Berita Nasional Terpercaya

Satu Alternatif Penciptaan Kerja Sendiri Bisa di Kota Bisa di Desa yang Ada Lahan

0

Oleh:  Sudjarwadi                  

Pada hari Senin tanggal 9 November, di halaman depan surat kabar Republika tertulis kata-kata Joe Biden, presiden terpilih Amerika, ?Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk menyembuhkan Amerika yang sedang terpecah,?  serangkaian kata yang menarik. Selain ungkapan Biden, terbaca kutipan dari Twitter pak Jokowi, ?Saya menantikan kerja sama dengan Anda untuk memperkuat hubungan Indonesia dan Amerika Serikat di bidang ekonomi, demokrasi, dan multilateralisme.? Kata  Anda yang dimaksud pak Jokowi adalah Joe Biden.

Satu lintasan pikiran Situtena begini, ?iya yaa, presiden mengajak kerja sama presiden AS terpilih memang pak Jokowi presiden. Lalu saya bukan presiden mengajak siapa untuk apa ya?,?  begitulah selintas pikiran tersebut. Situtena melanjutkan bacaannya. Setelah selesai membaca surat kabar pagi, Situtena tidak langsung ke kamar belajar. Dia melakukan kegiatan bersih-bersih kertas-kertas tidak terpakai di area sekitar kamar belajar. Selesai bersih-bersih, dia cuci tangan lalu makan pisang rebus.

Naah, saat makan pisang rebus Yatica datang, dan Yatica mengetahui bahasa tubuh suaminya yang kali ini tampak dari raut wajahnya.

?Halo kek, sedang merenung apa kok makan pisang kelihatannya sambil memikirkan sesuatu?,? tanya Yatica.

?Waah, itu lho. Saya tadi baca Republika ada kalimat yang memberitahu bahwa pak presiden mengajak pak Joe Biden kerja sama. Lalu saya mengajak siapa kerja sama apa ya?,? jawab kakek.

?Lho, kakek kemarin kan ketemuan dengan mahasiswa miskin ekonomi tho, bicara tentang apa?,? tanya lagi Yatica.

?Oo, ya, ya, betul. Saya kemarin bicara tentang bagaimana mahasiswa mengisi waktu luang untuk produktif. Mereka banyak gagasan. Gagasan untuk memproduksi ikan, jahe, dan pepaya serta banyak pemikiran lainnya juga,? jawab kakek.

?Naah, itu dilanjutkan kek, untuk pelopor kerja ciptaan sendiri, kerja informal memaksimalkan kegiatan sehari-hari, belajar sambil kerja  mandiri. Itu bagian kakek, beda dengan bagian kerja presiden dong,? sambung Yatica.

?Betul, kamu Yat, saya ingat sesuatu dan akan menulis catatan di ruang kerja, terima kasih pisang rebusnya,? kakek pamit masuk ruang kerja.

Di ruang kerja sekaligus ruang belajarnya, kakek membuat catatan untuk urusan pada skala yang lebih besar dari kegiatan bersama mahasiswa. Yang dipikirkan kakek adalah urusan kerja orang-orang secara umum.  Kenyataan saat ini banyak orang memerlukan pekerjaan. Ada tulisan-tulisan analisis di berbagai tempat di dunia yang relevan dengan tantangan Indonesia pada saat ini. Situtena mendapat inspirasi dari tulisan Aditi Roy Ghatak pada akhir tahun 2017 dalam Majalah Development and Cooperation tentang India menghadapi tantangan penciptaan kerja. Gathak menulis bahwa sektor informal adalah tulang punggung ekonomi India.

Tahun 2016 pemerintah India memandang bahwa penciptaan kerja yang bagus adalah penciptaan kerja yang lebih formal menjamin proteksi terhadap pekerja. Sektor formal tentu dikelola oleh organisasi formal yang mendapat izin, membayar pajak, dan pekerja diperlakukan sesuai undang-undang terkait.

Situtena ingat bahwa dia memberi tantangan kepada mahasiswa miskin ekonomi untuk bekerja terukur setiap hari tanpa mengganggu proses belajar agar lulus tepat waktu dengan nilai bagus. Mahasiswa diberi tantangan untuk mengubah modal seratus ribu rupiah dalam setahun menjadi satu juta rupiah dengan merawat tanaman pada tanah seluas maksimal lima meter persegi. Tantangan berikutnya diberi uang satu juta rupiah untuk dagang satu minggu dua kali tiga jam agar setahun menjadi dua juta rupiah. Tantangan tersebut untuk melatih mencipta kerja sejak semester pertama kuliah. Mahasiswa sanggup dan segera berbuat nyata.

Situtena menghitung, bila lima meter persegi lahan dalam setahun menghasilkan sembilan ratus ribu rupiah maka lahan seluas lima puluh meter persegi dengan modal satu juta rupiah menghasilkan sembilan juta rupiah setahun. Artinya, lahan seratus lima puluh ribu meter persegi dengan modal tiga juta rupiah menghasilkan dua puluh tujuh juta rupiah dalam satu tahun. Kalau ditambah usaha dagang hasilnya makin banyak lagi.

Hmm, tidak rumit mencari penghasilan dengan mencipta kerja sendiri. Tantangannya adalah hidup hemat, sederhana, sehat jiwa raga dalam masa belajar sambil bekerja mandiri. Kelak, setelah lulus kuliah bila sejak semester pertama berlatih mencipta kerja, kehidupan mereka  tidak sulit. Tidak sulit bagi mereka dan kelompoknya memiliki pertumbuhan ekonomi di atas 50% setiap tahun. Mereka adalah kelompok usia generasi Z, terbiasa dengan teknologi informasi. Mereka akan mencipta lingkungan cerdas (smart environment),  kota cerdas (smart city), desa cerdas (smart village), dari  proses belajar sendiri.

Situtena berangan-angan untuk mendampingi mereka agar tidak sekedar sukses individual, namun berbahagia mencapai sukses sosial, sukses komunitas, sukses desa, sukses daerah, dan sukses bangsa. Mereka pada saatnya bisa menjadi pemimpin yang bekerja sama dengan Amerika, India dan negara-negara lainnya. Bagaimanakah caranya? Sebenarnya jawabannya telah jelas, yaitu apabila mereka dapat mengisi posisi kepemimpinan di tingkat apapun.

Pertumbuhan ekonomi 50% setahun untuk kelompok mereka tidak sulit, namun mendukung pertumbuhan ekonomi bangsanya di atas 15% setahun memerlukan suksesnya perjuangan mengisi pos-pos kepemimpinan semua lini dengan orang berpengetahuan, cerdas, berkarakter terpuji, dan siap belajar sepanjang hayat.

Bacaan lanjut tentang tulisan Aditi Roy Gathak tidak akan didiskusikan dengan mahasiswa yang didampingi, karena diyakini belum pada saatnya. Indonesia masih sedang mencari tatanan baru untuk mencipta harmonisasi antara sektor formal dan informal. Masih seperti India kala itu, ada kompleksitas peraturan perundangan yang mengatur hak dan kewajiban pekerja.

Para mahasiswa semester pertama belum diajak oleh Situtena untuk mendalami kompleksitas tersebut. Situtena ingin fokus melatih mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat, berpengetahuan luas, dan tepat memilah, memilih serta berkarakter terpuji. Hal yang dianggap sangat penting adalah terlatih kreatif inovatif mencipta kerja tidak hanya untuk kepentingan pribadi, namun juga bagi bangsanya. Banyak rencana bagus untuk pertumbuhan ekonomi tinggi, namun cerita sukses tentang praktik nyata masih sedikit. Pemimpin dalam sistem pemberdayaan masyarakat baru beberapa ribu yang mengukir cerita sukses, jumlahnya sangat kurang.  Dibutuhkan hitungan ratus ribu dan juta pada saatnya. Tentu pendidikan penyiapan pemimpin masa depan perlu dicocokkan dengan situasi kondisi pemanfaatan teknologi 4.0 dan sebelumya agar pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan kerja di kota dan di desa mengukir sejarah sukses kemajuan bangsa ?.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.