Berita Nasional Terpercaya

RS di Yogyakarta Tidak Kelebihan Kapasitas Pasien Covid-19, Ini Datanya

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr Sardjito menyampaikan informasi dan perkembangan pelayanan dan penanganan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). RSUP Dr Sardjito saat ini menjadi barometer perawatan Covid-19 di DIY.

Direktur Utama RSUP Dr Sardjito dr Rukmono Siswishanto, MKes, SpOG(K) mengatakan sampai saat ini terdapat 27 rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani Covid-19. “Dari 27 rumah sakit itu ada dua kategori kapasitas, khusus Covid-19. Kategori non-kritikal bed dan kritikal bed,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Administrasi Pusat, Senin (24/8/2020).

“Total alokasi ruangan untuk non-kritikal ada 321 bed. Sedangkan, untuk kritikal bed dengan fasilitas ICU dan ventilator, ada 29 bed sehingga total ada 350 bed untuk kebutuhan Covid-19,” imbuhnya.

Direktur Sardjito menjelaskan untuk non-kritikal bed merawat pasien yang positif dan asimptomatic atau tidak bergejala. “Dari 321 bed saat ini ada 166 bed yang dipakai, separuhnya atau 60 persen. Sedangkan, di 13 RS yang mempunyai 29 critical bed, terpakai 16 bed kritikal dan 6 bed kritikalnya ada terpakai di Sardjito,” terangnya.

Ia mengatakan untuk kebutuhan bed pasien Covid-19 di Yogyakarta belum melampui kebutuhan, bahkan beberapa bed khusus Covid-19 di rumah sakit tidak merawat pasien karena memang tidak ada pasien. “Kapasitas bed untuk pasien Covid-19 masih cukup di Yogyakarta. Kalau ada informasi kelebihan kapasitas pasien, itu tidak benar,” tuturnya.

“Untuk di Sardjito bisa kita jelaskan, ada 22 pasien Covid-19 per hari ini, Senin (24/8/2020), pasien kritikal ada 7 pasien dan nonkritikal ada 15 pasien. Sardjito tidak merawat pasien asimptomatic atau tidak bergejala dengan belum keluar hasil swab,” imbuhnya.

Untuk pasien dokter bedah inisial NJ yang positif Covid-19 dan telah meninggal dunia Minggu (24/8/2020), Direktur Sardjito mengatakan memang benar RSUP Dr merawat dokter tersebut. “Saya klarifikasi memang dirawat di Sardjito, tapi bukan dokter yang melakukan perawatan di Sardjito karena sakit itu dirawat di Sardjito,” ucapnya.

Sedangkan, Ketua Tim Penanggulangan Covid-19 RSUP dr Sardjito, dr Ika Trisnawati SpPD mengatakan pasien dokter NJ masuk Sardjito pada tanggal 16 Agustus, lalu 2 hari perawatan di ruang isolasi dipindahkan ke ruangan ekstensif (bed critical) karena ada komorbid yang akan bisa mempengaruhi harapan hidup pasien. Diketahui, Dokter bedah NJ bertugas di PKU Jogja dan Gamping. “Pasien tersebut datang, dibawa langsung oleh keluarga ke Sardjito dan sudah terkonfirmasi positif Covid-19, satu atau dua hari sebelumnya,” ujarnya. 

Saat dipindahkan untuk pemantauan, dr Ika mengatakan kondisinya masih cukup baik, tapi karena kondisi pasien banyak komorbid (penyakit penyerta), bisa terjadi perburukan secara tiba-tiba. “Kami sudah memberikan therapy yang agresif dengan pilihan terbaik. Kita sudah berikan sejak awal,” katanya.

Ia mengatakan orang positif Covid-19 dengan penyakit penyerta (komorbid) memiliki resiko kematian yang tinggi, misal memiliki riwayat obesitas, diabetes, kolesterol, darah tinggi, penyakit paru kronis yang lain, kanker, gagal ginjal, lever, dan lainnya. (jat)

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.