100 Dokter Meninggal Terpapar Covid-19, Ini Kata Pemerintah
BERNAS.ID – Beredar kabar di media sosial, sudah ada 100 dokter yang meninggal dunia karena terpapar virus corona sejak Maret hingga 31 Agustus 2020. Tenaga medis termasuk para dokter adalah garda terdepan menangani pandemi Covid-19. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) @PBIDI dr. Daeng M.Faqih,SH, MH membenarkan kabar tersebut.
'SEJAWAT SEKALIAN, SEJAWAT DOKTER YG GUGUR DLM PENANGANAN COVID-19 SUDAH MENCAPAI 100. DEMIKIAN JUGA PETUGAS KESEHATAN LAINNYA YG GUGUR JUGA BERTAMBAH,” demikian tulis @PBIDI di Twitter dikutip Bernas.Id.
Daeng mendorong pihak rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan PCR secara rutin kepada para tenaga medis. Para tenaga medis juga harus dipantau secara ketat untuk mengurangi penularan Covid-19 di rumah sakit. Perlu dilakukan penelusuran atau dilihat kontak eratnya.
“Rumah sakit didorong melakukan pemeriksaan PCR rutin kepada petugas kesehatan agar terpantau ketat dan tidak terjadi penularan luas di rumah sakit,” ungkap Daeng melalui keterangan resmi pada Senin (31/8/2020) lalu.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan belasungkawa terhadap tenaga medis yang meninggal dunia akibat Covid-19. Ia juga mengapresiasi tenaga kesehatan yang telah bekerja lebih keras sejak virus corona mulai mewabah.
“Presiden Joko Widodo menghaturkan belasungkawa sedalam-dalamnya terhadap tenaga medis yang meninggal dunia dan termasuk kepada keluarga mereka yang ditinggalkan agar tetap disabarkan-Nya,” ungkap Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman dalam keterangan pers, Rabu (2/9/2020).
Pemerintah, lanjut Fadjroel, selalu mengingatkan kepada masyarakat untuk disiplin memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M). Dengan begitu, kasus positif Covid-19 dapat ditekan dan para tenaga kesehatan tidak kewalahan menangani pasien positif Covid-19.
“Masyarakat menjadi garis depan memutus rantai penyebaran Covid-19. Kepada tenaga medis dan rumah sakit, pemerintah juga mengharapkan senantiasa disiplin dalam penerapan sistem shift/pembatasan jam kerja, karena tenaga medis penolong terakhir masyarakat bila terdampak Covid-19,” terangnya.
Alat Pelindung Diri (APD) terus disiapkan oleh pemerintah untuk melindungi tenaga medis. (mta)