Berita Nasional Terpercaya

Bupati Sleman, Bantul, dan Gunungkidul Laporkan Perkembangan Penanganan CoViD-19 ke Gubernur DIY

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID- Tiga Bupati dari Kabupaten Sleman, Bantul, dan Gunungkidul melaporkan perkembangan penanganan CoViD-19 di masing-masing daerahnya kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Meski telah terjadi penambahan pasien positif, bahkan adanya klaster baru pesebaran CoViD-19, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) belum akan dilakukan di tiga kabupaten tersebut.

Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, pihaknya tengah  melakukan pendataan bagi pengunjung Indogrosir yang akan melakukan rapid test. Sebelumnya, Indogrosir telah ditetapkan sebagai klaster baru pesebaran CoViD-19 setelah didapati karyawan yang positif CoViD-19.

?Sampai laporan terakhir yang diberikan pada saya, sudah ada sekitar 1375 pendaftar rapid test untuk klaster Indogrosir, dari 1500 kuota yang kami siapkan. Besok (12/05) rapid test akan mulai kami lakukan, perhari 500 orang dengan tetap menerapkan aturan kesehatan,? ujarnya saat ditemui di Komplek Kepatihan, Yogyakarta pada Senin (11/05) usai pertemuan dengan Gubernur DIY.

Sri menambahkan, semua pendaftar yang nantinya memiliki hasil reaktif, akan langsung dikarantina di Asrama Haji. Ia mengatakan, Kabupaten Sleman pun telah menyiapkan Asrama Haji yang terletak di Jalan Lingkar Utara Yogyakarta dengan daya tampung 156 orang. Menurutnya, jika 10% peserta rapid test hasilnya reaktif, satu lokasi ini masih mampu menampung. ?Tapi kami berharap yang reaktif tidak banyak. Jangan sampailah lebih dari 5%. dan yang reaktif tentu juga akan kami dorong untuk dilakukan swab test,? tuturnya.

Terkait penerapan PSBB, Sri pun menegaskan jika pihaknya belum akan mengarah ke PSBB. Namun diakuinya, penanganan CoViD-19 di Kabupaten Sleman tetap akan dilakukan secara masif dan upaya tracing juga terus dilakukan, termasuk bagi lingkungan pasien yang telah dinyatakan positif CoViD-19.

Ditambahkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr Joko Hastaryo, MKes, upaya Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan active case tracing untuk klaster Indogrosir tak dipungkiri akan membuat kemungkinan ditemukannya pasien positif CoViD-19 semakin besar. Namun, berbagai antisipasi juga telah dipersiapkan.

?Tidak hanya Asrama Haji, kami juga memastikan kapasitas rumah sakit di Sleman untuk menampung pasien CoViD-19. Dari kejadian ini, ada sisi positifnya juga karena bisa segera diketahui, sebelum semakin menyebar,? ujarnya.

Sedangkan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharjo mengatakan, guna penanganan CoViD-19 selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Bantul telah menyiapkan dua rumah sakit tambahan. Keduanya ialah RS Rajawali Citra dan RS Nur Hidayah. ?Kami juga meningkatkan kewaspadaan karena yang ada di masyarakat sekarang ini, rata-rata sudah tanpa gejala. Kira-kira sekitar 80% dari pasien CoViD-19 yang ada di Bantul adalah tanpa gejala,? tuturnya.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Badingah pun menegaskan, pihaknya akan memaksimalkan RS Saptosari guna menampung warga yang akan dikarantina. Lokasi utama ini juga telah dibantu dengan berbagai lokasi yang disediakan oleh warga di tiap desa masing-masing. ?Meski memiliki kapasitas maksimal 60 orang, karena sedang pembangunan, kapasitas RS Saptosari saat ini hanya sekitar 25 orang. Tapi nanti kalau kurang, dari Persatuan Jamaah Haji Indonesia sudah menyatakan bersedia ikut menyediakan tempat,? terangnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.