Berita Nasional Terpercaya

Perhatikan Penggunaan Bahasa Untuk Hindari Stigma, Studi Kasus Covid-19

0

JAKARTA,BERNAS.ID – Penting untuk memerhatikan penggunaan bahasa ketika memyampaikan sesuatu di tengah terjadinya pandemi Covid-19. Kesalahan penggunaan bahasa atau pilihan kata dapat menimbullkan stigrma pada seseorang atau masyarakat secara luas, bahkan dapat menyebabkan virus.

“Kata-kata seperti jauhi dia' atau 'jangan dekat-dekat' yang kita tujukan pada seseorang yang posicif Covid-19 dapat menimbulkan stigma yang dapat berakibat buruk. Karena itu, perhatikan benar-benar bahasa yang kita gunakan,” demikian disampaikan Rully Hutapea, Faith and Development Specialist Wahana Visi Indonesia (wwl), dalam keterangan persnya, Selasa (12/6/2020).

Untuk itu, hindarilah istilah yang dapat menciptakan kesan bahwa mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19 melakukan sesuatu yang salah. Kata-kata yang harus dihindari termmasuk “kasus”, “korban”, “suspect”

“dicurigai”, “diduga mentransmisi Covid-19”, “menulari” atau “menyebarkan virus”. Jika ingin menyebut seseorang yang terkonfirmasi posicif Covid-19 cukup dengan “orang yang sedang dirawat karena Covid-19”.

“Stigma negatif yang dilekatkan pada mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19 akan membuat orang atau keluara tersebut enggan mengakui, melakukan karantina atau mendapat penanganan lebih lanjut

sebagai upaya penyembuhan. Hal ini akan lebih membahayakan lingkungan di sekitarnya,” unglkap Rully

Menjaga jarak fisik (physical distancing) harus dilakukan untuk mencegah penularan. Namun, hal itu bukan berarti kita tidak peduli dengan tetangga atau orang di sekitar kita yang positif Covid-19 atau para tenaga medis yang tengah berjuang menangani pasien. Pemberian dukungan perlu dilakukan tanpa harus bertemu secara fisik. Hal yang paling utama saat ini adalah bagaimana kita dapat saling  mendukung dan menyemangati agar masa pandemi ini dapat berlalu lebih cepat. (fir)

Leave A Reply

Your email address will not be published.