Berita Nasional Terpercaya

Tiga Polisi Dites Rapid Usai Satu Demonstran Asal Sleman Reaktif

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Sebanyak tiga polisi diketahui sempat melakukan kontak dengan salah satu peserta aksi unjuk rasa di kawasan Malioboro pada Kamis (8/10/2020) yang dinyatakan reaktif setelah dilakukan rapid test.

Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro mengatakan, jika ketiga anggota polisi sempat mengamankan satu peserta aksi unjuk rasa yang dinyatakan reaktif itu.

“Tiga anggota yang mengamankan satu pengunjuk rasa yang diketahui reaktif juga ikut dilakukan rapid test terhadap ketiganya. Hasilnya non reaktif. Ketiganya merupakan anggota Sabhara,” ujar Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro, Minggu (11/10/2020).

Satu peserta aksi unjuk rasa yang kemudian diketahui reaktif setelah dilakukan rapid test  tersebut merupakan warga Sleman, DIY. Peserta aksi demo tersebut saat ini sudah melakukan isolasi mandiri di RS Bhayangkara, Kalasan, Sleman, DIY.

“Yang bersangkutan adalah pelajar dan merupakan warga Sleman. Saat ini tengah melakukan isolasi mandiri di RS Bhayangkara. Masih menunggu hasil swab,” ungkap Purwadi.

Sebelum melakukan pengamanan terhadap aksi unjuk rasa yang dilakukan di Malioboro pada Kamis (8/10/2020) lalu, Purwadi menegaskan jika ia sudah mengimbau anggotanya agar senantiasa menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19. Upaya tersebut agar tidak terjadi klaster saat unjuk rasa yang digelar oleh massa penolak Omnibus Law Cipta Kerja yang berujung ricuh pada Kamis (8/10/2020) lalu. 

“Anggota kita sudah paham prosedurnya bagaimana menjaga protokol pencegahan penularan Covid-19 saat melaksanakan tanggungjawabnya,” imbuh Purwadi. 

Sebanyak 95 orang peserta unjuk rasa yang melakukan aksinya di sejumlah titik yang ada di Malioboro ditangkap oleh polisi pada Kamis (8/10/2020) lalu. Dari 95 orang, satu orang dinyatakan reaktif setelah dilakukan pemeriksaan rapid rest. 

Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyayangkan aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh di kawaaan Malioboro pada Kamis (8/10) lalu. Menurutnya, aksi yang berujung ricuh tersebut sangat tidak biasa terjadi di kota pendidikan dan budaya seperti Jogja.

“Demonstrasi yang berujung ricuh seperti ini sangat sangat tidak seperti biasanya dilakukan di kota Jogja,” kata Heroe. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.