Berita Nasional Terpercaya

Sampah Menumpuk, Belatung Berserakan ke Jalan

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Dampak dari penutupan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Piyungan Bantul mengakibatkan banyaknya tumpukan sampah yang meluber hingga ke badan jalan. Pemandangan tak sedap itu tampak di pasar ataupun depo pembuangan sampah di Kota Yogyakarta.

Baharuddin Kamba Anggota Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan terkait banyaknya sampah berserakan hingga ke badan jalan di Pasar Kranggan dan selatan Stasiun Kereta Api Lempuyangan, Jalan Hayam Wuruk Kota Yogyakarta, Selasa (22/12/2020).

“Hasil pemantauan di Pasar Kranggan Kota Yogyakarta ditemukan tumpukan sampah yang menggunung. Selain itu akibat dari sampah yang tidak angkut tersebut, tampak banyak belatung yang berserakan ke jalan di sekitar tumpukan sampah. Selain bau tak sedap yang ditimbulkan,” jelasnya.

Kamba menyebut tak terlihat petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta di sekitar tumpukan sampah yang menggunung. “Sejumlah warga yang melewati tumpukan sampah malah menambah sampah dengan membuang sampah ditumpukan tersebut,” ucapnya. 

Ia juga menyampaikan pemandangan yang tak jauh berbeda di Jalan Hayam Wuruk tepatnya selatan stasiun Kereta Api Lempunyangan. “Sampah berserekan hingga ke jalan. Bedanya di lokasi ini tampak sejumlah petugas kebersihan dari DLH Kota Yogyakarta membersihkan sampah yang berserakan hingga ke jalan,” katanya. 

Mayer, salah satu petugas DLH Kota Yogyakarta mengatakan dari pukul 11.00 WIB sudah ada lima armada pengangkut sampah guna membersihkan sampah yang berserakan hingga ke jalan. Sedangkan, Fajar salah satu pedagang telur yang tidak jauh dari tumpukan sampah mengaku sudah terbiasa dengan bau tak sedap dari tumpukan sampah.

Forpi Kota Yogyakarta, lanjut Kamba, mengusulkan kepada Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Pemerintah Kabupaten Bantul dan Sleman termasuk Pemda DIY untuk duduk bersama dalam mengatasi masalah sampah karena hal itu kerap terjadi dan tak pernah ada solusi alternatifnya.

“Anggaran dana keistimewaan (Danais) dapat digunakan untuk mengatasi persoalan sampah. Anggaran danais itu besar dan seharusnya mampu untuk mengatasi persoalan sampah karena Pemda DIY mampu membangun pagar di Alun-alun Utara Yogyakarta dengan nilai Rp2,3 miliar dan mampu membeli dua bangunan milik Hotel Mutiara di kawasan Malioboro senilai Rp170 miliar. Sungguh dana yang sangat fantastis,” tutupnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.