Nasional Terpercaya

Riset dan Inovasi tentang Sawit Penting karena Ada Kompetisi di Luar

0

SLEMAN, BERNAS.ID- INSTIPER Yogyakarta dan PT Astra Agro Lestari (AAL) menandatangani nota kesepahaman tentang riset, inovasi, dan kajian Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan di Auditheater INSTIPER, Selasa (28/1). Riset dan inovasi ini diperlukan untuk membuat produk sawit semakin kompetitif di pasar dunia.

Dr Ir Harsawardana selaku Rektor INSTIPER dan Ir Joko Supriyono selaku Wakil Presiden Direktur PT AAL mewakili penandatangan nota kesepahaman tersebut.

Dr Harsawardana menjelaskan, “Nota kesepahaman tersebut dimaksudkan untuk memberikan payung hukum bagi penyelenggaraan kerjasama untuk memenuhi kebutuhan dan memperoleh manfaat yang saling menguntungkan bagi INSTIPER dan PT AAL Tbk. Dengan adanya nota kesepahaman tersebut diharapkan dapat mewujudkan hubungan kerjasama antara INSTIPER dan PT AAL Tbk dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki guna mendukung pencapaian tujuan bersama,” jelasnya.

Dr Harsawardana menambahkan, “Ruang lingkup kerjasama ini meliputi kerjasama untuk melakukan riset dan inovasi teknologi sepanjang rantai pasok bisnis industry kelapa sawit, mengembangkan pusat pengetahuan, pendidikan dan pengembangan, SDM perkelapa-sawitan, melakukan kajian kebijakan pengelolaan dan pengembangan penerapan system produksi dan bisnis rantai pasok kelapa sawit, serta mengumpulkan dan mengelola informasi dalam bentuk system big data yang kredibel.”

Sedangkan, Ir Joko Supriyono selaku Wakil Presiden Direktur PT AAL mengatakan kampus memang harus bekerjasama dengan perusahaan industri sawit. “Ujung-ujungnya kampus memang harus bekerjasama dengan perusahaan agar konkret karena perusahaanlah yang mempunyai kebun atau resource untuk melakukan riset dan inovasi,” ujarnya.

“Riset dan inovasi diperlukan karena ada kompetisi sebab dua tahun ini, petani sawit mengeluh karena sawit harga turun,” imbuhnya.

Ir Joko pun bertanya, “Apakah produk sawit Indonesia yang dikelola perusahaan dan petani sudah kompetitif dan mempunyai kekebalan belum? Ternyata belum,” tuturnya.

“Ini menjadi tantangan kita agar sawit memiliki daya saing agar selalu kebal terhadap situasi apapun karena sawit sampai sekarang menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia,” tambahnya.

Ir Joko pun tak memungkiri untuk menciptakan sawit yang kompetitif, perusahaan dan akademisi harus banyak melakukan riset dan inovasi agar bisa bertahan ke depan. “Saat ini pun sawit masih ketinggalan di zaman digital ini. untuk itu, kita perlu naik kelas atau naik tingkat di dalam pengelolaan sawit dengan kemajuan teknologi saat ini,” ujarnya.

Pada acara penandatanganan nota kesepahaman tersebut juga dilakukan kuliah umum yang disampaikan oleh M Hadi Sugeng Wahyudiono selaku Chief Agronomy & Research Officer PT Astra Agro Lestari Tbk dengan topik “Peran Strategis dan Tantangan Keberlanjutan Industri Kelapa Sawit Indonesia.”

Dengan adanya nota kesepahaman antara INSTIPER dengan  PT AAL diharapkan mampu mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia. Terutama dengan telah dicanangkannya B30 sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.