Berita Nasional Terpercaya

Mardani Desak Presiden Jokowi Minta Maaf

0

JAKARTA, BERNAS.ID ? Anggota DPR RI  Fraksi PKS, Mardani Ali Sera mendesak Presiden Joko Widodo meminta maaf atas kegagalannya memimpin kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Mardani mengatakan kegagalan besar seorang pemimpin ketika beberapa kali bawahannya terjerat kasus korupsi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena telah membongkar praktik korupsi elit pemerintah dalam beberapa waktu ini. Mardani terus mendukung KPK mengembangkan pada peluang kasus lain.  

?Saya berharap Presiden Jokowi bisa mengakui kesalahannya karena gagal memimpin bahwahannya. Saya juga sekaligus mengapresiasi KPK atas kinerjanya belakangan ini,? ujar Mardani, Senin (7/12/2020).

Anggota Komisi II DPR RI ini prihatin perilaku korup ini dilakukan saat suasana keprihatinan dan perjuangan dari dampak  pandemi Covid-19. ?Ini sesuatu yang sangat tidak bisa di banggakan. Bantuan pemerintah sering kali tidak tepat sasaran dan jadi peluang di korupsi oleh para demagog,? kata Mardani. 

Hal ini juga, menurutnya disebabkan karena Perpu Corona yang oleh pemerintah dan DPR yang mendukung pemerintah. ?PKS menolak Perpu Corona yang memberikan imunitas pada pengambil keputusan bab Covid-19. Berkaca pada BLBI 1998 yang menurut BPK audit tahun 2000, 95% bantuan tidak tepat sasaran,? terang Mardani.

Anggota DPR asal Dapil Jakarta Timur itu mendorong KPK untuk terus mengembangkan kasus ini ke berbagai aspek pengadaan lainnya. ?KPK juga bisa memeriksa pengadaan Alkes nya, APD nya, bantuan ke masyarakat, UKM dan lain-lain. Sehingga terbongkar mafianya secara holistic,? tambah Mardani.

Ia juga menyinggung Kabiniet Presiden Jokowi yang minim prestasi namun masih belum juga berani di evaluasi apalagi diganti. ?Dua Menteri masuk tahun ke dua Kabinet Indonesia Bersatu tersangka korupsi saat Pandemi di tangan KPK dan ini tambah sangat memalukan jika terus didiamkan,? lanjut Mardani.

Apalagi Mardani mengutip, survei Forum Ekonomi dunia pada 2017 melansir bahwa faktor penghambat terbesar investasi mandek di Indonesia adalah permasalahan korupsi (13,8%), dilanjutkan inefisiensi birokrasi (11,1%), akses pada pembiayaan (9,2%), infrastuktur yang tidak memadai (8,8%) terakhir kebijakan yang tidak stabil (8,6%).

?Kalau Indonesia mau maju, ya pemberantasan korupsi harus di dukung! Bukan dilemahkan,? pungkas Mardani. (cdr)

Leave A Reply

Your email address will not be published.