Berita Nasional Terpercaya

Kreativitas Diplomasi Budaya Indonesia di Masa Pandemi

0

WINA, BERNAS.ID – Promosi budaya dalam kerangka diplomasi kebudayaan Indonesia yang dilakukan oleh KBRI/KJRI tidak hanya sebatas pada promosi keragaman budaya, keindahan alam, dan kelezatan makanan (diversity, beauty, and delicacy) Indonesia, tetapi juga penting memproyeksikan citra Indonesia yang moderat, demokratis, toleran dan menghargai keberagaman, ungkap Dr. Darmansjah Djumala, Duta Besar RI untuk Austria, Slovenia dan PBB. Hal tersebut disampaikannya pada Dialog Virtual Diplomasi Budaya di Masa Pandemi Seri I yang diselenggarakan oleh KBRI/PTRI Wina pada Kamis, 8 Oktober 2020.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring masukan guna memperkuat pelaksanaan diplomasi budaya Indonesia di masa pandemi. Dialog virtual yang diselenggarakan dalam 2 seri ini menghadirkan pembicara yang berkompeten di bidang seni dan budaya Indonesia dari kalangan pengambil kebijakan, akademisi, pelaku seni maupun masyarakat Indonesia dan diaspora Indonesia penggiat seni dan budaya Indonesia di Austria dan Slovenia,” ujar Djumala. 

Hadir sebagai pembicara dalam dialog virtual seri 1 yakni Ahmad Mahendra Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru yang mewakili Dr. Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Endang Caturwati Guru Besar ISBI Bandung, dan Dr. Nungki Kusumastuti, pelaku seni dan dosen IKJ. Dialog virtual ini diikuti oleh praktisi seni dan pencinta seni Budaya Indonesia di Indonesia, Austria dan Slovenia. Untuk menjangkau pencinta budaya Indonesia lainnya, dialog virtual juga disiarkan melalui youtube Embassy of Indonesia Vienna.

“Dalam arahannya pada Kongres Kebudayaan Indonesia tahun 2019 yang lalu, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa diperlukan adanya ruang ekspresi dan interaksi budaya. Budaya yang dimaksud tentunya budaya yang moderat dan toleran. Sikap keberagaman dan perbedaan akan membuka ruang imajinasi dan kreatifitas manusia dalam berkebudayaan,” tambah Djumala.

Kondisi pandemi global Covid-19 sejak akhir Desember 2019, memaksa/mendorong semua pihak untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan diplomasi kebudayaan. “Pada masa pandemi ini, beberapa program seperti tayangan daring Budayasaya, Rapsodia Nusantara, Indonesia Musik Ekspo, dan Pekan Kebudayaan Indonesia diselenggarakan secara daring sebagai upaya menggantikan acara-acara luring kebudayaan yang tidak bisa diadakan,” ungkap Ahmad Mahendra dalam paparannya.

Lebih lanjut Prof. Endang menerangkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 membuat para seniman untuk melakukan konvergensi sesuai situasi dan kondisi, memanfaatkan teknologi untuk memanivestasi kreativitas. Dengan menggunakan platform online maka khalayak penikmat dan apresiator seni budaya Indonesia juga akan meluas dan mendunia. Strategi di masa pandemi antara lain adalah menciptakan seni budaya berbasis kearifan dan kecerdasan budaya dengan standar internasional.

Demikian juga halnya dengan seni pertunjukkan dimana basis seni pertunjukkan adalah ketubuhan dan tanpa jarak antarpemain kemudian harus mengikuti protokol kesehatan sejak adanya pandemi Covid-19. “Garapan seni pertunjukan di antaranya koreografi harus berubah atau mengalami penyesuaian, misalnya jika pertunjukan akan diselenggarakan secara luring penggunaan masker disiasati dengan penggunaan topeng atau dikamuflase dengan tata rias yang artistik. Ini termasuk dengan tetap melaksanakan Indonesia Dance Festival (IDF) yang telah berlangsung selama 28 tahun melalui daring,” ungkap Nungki Kusumastuti. 

Perwakilan RI di luar negeri pun tidak luput untuk melakukan inovasi dalam mempromosikan budaya Indonesia di luar negeri. Dalam sesi pembahasan, Wakil Kepala Perwakilan RI Wina menyampaikan bahwa KBRI/PTRI Wina senantiasa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan menyelenggarakan berbagai kegiatan diplomasi kebudayaan secara virtual. Berbagai kegiatan melalui daring telah dilakukan sejak Maret 2020, termasuk pembelajaran Bahasa Indonesia daring, pemutaran film pariwisata dan konser budaya di Indonesia yang ditautkan ke laman dan media sosial KBRI/PTRI Wina, serta dialog budaya dan kuliner. 

Dalam sesi diskusi dengan para nara sumber dan peserta dialog dapat disarikan bahwa guna menggiatkan promosi kebudayaan Indonesia di luar negeri maka Perwakilan RI dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak di Indonesia. Sebagai contoh kolaborasi antara Perwakilan RI dengan institusi pendidikan seni dan budaya di Indonesia dengan menyelenggarakan pelatihan seni tari dan seni pertunjukkan secara bersama maupun kolaborasi dengan beberapa pelaku seni pertunjukkan dan menggabungkannya menjadi satu tayangan video dan menayangkannya di media sosial ataupun media daring Perwakilan. Selain itu, Perwakilan RI dapat juga menayangkan video-video pertunjukkan yang telah diproduksi oleh para seniman.

Dialog Virtual Diplomasi Budaya Indonesia di masa Pandemi seri 2 akan digelar dengan menghadirkan pelaku seni budaya Indonesia dan Diaspora Indonesia di Austria dan Slovenia, termasuk WN Austria dan Slovenia pada 9 Oktober 2020. (*/cdr)

Leave A Reply

Your email address will not be published.