Berita Nasional Terpercaya

Desa itu Apa? Sebaiknya Orang Berbuat Apa? Covid-19 dan Petunjuk Tuhan

0

Oleh:  Sudjarwadi

Situtena dalam kehidupan sehari-hari telah memiliki gambaran tentang desa itu apa. Pikiran Situtena sederhana berdasar pengalaman pribadinya saat masih kecil hidup di sebuah desa. Dia sering berbicara tentang desa dengan cucunya, Aleita,  yang lahir di kota.  Pada suatu hari libur, di pagi hari Aleita berkunjung ke rumah kakeknya, Situtena.

?Saya libur kek, ingin dengar cerita kakek pagi ini,? ungkap cucu.

?Ayoo, kita duduk di serambi, sambil menunggu nenek mengantar teh hangat,? jawab kakek.

?Saya minumnya air putih hangat saja kek, lebih sehat, izin, saya ambil sendiri sambil menyapa nenek, dan kakek juga air putih hangat ya,? jawab  cucu.

?Ok,  saya setuju, cocok,? sahut kakek.

Tidak lama kemudian Aleita sudah selesai menyapa nenek Yatica dan membawa dua gelas air putih hangat, satu untuk kakek, satu untuk dirinya.

Ketika cucunya menyapa nenek dan mengambil air hangat, Situtena melihat di Google tentang definisi desa. Ternyata dia mendapat informasi berikut. 

Pengertian Desa menurut UU Nomor 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa desa memiliki kekuatan hukum dalam menjalankan pemerintahannya di bawah kepala desa serta perangkat desa lainnya yang juga diawasi oleh BPD atau Badan Permusyawaratan Desa. Hal itu tercantum dalam berbagai aturan. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Situtena sering mendengar bahwa definisi tentang desa masih terus berkembang. Dia percaya tentang apa yang didengarnya oleh karena membayangkan kamus dalam bahasa Inggris, satu kata tidak jarang memiliki banyak arti, kontekstual kalimatnya. Sepintas Situtena menerangkan kepada cucu Aleita tentang yang dibaca dari Google, namun dia mengatakan akan cerita santai tentang bayangan kehidupan desa saat kecil dan pikiran ke waktu yang akan datang.

?Ya kek, cerita yang sederhana saja tentang kehidupan kakek dan pikiran kakek tentang desa. Saya senang mendengarnya,? usul cucu setelah mendapat penjelasan ringkas tentang definisi desa dari Google.

?Baik, kita lupakan  definisi dulu, kakek akan cerita tentang bacaan kakek awal abad ini ketika kamu lahir, kenyataan sekarang tentang Covid-19 dan pikiran ke depan,? jawab kakeknya.

?Baik kek, ayo mulai dong,? sahut cucu.

Kakek Situtena mulai bercerita tentang desanya tahun 1950-an, pada pertengahan abad yang lalu merupakan desa yang belum maju, namun dia sebagai anak kecil mudah mendapatkan ikan di parit-parit sekitar sawah seolah milik bersama warga, boleh diambil. Demikian juga buah-buahan dapat diambil dari pohon-pohon tetangga oleh karena anak-anak berteman, izin ambil buah sesama anak tidak harus izin khusus ke orang-orang tua.  Pada tahun 1970-an keadaan berubah, Situtena merintis hidup di kota. Perubahan lokal dan global terjadi dan ada tulisan sebagai informasi pengetahuan yang dibaca Situtena. Tulisan tersebut oleh Janie Fouke Ph.D, Michigan State University (2000) . Pandangan Janie dimulai dari pertanyaan  ?Bagaimana kita dapat memastikan bahwa teknologi itu bermuatan  perikemanusiaan, bukan kosong tanpa muatan perasaan?,  mengutip S. Moschytz (Swiss Federal Institute Of Technology Zurich). Kelihatan sekali bahwa Janie punya rasa khawatir atas perkembangan umumnya di dunia, tentang perkembangan teknologi yang menurut dia, seharusnya bermuatan perikemanusiaan. Janie kemudian mengutarakan pendapatnya berikut.

Bidang teknik pada awal abad ini lebih dari separuh perhatiannya ditujukan pada solusi yang berkaitan dengan empat pokok urusan: 1) lingkungan, 2) kebutuhan riset dasar untuk penemuan inovasi dan produk yang meningkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan, 3) implikasi sosial dan budaya akibat perkembangan teknologi internet,  4) pendidikan dan kesehatan. Cara solusi pada empat bidang tersebut membentuk format  yang akan menjadi faktor dominan dalam pertumbuhan format sosial dan budaya, mencakup format politik dan ekonomi.

Sungguh, dengan hadirnya Covid-19 pemikiran Janie semakin penting untuk didalami sebagai salah satu kerangka mencari solusi menuju kehidupan sejahtera dan bahagia, memanfaatkan teknologi dan beradaptasi pada kenyataan lingkungan.

?Waah kek, pandangan ke depan Janie saat itu sungguh banyak memberi inspirasi agar generasi saya yang baru lahir dapat rajin belajar ilmu yang diperlukan manusia ya kek,? Aleita menyela.

?Yaa, betul, benar. Kamu memilih rajin belajar bidang kesehatan juga telah menambah peminat untuk menghadapi masa depan?, sahut kakeknya.

?Saya baru masuk semester satu kek, tetapi cerita kakek sudah menginspirasi saya walaupun saya tidak masuk program studi teknik atau teknologi seperti kakek,? ungkap cucunya.

?Inspirasi apa yang muncul dalam pikiranmu?,? tanya kakeknya.

Aleita menyampaikan pikiran-pikirannya kepada kakek. Dia mengatakan bahwa beberapa minggu yang lalu sempat membaca majalah kakeknya yang memunculkan gagasan dalam dirinya. Majalah itu terbit pada bulan April tahun ini, tahun 2020. 

?Saya cari lagi di meja belajar kakek sudah tidak ada. Saat membaca tulisan tersebut, saya ingat yang terlintas dalam pikiran saya tentang desa yang sering menjadi angan-angan kakek. Karena bidang kesehatan yang saya pelajari, saya mendapat motivasi untuk mendapat cara bagaimana perangkat HP android dapat mengubah kesulitan orang PHK kembali ke desa dan dapat membawa manfaat. Di desa-desa akan makin banyak orang yang dapat menemukan solusi digital untuk berbagai jenis urusan termasuk urusan di bidang kesehatan?. 

?Saran-saran hidup sehat dapat mudah disampaikan melalui perangkat HP melahirkan kombinasi kepemimpinan cara bijaksana zaman kakek dengan cara generasi milenial bungsu dan generasi Z. Malah dapat dipikirkan tidak hanya saran-saran tentang hidup sehat, namun juga tentang lingkungan, produksi pertanian, pemasaran makin transparan dan banyak lagi. Jabaran solusi tentang kebutuhan pokok manusia: sandang, pangan dan papan pada lebih dari 83.000 desa di Indonesia akan mencipta kesejahteraan merata desa dan kota yang  selaras, harmoni.  Lalu, ingat pesan kakek bahwa Covid-19 ini dapat disikapi sebagai jalan Tuhan memberi tahu kepada manusia, ada tatanan hidup baru yang makin tenteram dan sentosa, agar manusia belajar makin berbaik dengan sesama, dengan lingkungan dan makhluk-makhluknya serta makin punya refleksi tentang jalan beriman kepada Tuhan.?

?Itulah kek, pemikiran saya,? pungkas Aleita di akhir bicaranya.

?Baik, terima kasih ya, nanti kakek tulis cerita tentang pembicaraan kita pagi ini,? jawab kakeknya.

Aleita makin melengkapi inspirasi berkaitan dengan beberapa butir penting. Desa itu apa?,  sebaiknya orang  berbuat apa? Covid-19 terasa merupakan bagian dari petunjuk Tuhan.

Hari sudah siang dan Aleita berpamitan ingin membantu mamanya menjemur pakaian yang tadi pagi dimasukkan ke mesin cuci. Kakek Situtena kelihatan senang melihat perkembangan kedewasaan cucunya yang telah mulai menjadi mahasiswa ??.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.