Berita Nasional Terpercaya

Waspada! Patah Hati dapat Menyebabkan Kelainan Jantung yang Serius

0

Bernas.id – Permasalahan dalam kehidupan yang sering muncul mampu membuat kita menjadi patah semangat. Permasalahan semakin terasa dalam jika berkaitan dengan hati dan berhubungan dengan orang terdekat. Patah hatii misalnya, sering menjadi akar dari permasalahan yang muncul selanjutnya. Sakit karena patah hati dapat menyerang jantung, lo! Dalam dunia medis, penyakit ini disebut dengan broken heart syndrome (BHS). Penasaran? Mari simak uraian singkat berikut ini:

Seperti yang dilansir dalam situs halo sehat, broken heart syndrome (BHS) alias sindrom patah hati atau disebut juga tako-tsubo cardiomyopathy adalah salah satu bentuk kelainan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler (jantung). Pada BHS terjadi gangguan fungsi bagian jantung yaitu ventrikel, yang berhubungan dengan ketidakcukupan aliran darah melalui arteri koroner (pembuluh jantung yang menghidupi jantung). Sindrom ini memiliki banyak nama yang terdengar rumit, di antaranya transient left ventricular apical ballooning syndrome atau stress cardiomyopathy atau ampulla cardiomyopathy atau neurogenic myocardial stunning.

Broken heart syndrome tergolong dalam kelainan psikosomatis yang spesifik pada sistem kardiovaskuler. BHS dijumpai pada 86-100% wanita berusia sekitar 63-67 tahun. Sebagian besar kasus BHS dialami wanita setelah masa menopause. Walaupun demikian, BHS dapat menyerang semua usia tanpa terkecuali, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat stress emosional yang berat dan tidak mendapat terapi yang cukup.

BHS tidak disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah jantung. Stresor sebagai satu-satunya faktor pemicu broken heart syndrome dan dikelompokkan menjadi stres emosional dan stres fisik. Setidaknya satu macam stres terdeteksi pada 98% penderita, yaitu stress semosional.

Stres emosional dapat disebabkan oleh hal-hal yang mungkin kita alami dalam kehidupan sehari-hari berikut:

  • Kecelakaan, kematian, cedera/luka, atau sakit berat yang menimpa anggota keluarga, sahabat, atau hewan peliharaan kesayangan;
  • Bencana alam seperti trauma setelah gempa bumi, tsunami, tanah longsor
  • Krisis keuangan hingga bangkrut
  • Terlibat perkara hukum
  • Pindah ke tempat tinggal baru
  • Berbicara di depan umum (public speaking)
  • Menerima kabar buruk (diagnosis penyakit utama setelah medical check-up), perceraian, konflik keluarga
  • Tekanan atau beban kerja berlebihan
  • Stres fisik
  • Upaya bunuh diri
  • Penyalahgunaan obat-obat terlarang seperti heroin dan kokain
  • Prosedur atau operasi selain jantung, seperti: cholecystectomy, histerektomi
  • Mengidap penyakit berat dan menahun yang tidak kunjung sembuh
  • Nyeri berat, misalnya akibat patah tulang, kolik ginjal, pneumothorax, pulmonary embolism
  • Penyakit hipertiroid → tirotoksikosis

Alur terjadinya BHS secara ringkas diuraikan dalam poin berikut:

  1. Tekanan stres yang berat bisa memicu keluarnya hormon katekolamin ke pembuluh darah dalam jumlah yang banyak. Hormon ini bersifat toksik di otot jantung sehingga menyebabkan kegagalan kontraksi otot jantung.
  2. Menopause. Hormon estrogen bersifat kardio-protektor. Pada saat menopause terjadi penurunan kadar hormon estrogen dalam pembuluh darah yang menyebabkan penurunan fungsi adrenoreseptor jantung. Hal ini berdampak pada penurunan aktifasi otot jantung. Oleh karena itu, kebanyakan kasus dialami oleh wanita yang tengah menopause.
  3. Rangsangan simpatik yang berlebihan serta ketidaknormalan bentuk anatomis arteri koroner menyebabkan aliran darah berkurang/menghilang sesaat.

Salah satu gelaja yang menggambarkan BHS ada dalam beberapa poin di bawah ini:

  • Terjadi dengan cepat sesaat setelah mengalami stres yang berat.
  • Nyeri dada seperti tertekan benda besar
  • Napas pendek dan sesak napas yang tiba-tiba
  • Nyeri lengan/punggung
  • Tenggorokan terasa tercekik
  • Nadi tidak teratur dan jantung berdebar-debar (palpitasi)
  • Tiba-tiba pingsan (sinkop)
  • Sebagian kasus bisa mengalami syok kardiogenik (sebuah keadaan di mana jantung tidak bisa memompa darah sesuai kebutuhan tubuh sehingga berdampak kematian)

Namun Anda tak perlu khawatir, BHS dapat dicegah dan disembuhkan. Pencegahan yang utama tetunta dengan manajemen stress. Seorang yang sedang mengalami masalah perlu bersikap dan berpikir dengan luas dan komprehensif. Upayakan untuk bijaksana dan melihat persoalan dari berbagai sudut pandang dan pendekatan. Pola hidup yang seimbang perlu dilakukan, terutama pola makan, aktivitas fisik, dan pola berpikir serta berperilaku.

BHS dapat sembuh tanpa meninggalkan kecacatan permanen pada ventrikel jantung, berbeda dengan penyakit jantung koroner yang meninggalkan sisa pada struktur jantung. Hanya saja, dalam sebagian kasus bisa menyebabkan kondisi yang fatal atau kematian bila pasien yang terserang BHS tidak mendapat pertolongan segera. Dokter biasanya hanyan memberikan pengobatan suportif.

Pengelolaan stres adalah bagian pengelolaan diri. Individu dalam usia yang produktif perlu terus mengasah kemampuan mengelola emosi agar tidak mengalami BHS. Terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat akan membantu Anda dalam mereduksi stres yang Anda alami. Seperti kegiatan yang dimotori oleh Bernas Group, yang memiliki segudang kegiatan yang bermanfaat bagi Anda.

Leave A Reply

Your email address will not be published.