Berita Nasional Terpercaya

Emisi Lebih Baik, Rokok Elektrik Alternatif Rokok Tembakau

0

SLEMAN, BERNAS.ID- Rokok elektrik (vape) masih menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat terkait pengaruhnya terhadap kesehatan si pemakai. Namun, banyak masyarakat masih belum mengetahui rokok elektrik yang sesungguhnya.

Dokter umum sekaligus narasumber talkshow Vape vs Issue, dr Arifandi Sanjaya mengatakan vape itu sendiri sebenarnya dapat difungsikan sebagai alat peralihan dari rokok tembakau untuk nantinya bisa sampai hidup tanpa nikotin sama sekali. “Untuk keadaan sekarang, yang disarankan untuk perokok menggunakan vape itu. Kalau untuk bukan perokok, saya tidak sarankan untuk menggunakan vape karena nanti tetap akan ada perubahan, sebab ada benda asing yang masuk dibandingkan gas yang ada di udara biasanya,” jelasnya di salah satu hotel di kawasan Babarsari, Sabtu 1 Februari 2020.

Ia pun menyatakan adanya perubahan yang baik saat perokok tembakau beralih ke vape. “Kita akan melihat perubahan yang baik saat beralih dari rokok ke vape. Hasilnya akan lebih baik, sebab gas buang emisinya akan lebih bagus dibandingkan dengan rokok karena vape itu tidak ada tar dan karbonmonoksida,” tuturnya.

“Karbonmonoksida itu yang membuat dada sesak, sedangkan tar akan membuat banyak bercak-bercak di bagian paru-paru. Itu yang coba kita hindari dengan penggunaan vape,” imbuhnya.

Dengan penggunaan vape yang kadar nikotinnya bervariatif, lanjut dr Arifandi, akan  memberhentikan perokok tembakau untuk nantinya akan sampai bisa hidup tanpa nikotin sama sekali. “Vape akan membuat adiktif juga, tapi tidak sekuat rokok sehingga karena nikotinnya variatif,” ucapnya.

Saat memeriksa hasil rontgen paru-paru ratusan vapers yang dipajang di ruang seminar, dr Arifandi menunjukkan bahwa paru-paru mereka 95 persen hasilnya baik dan normal. “Yang perlu saya tekankan di sini, ini untuk mengklarifikasi isu-isu dari Amerika. Kita buktikan, yang memakai satu atau dua tahun vape hasilnya masih baik. Untuk ke depan, memang perlu penelitian lebih lanjut, apakah vape ini bisa dipakai untuk jangka waktu yang lebih lama,” ujarnya.

Sedangkan, Eko HC, Ketua Bidang Hubungan Pemerintahan Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia sekaligus pengusaha rokok elektrik menanggapi fatwa haram yang dikeluarkan Muhammadiyah. “Tahun 2010, Muhammadiyah mengeluarkan fatwa haram terhadap rokok, lalu tanggal 24 Januari 2020 lalu, Muhammadiyah juga mengeluarkan fatwa haram untuk vape. Artinya mereka punya semangat untuk mengurangi angka prevalensi perokok karena setiap tahunnya pertumbuhan terus naik, cukup tinggi,” katany.

Eko mengatakan bahwa vape juga memiliki semangat yang sama untuk mengurangi angka perokok tembakau. “Vape memiliki tujuan yang sama, tapi perokok itu butuh solusi lain, tidak bisa hanya sekedar disuruh untuk berhenti,” ucapnya.

Ia pun berharap semoga dengan semangat yang sama ini, nantinya bisa membuka ruang diskusi antara pihaknya sebagai pelaku industri dengan organisasi seperti Muhammadiyah dan pemerintah supaya pertumbuhan angka prevalensi perokok menurun. “Harapannya, kajian terus dilakukan dan membuka ruang diskusi dengan semua elemen karena yang baru membuka itu Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan. Kita berharap Kementerian Kesehatan membuka ruang diskusi,” bebernya.

Sementara itu, Niagara Galih Prayogo, (26) warga Jogja merasakan manfaat nyata dari vape. Ia membuktikan berat badannya bisa naik daripada saat menjadi perokok tembakau. “Dulu saya mentok (berat badan-red) di 45 kilogram, sekarang 60 kilogram. Lalu, setahun memakai vape, napas menjadi enteng setiap bangun tidur tak seperti dulu,” katanya.

Sebelumnya, sekitar 200 pengguna vaporizer (rokok elektrik) Yogyakarta ramai-ramai melakukan rontgen paru-paru di salah satu laboratorium di Jalan Kaliurang Sleman, Jumat siang (20/12/2019) untuk menepis tuduhan negatif belakangan ini bahwa rokok vape merusak kesehatan. Setelah melakukan rontgen, hasilnya tidak diketemukan kendala kesehatan di paru-paru padahal mereka telah menghisap vape lebih dari satu tahun.

Tata Jamil, perwakilan vapers Yogyakarta yang telah 6 tahun memakai vapers menjelaskan bahwa memilih rontgen paru-paru sebagai salah satu bukti dan fakta bahwa dirinya dan teman-teman lain baik-baik saja. “Kami ingin menyampaikan kebaikan vape dan kami ingin semua orang tahu itu. Dengan vape, kita bisa memilih takaran nikotin yang dihisap, bahkan kita bisa memilih sampai nol,” katanya kepada para awak media saat itu. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.