Berita Nasional Terpercaya

Asyiknya Belajar Nyinden Secara Online di Yogyakarta Gamelan Festival

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Berbagai cara bisa ditempuh agar semangat berkarya selama pandemi masih menyala. Salah satunya dilakukan lewat ajang Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) yang kembali digelar tahun ini.

YGF ke-25 sendiri sukses digelar secara daring yang bisa diakses melalui laman www.ygflive.com mulai tanggal 18 hingga tanggal 22 November 2020. Perhelatan yang menampilkan belasan seniman dari dalam dan luar negeri ini bisa disaksikan selama penyelenggaraan mulai pukul 19.30 WIB.

Perhelatan ini dibuka secara langsung di Studio Komunitas Gayam16 oleh perwakilan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya DIY.

Di ajang YGF ke 25 ini, panitia menggelar program workshop yang bisa diikuti masyarakat umum secara daring via zoom dengan melakukan registrasi terlebih dahulu. Tema yang diangkat adalah Nyinden Bareng Sinden dengan pemateri Siswati, seorang sinden sekaligus dosen ISI Surakarta.

Di awal pembelajaran, Siswati mengungkapkan citra sinden yang dipahami orang awam adalah perempuan bersanggul. Padahal, sinden tidak sebatas penampilan secara fisik, sebab sinden adalah vokal solo yang mengiringi karawitan dengan laras slendro pelog.

“Sinden tidak hanya menyinden tetapi juga paham teks konteks dan lingkungannya,” terang Siswati.

Ia menjelaskan, sinden dan sindenan adalah dua hal berbeda. Sinden merujuk pada orangnya, sedangkan sindenan adalah melodi karawitan dengan lirik wangsalan. Lirik wangsalan berarti tembang yang isinya tidak bisa dimaknai secara harfiah.

Artinya, lirik berisi bahasa kiasan atau perumpamaan. Wangsalan juga bisa dimaknai sebagai kalimat yang terdiri dari pertanyaan, namun juga sudah tersirat jawabannya.

“Perumpamaan ini jadi karakteristik orang Jawa, yang biasanya mengutarakan maksud tidak langsung terus terang melainkan banyak menggunakan kiasan,” katanya.

Ia mencontohkan untuk menyebut anak yang tidak bisa diam, bisa menggunakan kata kitiran. Kitiran atau kincir identik dengan benda yang selalu berputar ketika terkena angin.

Selain sindenan, ada dua kategori lain dalam menyinden, yakni gerongan dan rumpakan. Gerongan merupakan vokal yang bersifat ritmis, bisa tunggal atau berkelompok tetapi unisound alias tidak ada pecah suara.

Di dalam gerongan biasanya berupa tembang sekar alit, sekar tengahan, dan sekar ageng.
Sementara, rumpakan sebenarnya baru muncul dan menjadi sebuah lagu. Biasanya liriknya terikat dengan judul gending untuk kebutuhan iringan tari atau wayang.

“Sinden juga tidak melulu perempuan, laki-laki juga bisa menyinden, sering dijumpai dalam ketoprak, sering muncul menggunakan tembang tanpa wangsalan tetapi memakai teks,” terang Siswati. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.