Berita Nasional Terpercaya

Perekonomian Semakin Anjlok, Masyarakat Tak Perlu Khawatir

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Kondisi pertumbuhan ekonomi yang minus saat ini memang menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak. Padahal fenomena semacam ini adalah sesuatu yang sangat lumrah dalam dunia ekonomi, dan tidak perlu direspons secara berlebihan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua ISEI Jogja Amirullah Setya Hardi dalam acara Forum Diskusi Kritis Media Yogyakarta, Jumat (4/9/2020) dengan tema “Di Ambang Resesi, Potensi dan Kapasitas Bank Daerah dalam Pertumbuhan Ekonomi yang Minus”.

“Mau dia naik atau turun itu sesuatu yang biasa, tinggal berapa lama dan berapa dalam,” katanya.

Ia menegaskan, ketika pertumbuhan ekonomi negatif bukan berarti tidak ada kegiatan sama sekali. Hanya saja lebih rendah dibandingkan dengan yang lalu.

“Terlihat turun karena data (pertumbuhan ekonomi) triwulan kedua sekarang dibandingkan ketika COVID-19 belum terjadi,” katanya.

Penurunan ekonomi secara drastis menurutnya adalah karena menurunnya pendapatan dari tiga sektor utama, yakni industri, pertanian, dan Infokom. Sementara momentum menaikkan pendapatan lewat pemanfaatan bandara baru juga terhalang pandemi Covid-19.

“Ya maklum kalau collapse,” katanya.

Sesuai dengan Cakra Manggilingan dalam konsep budaya Jawa, menurutnya biasa jika pola ekonomi naik dan turun. Yang harus dilakukan untuk mengungkit perekonomian menurutnya adalah pelan-pelan membuka akses wisata ke Jogja.

“Kalau Bali itu untuk short term tuorist. Di Jogja itu mixed antara short term tourist maupun long term, yakni mahasiswa. Mahasiswa itu bagian dari turis,” katanya.

Karena itu, upaya membuka pintu kampus menurutnya harus mulai dilakukan, oleh semua kampus di DIY. “Kalau takut mahasiswa tertular ya MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dulu,” katanya.

Sementara itu Santoso Rohmad selaku Direktur BPD DIY yang menjadi pembicara lain merasa bersyukur, karena kinerja keuangan BPD DIY masih baik di tengah pandemi. Meski demikian, ia mengakui ada 3.675 nasabah kredit usaha rakyat (KUR) BPD DIY yang perekonomiannya terdampak Covid-19.

“Kita lakukan restrukturisasi agar mereka tidak terpuruk di rumah dan ada geliat muncul. Kita juga memberikan subsidi bunga, besarnya tiga persen dari bunga normal. Ini cukup memberikan angin segar bagi mitra-mitra kita,” jelasnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah meluncurkan Pemberdayaan Ekonomi Daerah (PWDE), kredit yang ditujukan untuk perorangan yang memiliki usaha produktif, dalam kelompok usaha. Kredit ultramikro ini memberikan plafon maksimal Rp 2,5 juta dengan tenor maksimal satu tahun.

Kredit itu pun ditawarkan dengan bunga rendah, yakni hanya 3% setahun. ?Pelaku usaha yang terdampak pandemi, kami coba bantu dengan dukungan permodalan, supaya hidup kembali,? jelas dia. (den)

 

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.