Berita Nasional Terpercaya

Jangan Sembarangan Menulis Buku Non Fiksi, Sebaiknya Ikuti Langkah-langkah Ini

0

Bernas.id – Jalan menuju kesuksesan sangatlah beragam. Tidak sedikit orang yang sukses dengan menjadi penulis. Raditya Dika, Asma Nadia, Tere Liye, Dewa Eka Prayoga dan masih banyak penulis lainnya yang telah sukses dari menulis buku. Dari hobi menulis yang dikembangkan tidak mustahil jika mampu menghasilkan pendapatan.

Menjadi penulis memiliki kelebihan dibanding pekerjaan lainnya. Di antaranya tidak terikat tempat dan jam kerja, karena menulis itu bebas dilakukan di mana saja, di tempat yang bisa membuat penulis tenang dan menuangkan idenya dalam tulisan. Selain penulis bekerja untuk sebuah perusahaan, juga bisa menciptakan karya sendiri yang tentunya juga menghasilkan income yang besar.

Baca juga: Tinjauan Pustaka: Pengertian, Manfaat, Cara Membuat, dan Contohnya

Secara garis besar, penulis terbagi menjadi dua yaitu penulis fiksi dan non fiksi. Penulis fiksi seperti cerpen, novelet, novel, puisi, prosa, dan lain sebagainya yang lebih mengedepankan imajinasi tinggi. Karena dalam tulisan fiksi terdapat unsur tokoh dan karakter, setting, plot, dan cerita itu sendiri. Sementara penulis non fiksi lebih mengedapankan fakta serta data pendukung tulisan. Penulis non fiksi tidak banyak membutuhkan imajinasi, karena bahan tulisan sejatinya adalah sesuai fakta atau kenyataan yang dilengkapi data pendukung.

Bagaimana pendapatannya? Apakah sama besarnya antara penulis fiksi dan non fiksi? Iya, sama. Semua tergantung karya yang dihasilkan. Entah itu fiksi maupun non fiksi tentunya memiliki target pembaca yang berbeda.

Berikut ini langkah-langkah menulis non fiksi yang bisa diterapkan, terlebih bagi penulis pemula yang ingin memulai perjalanan di dunia literasi.

1. Menemukan Ide

Ide tetaplah menjadi hal utama. Sebuah tulisan, bahkan buku berawal dari ide. Untuk menulis non fiksi, menemukan ide bisa dari keahlian yang kita miliki, atau bidang apa yang kita kuasai, hobi atau minat yang sering kita lakukan bisa menjadi ide di tulisan kita. Selain itu, dengan membaca buku-buku non fiksi bisa juga membantu kita menemukan ide.

Baca juga: Interpretasi: Pengertian, Tujuan, dan Macam-macamnya

2. Mengumpulkan Data

Inilah yang membedakan tulisan non fiski dengan tulisan fiksi. Menulis non fiksi membutuhkan data, survei, serta wawancara dari narasumber terkait. Jika menyebutkan sebuah data jangan lupa menyertakan sumber referensi data tersebut untuk menghindari plagiatisasi sebuah tulisan. Untuk memperoleh referensi bisa dari artikel yang dimuat di koran, majalah, situs web, blog, dan lain sebagainya. Kemudian kita olah untuk melengkapi argumentasi kita pada tulisan non fiksi tersebut.

Baca juga: 18 Jenis Konjungsi, Pengertian, dan Contoh Kalimat Terlengkap

3. Menyusun Konsep Buku

Setelah mengumpulkan data dari berbagai referensi, selanjutnya yaitu eksekusi tulisan. Namun, sebelum memulai menulis non fiksi, alangkah baiknya menyusun konsep buku. Konsep buku ini meliputi menulis poin-poin penting, menyusun bab, menyusun sub-bab. Hal ini akan memudahkan kita menulis, karena jelas alurnya.

Baca juga: 51 Jenis Font Keren untuk Desain dan Menulis Buku

4. Menentukan Gaya Bahasa

Menentukan gaya bahasa dalam tulisan non fiksi juga harus diperhatikan, ya. Ini terkait target pembaca nantinya. Apakah akan menggunakan bahasa formal atau non-formal? Tentunya disesuaikan kategori tulisan tersebut, apakah masuk kategori karya ilmiah, komedi, populer, dan lain sebagainya.

Baca juga: Kaidah Penulisan Huruf Miring dan Tujuan Penggunaannya

5. Menentukan Judul dan Bagian Buku Secara Lengkap

Tulisan non fiksi diharapkan memuat informasi yang lengkap disertai data yang akurat serta keruntutan pembahasan. Selain itu lengkapi naskah seperti daftar isi, daftar gambar, daftar label, pendahuluan, isi, daftar pustaka, indeks, dan profil penulis. Barulah tulisan tersebut layak menjadi buku. Setelah naskah tersusun, jangan lupa membuat judul menarik yang terkait buku tersebut. Ingat, judul adalah hal petama yang dibaca oleh pembaca. Buat judul yang membuat pembaca tertarik untuk membaca isi buku tersebut.

Baca juga: Bagaimana Cara Menulis Sitasi yang Benar? Begini Cara Penulisannya

6. Self Editing

Kegiatan ini sangat penting, baik menulis tulisan fiksi maupun non fiksi. Baca ulang naskah kita, dan cek data apakah sudah akurat? Jika dirasa ada yang kurang, kita bisa menambahi. Begitu juga sebaliknya, jika dirasa ada yang berlebihan bisa dikurangi.

Baca juga: 9 Jenis Teks yang Ada dalam Karya Tulis

7. Kirim Naskah ke Penerbit

Mengirim naskah ke penerbit bukan akhir dari segalanya, ya. Jika kita mengirim naskah di penerbit mayor, harus menunggu seleksi yang ketat, dan kemungkinan ditolak pasti ada. Berbeda dengan penerbit indie yang lebih mudah proses seleksinya.

Jika ditolak sebuah penerbit, jangan pernah putus asa. Belajar dari kesalahan dan perbaiki tulisan kita. Karena menulis bukanhanya penyalur hobi, tetapi juga bisa mendatangkan rezeki dari kecil hingga besar.

Baca juga: Mengenal Pengertian dan Ciri-ciri Komik sebagai Karya Sastra

Leave A Reply

Your email address will not be published.