Berita Nasional Terpercaya

Sardjito Tidak Melayani Swab Corona secara Mandiri, Ini Alasannya

0

SLEMAN, BERNAS.ID- Berkaitan dengan beredarnya informasi RSUP Dr Sardjito membuka Layanan Test COVID-19 mandiri, Humas RSUP Dr Sardjito mengklarifikasi kabar tersebut agar tidak terjadi kesalahanpahaman masyarakat. Klarifikasi ini perlu dilakukan karena banyaknya permintaan dan pertanyaan yang masuk ke RSUP dr Sardjito.

Kepala Bagian Hukum dan Humas,
Banu Hermawan menyatakan sampai saat ini RSUP Dr Sardjito belum mampu melakukan swab untuk pemeriksaan corona secara mandiri. “RSUP Dr Sardjito saat ini melayani pasien rawat jalan yang menginginkan pemeriksaan paru sebatas screening awal untuk masyarakat yang membutuhkan. Kami menegaskan kembali bahwa pemeriksaan yang dilakukan atas inisiatif pasien sendiri tersebut hanya dilakukan dalam bentuk medical checkup dengan biaya 500.000 rupiah dan dilakukan tanpa swab sehingga belum dapat diketahui pasien positif atau negatif seseorang terhadap Covid-19,” jelasnya, Sabtu 21 Maret 2020.

Banu mengatakan Swab saat ini hanya dapat dilakukan oleh Balitbangkes atau laboratorium lain yang ditunjuk dan RSUP Dr Sardjito belum melaksanakan Swab secara mandiri. “RSUP Dr Sardjito melakukan swab hanya kepada pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat Inap di RSUP Dr Sardjito. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan countainer (tempat penampung sample-red) untuk pengiriman sample jumlahnya terbatas sehingga prioritas swab hanya untuk pasien PDP yang dirawat di RSUP Dr Sardjito saja,” urainya.

“Kami sampaikan bahwa pemeriksaan yang dilakukan di rawat jalan berupa screening awal yang dilakukan kepada orang yang memiliki gejala apabila orang yang datang tanpa gejala maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Namun bila ada gejala dan pernah bersinggungan dengan penderita covid-19 yang positif, maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa foto rongsen untuk mengetahui fungsi paru saja. Dari screening awal tersebut, kami baru akan tentukan status ODP atau PDP,”imbuhnya.

Banu menyampaikan petunjuk sebelum masyarakat melakukan pengecekan secara inisiatif sendiri. Alurnya sebagai berikut:

RSUP Dr Sardjito dalam screening awal covid membagi 4 kriteria pasien, yaitu pasien sehat, pasien flu, Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Alur pemeriksaan dimulai dengan pendaftaran yang dilanjutkan dengan proses screening oleh Tim Medis. Pasien yang lolos screening dan dinyatakan sehat dapat melanjutkan pemeriksaan medical check up paru di Klinik Medical Check Up jika menginginkan.

Namun, orang yang terindikasi memiliki gejala, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pada pasien yang terjaring screening medis, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan tes ronsent paru. Pasien dengan hasil ronsent baik, akan diperiksa sesuai indikasi medis lain selain Covid seperti diperlakukan sebagai flu. Tapi, jika ditemukan adanya gejala yang masuk kriteria covid maka statusnya adalah Orang Dalam Pengawasan (ODP). Jika secara klinis baik, maka diperkenankan untuk meninggalkan rumah sakit dengan diberikan Kartu Pengawasan dari RSUP Dr Sardjito. Pengawasan dilakukan oleh Tim Medis selama 14 hari mendatang. Pasien dapat berkonsultasi dengan Tim Pengawasan COVID-19 RSUP Dr Sardjito melalui hotline khusus bagi ODP. Adapun pembiayaan yang dikeluarkan untuk screening atas inisiatif pasien sendiri dipergunakan untuk biaya pendaftaran, screening dan foto ronsent tanpa swab. 

Pada pasien dicurigai COVID-19 setelah pemeriksaan tes ronsent, mengacu pada pneumonia akut disertai dengan sesak nafas, maka pasien akan diisolasi di bangsal khusus dan dinyatakan statusnya sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Pemeriksaan Swab dilakukan berdasarkan persetujuan dokter sejauh diperlukan sebagai data penunjang pemeriksaan. Pada tahapan ini, seluruh biaya perawatan dicover oleh negara.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mensikapi COVID-19 dengan tenang dan tidak panik. Koordinasi lintas fungsi telah dilakukan baik Kemenkes, dinasterkait, maupun rumah sakit jejaring yang ada.  Cuci tangan dengan baik dan benar aka nmemutus mata rantai penyebaran COVID-19,” tutup Banu. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.