Berita Nasional Terpercaya

Banyak Orangtua Berharap Pembelajaran Tatap Muka

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Pandemi telah memaksa orangtua untuk lebih dekat dengan Teknologi Informasi (TI) karena harus mendampingi, mengajari dan membantu anak dalam proses belajar secara on line. Beban orang tua terutama ibu menjadi bertambah dan ini berpotensi menimbulkan dampak secara psikologi.

Hal itu disampaikan Lurah Purbayan Nawangsasi dalam acara workshop parenting bagi orangtua, peserta didik PAUD yang digelar Kalurahan Purbayan pada Jumat (19/2/2021) di Aula Kelurahan Purbayan Kotagede, Yogyakarta. 

“Melalui workshop parenting ini saya harap orangtua akan mendapat pencerahan,  bagaimana peran dan sikap dalam menghadapi situasi seperti ini,” ujarnya.

Sementara, Konselor parenting Bunda Cinta yang menjadi narasumber diacara tersebut menyebutkan dibutuhkan sinergi antara orangtua, pendidik, warga masyarakat untuk meningkatkan pendidikan.

“Pendidikan dapat menaikkan kualitas hidup seseorang oleh karena itu kita sebagai orangtua, pendidik, warga masyarakat hendaknya saling bersinergi dalam proses pendidikan baik di keluarga, sekolah dan masyarakat,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Fransiska Sulistyorini, orangtua dari dua anak yang saat ini sedang mengikuti kegiatan pembelajaran online. “Orangtuanya jelas harus menyediakan waktu full untuk jadi pengganti Guru di rumah. Kalau untuk anak-anak ya makin kesini makin santai, karena kan situasi belajar di rumah jelas berbeda sama di sekolah,” katanya, Senin (22/2/2021).

Menurutnya saat ini pembelajaran online sudah semakin membaik. Guru sudah bisa berkreasi dalam materi dan kegiatan secara online, contohnya mulai ada diskusi kelompok online, olahraga online, upacara bendera online, dan lainnya. “Jadi sepertinya guru-guru sudah mulai mengembangkan pembelajaran online mereka. Tapi ada kurangnya juga sama di sistem online ini, terkadang guru hanya menyapa saat zoom aja. Di luar jam online guru tidak menyediakan waktu untuk menyapa anak, khususnya anak-anak yang butuh bantuan lebih untuk memahami materi atau butuh tuntunan pendidikan di luar area kognitif, misalnya soal masalah kedisiplinan. Kadang orangtua tetap butuh bantuan guru untuk menyamakan peraturan di rumah dan sekolah selama pembelajaran online ini,” jelasnya.

Fransiska berharap, seharusnya disaat pandemi mulai melandai penyebarannya, pembelajaran online bisa dihentikan dan digantikan dengan tatap muka. “Karena anak butuh sosialisasi nyata sama teman, sama guru. Kalau online terus mereka semakin gaulnya hanya sama benda benda elektronik, khawatirnya muncul masalah sosial nantinya,” tambahnya.

Sedangkan, Rosita Danat Putranti yang memiliki anak usia pendidikan TK mengaku, belajar daring bisa tidak optimal jika jaringan internet tidak maksimal. “Menurut saya belajar daring yang nggak optimal dikarenakan jaringan internet yang nggak maksimal, dan anak yang nggak fokus belajar karena banyak mainnya,” katanya.

Rosita juga mempunyai harapan agar pandemi cepat berakhir supaya anak-anak bisa melakukan pembelajaran tatap muka. “Ya pandemi cepat berakhir supaya cepat masuk sekolah. Tetap anak-anak itu lebih maju kalau belajar di sekolah,” pungkasnya. (cdr)

Leave A Reply

Your email address will not be published.