Berita Nasional Terpercaya

Prediksi Bloomberg Virus Corona Akan Bertahan Lama, Apa Kabar Pendidikan di Indonesia?

0

Bernas.id – Saat ini kita mulai berdamai dengan pandemi. Masyarakat mulai terbiasa dengan ?Kebiasaan baru?, meskipun sejatinya kita semua ingin keadaan ini cepat pulih dan kembali normal. Kapan pandemi akan berakhir?, jawabannya bisa diukur dengan vaksinasi.

Bloomberg telah membangun basis data suntikan Covid-19 terbesar yang diberikan di seluruh dunia, dengan lebih dari 119 juta dosis diberikan di seluruh dunia. Pejabat sains AS seperti Anthony Fauci telah menyarankan dibutuhkan 70% hingga 85% cakupan populasi agar semuanya kembali normal. Pelacak Vaksin Bloomberg menunjukkan bahwa beberapa negara membuat kemajuan yang jauh lebih cepat daripada yang lain, menggunakan cakupan 75% dengan vaksin dua dosis sebagai target.

Kalkulator Bloomberg memberikan gambaran singkat tentang waktu, yang dirancang untuk memperhitungkan tingkat vaksinasi saat ini. Ini menggunakan rata-rata bergulir vaksinasi terbaru, yang berarti bahwa ketika jumlah vaksinasi meningkat, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ambang 75% akan turun.

Sejak setahun terakhir, Covid-19 telah menghambat jalannya roda kehidupan. Perkantoran, sekolah-sekolah, dna tempat umum lainnya di sterilkan guna meminimalisir penyebaran Covid-19. Hal tersebut memberikan dampak yang sangat signifikan bagi berbagai sector kehidupan, khususnya dunia pendidikan. Kebijakan ?Merdeka Belajar? yang baru saja diterbitkan, dan mulai dilaksanakan terpaksa mengalami sedikit perubahan karena adanya pembatasan dan adaptasi baru.

UNESCO menyebutkan  bahwa pandemi Covid-19 mengancam 577.305.660 pelajar dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga menengah atas dan 86.034.287 pelajar dari pendidikan tinggi di seluruh dunia. Seperti kebijakan yang diambil berbagai negara yang terdampak penyakit Covid-19, Indonesia meliburkan seluruh aktivitas pendidikan. Hal tersebut membuat pemerintah dan lembaga terkait menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik dengan belajar mengajar jarak jauh atau belajar online.

Penerapan kebijakan belajar mengajar jarak jauh dari rumah atau belajar online nampaknya tidak menjadi masalah bagi sebagian perguruan tinggi yang sudah memiliki sistem akademik berbasis Daring. Namun, hal tersebut dapat menjadi masalah bagi sebagian perguruan tinggi lain yang tidak memiliki sistem tersebut. Di sisi lain, pembelajaran jarak jauh pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan atas secara teknis proses pembelajaran jarak jauh masih banyak mengalami kendala. Peserta didik dari keluarga yang tidak memiliki akses internet dan tidak memiliki handphone akan ketinggalan pembelajaran, sebab tugas-tugas disampaikan melalui WhatsApp, Google Classroom, dan lain-lain. Menyikapi kondisi seperti itu, pihak pemerintah seyogyanya memberikan solusi, agar pembelajaran online dapat dilakukan sebagai alternatif di masa pendemi seperti saat ini.

?Memang agak aneh juga reaksinya. Kan sedang tak ada anak sekolah berseragam untuk beratribut keagamaan, karena semuanya sedang belajar Daring, ko ya malah ngurus seragam. Baiknya memang mengurus gimana memaksimalkan berlajar Daring di pelosok yang tak terjangkau atau yang tak punya perangkatnya,? Ujar Cholil Nafis, yang merupakan seorang dosen di perguruan tinggi negeri pada laman Twitternya.

Selain itu dampak lain dirasakan oleh peserta didik dari belajar dari rumah adalah beban pelajaran terlalu banyak. ?Daring capek ngerjain tugas, terus nggak tau deh belajar apa,? ungkap seorang siswa pada laman twitternya.

Pada saat yang sama peserta didik dituntut untuk dapat mencermati dan mempelajari materi pelajaran sendiri dengan cepat. Kalaupun diberikan ruang bertanya kepada guru melalui pesan aplikasi WhatsApp itu dirasakan tidak cukup waktu. Dan, yang paling mudah diamati oleh orang tua peserta didik, belajar mengajar dari rumah juga membuat peserta didik menjadi gampang bosan karena tidak bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-temannya. ?Nggak tau kenapa, gara-gara sistem belajar daring, aku jadi anti-sosial banget kalo diluar. Males komunikasiapalagi sama orang yang nggak dikenal, padahal temen sekelas,? curhat seorang siswa SMA.

Sejatinya belajar dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Semoga kita bisa segera bangkit dan mengambil hikmah dengan kehadiran tamu tak kasat mata, Corona. (Rrw)

Leave A Reply

Your email address will not be published.