Berita Nasional Terpercaya

Akali Kekeringan di Lahan Pertanian, Profesor Sutrisna Kembangkan Kebun Cerdas Air

0

GUNUNGKIDUL, BERNAS.ID – Kekurangan air kerap menjadi masalah di Gunungkidul untuk mengembangkan pertanian. Namun, Profesor Sutrisna Wibawa bersama warga Kalisuci Semanu mengakali kendala kurang air dengan kebun cerdas air, bahkan melakukan panen raya. 

Satu ton hasil tani dengan berbagai jenis tanaman mulai dari padi, sawi, selada, hingga lidah buaya ini, disebut tanaman cerdas air karena mampu menyesuaikan dengan keadaan air Gunungkidul. Jika kemarau terik, maka air yang digunakan sedikit. Sedangkan jika hujan deras dan lembab, maka ia akan menyerap air cukup banyak.

“Inilah yang disebut tanaman cerdas air, dan eksekusinya cepat sekali. Ide yang saya cetuskan beberapa bulan lalu, ditindaklanjuti oleh Pak Wagiyo (pengelola Gabungan Kelompok Tani di Semanu), dan kini sudah panen dengan hasil yang luar biasa,” ungkap Sutrisna didampingi puluhan ibu-ibu petani.

Murah dan Mudah Dibuat

Sistem kebun cerdas air ini tidaklah rumit. Kuncinya adalah memanfaatkan air yang ada dengan seoptimal mungkin sehingga kebun cerdas ala Sutrisna ini memanfaatkan terpal sebagai alas tanah.

Dengan terpal, air yang dialirkan ke tanaman tidak meresap sampai dalam tanah. Dibatasi mengairi tanah yang menjadi media tumbuh tanaman. Sedangkan ketika musim penghujan, air tidak menggenagi kebun tapi mengalir ke ujung terpal.

“Inilah yang kita sebut bersama Pak Wagiyo sebagai kebun cerdas. Selama ini solusi kita selalu terbatas pada mencari air. Padahal inovasi bisa dilakukan di segala bidang, termasuk cara bertanamnya,” ungkap Sutrisna.

Wagiyo selaku Tokoh Gapoktan juga mengungkapkan bahwa konsep kebun cerdas ala Sutrisna cocok dengan konteks tanah Gunungkidul. Yang mana memiliki tingkat porositas (kapur) tinggi, sesuai dengan status Gunungkidul sebagai kawasan karst.

“Artinya tanah Gunungkidul itu memang berongga, kering, dan kalau kemasukan air akan menyerap. Dengan kita batasi terpal antara tanah yang menjadi media tanam, maka air digunakan secara optimal untuk tanaman,” ungkap Wagiyo

Bukti Nyata untuk Pertanian Gunungkidul

Profesor Sutrisna Wibawa berkomitmen mengembangkan kebun cerdas ini ke daerah lain di penjuru Gunungkidul. Melalui kebun percontohan yang berhasil di Kalisuci, ia menunjukkan bahwa gagasannya dapat diaplikasikan sebagai karya nyata yang menyejahterakan masyarakat.

Bila diberi amanah, ia juga memastikan bahwa program ini tak akan menyasar Gapoktan atau perwakilan daerah saja, tapi setiap petani dan pemilik tanah di Gunungkidul. 

Kolaborasi dengan universitas dalam bentuk program “kampus desa”, di mana perguruan tinggi hadir untuk membantu masyarakat, juga akan mendukung program ini dalam bentuk pelatihan dan pendampingan teknis.

“Terlebih, caranya mudah dan murah. Tinggal diberi terpal dan dirawat secara telaten. Saya berkomitmen untuk menghadirkan pertanian model ini ke semua petani, tidak hanya tiap desa tapi tiap keluarga,” pungkas Sutrisna. (jat

 

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.