Berita Nasional Terpercaya

4 Cara Akurat untuk Menentukan Support dan Resistance Harga Saham

0

Dalam perdagangan saham, setiap trader mesti mengetahui titik support dan resistance yang berkaitan dengan harga saham. Melalui strategi support dan resistance, trader dapat meraih profit dari margin saham dan meminimalisasi kerugian jika harga saham sedang anjlok.

Baca juga: 3 Cara Membeli Saham Bagi Pemula dengan Mudah

Dalam kamus perdagangan saham, support artinya tingkat atau harga saham ketika menyentuh titik terendah. Saat menyentuh posisi support, biasanya harga akan kembali memantul ke atas. Namun, jika posisi support tembus (breakdown), maka harga akan turun lagi hingga menemukan titik support yang baru.

Sementara itu, kebalikan dari support adalah resistance yang artinya tingkat atau posisi ketika harga saham berada di titik tertinggi. Jika mencapai posisi resistance, biasanya aksi jual saham akan besar sehingga harga terhambat dan sulit bergerak naik lagi.

Jika sudah mencapai titik resistance, biasanya harga akan turun. Namun, jika posisi resistance tembus (breakout), makan harga saham akan melambung tinggi, naik hingga mencapai titik resistance berikutnya.

Untuk menentukan support dan resistance dalam perdagangan saham, caranya cukup tricky dan butuh kejelian, namun sebenarnya metodenya sederhana sebagai berikut.

Baca juga: 6 Langkah Belajar Investasi dan Trading Saham dari Nol

 

1. Menentukan support dan resistance melalui history pegerakan harga saham

Untuk menentukan support dan resistance harga saham secara manual, Anda dapat melihat history pergerakan harga saham, lalu mencari dua titik, yaitu titik tertinggi atau resistance harga sahamnya dan titik terendah atau support harga sahamnya.

Menentukan support dan resistance secara manual melalui history pegerakan harga saham

Menentukan support dan resistance secara manual melalui history pegerakan harga saham (Foto: Investopedia)

Ketika menemukan dua titik itu, tarik garis horizontal di bagian terendah untuk support-nya. Pada  bagian tertinggi untuk resistance-nya, tarik juga garis horizontal yang lain. 

Selain garis horizontal, Anda juga dapat menggunakan garis miring dengan menarik garis dari titik terendah hingga titik tertinggi dari history harga saham tersebut.

Baca juga: Saham ANTM Aneka Tambang Layak untuk Dibeli di 2021, Ini Analisisnya!

 

2. Teknik moving average atau pergerakan rata-rata harga saham

Untuk memprediksi momentum jangka pendek dalam perdagangan saham, Anda dapat menggunakan teknik moving average. Teknik ini akan melihat pergerakan harga yang dinamis. 

Gambar di bawah ini mengilustrasikan bagaimana harga menyentuh titik support ketika sedang rendah dan harga akan sampai di titik resistance ketika sedang tinggi.

Teknik moving average untuk menentukan support dan resistance

Teknik moving average untuk menentukan support dan resistance (Gambar: Investopedia)

Anda dapat menandai pergerakan rata-rata dari harga saham tersebut dan menggunakan cara moving average untuk melihat momentum pas dalam trading saham.

Baca juga: Mengenal Trading Saham dan Cara Jitu Jadi Trader Handal

 

3. Momentum angka bulat

Berdasarkan kondisi psikologi para trader saham, biasanya angka bulat dapat menjadi patokan titik support dan resistance dalam perdagangan saham. Angka bulat seperti Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 2.500, Rp 5.000, dan lain sebagainya sering kali menjadi penting. Alasannya, ketika harga saham menyentuh angka bulat, banyak keputusan beli dan jual saham terjadi.

Momentum angka bulat

Momentum angka bulat (Gambar: Tradeciety)

Ketika banyak terjadi transaksi, maka harga saham akan mencapai titik support atau resistance. Sebagai misal, ketika harga saham mencapai angka bulat rendah, seperti Rp600, maka pembelian atau penjualan saham yang tinggi menjadikan harga sulit untuk jatuh lagi.

Sementara itu, jika harga saham sedang tinggi-tingginya pada angka bulat, maka penjualan pun akan naik sehingga harga sulit untuk merangkak lagi, maka terjadilah titik resistance di kondisi seperti ini.

Baca juga: 7 Cara Main Saham Bagi Investor Pemula dengan Mudah

 

4. Menggunakan garis Fibonacci

Dari sejarahnya, garis Fibonacci ditemukan oleh Leonardo Pisano, matematikawan dari Italia pada abad ke-18. Terdapat banyak sekali manfaat garis Fibonacci, salah satunya adalah untuk menganalisis harga saham. Penggunaan Fibonacci sendiri ada banyak jenisnya, misalnya Fibonacci retracement, Fibonacci extension, Fibonacci fan, Fibonacci arcs, dan Fibonacci timezome. 

Akan tetapi, dalam perdagangan saham, garis Fibonacci yang paling sering digunakan adalah garis Fibonacci retracement. Pada fitur Fibonacci retracement, biasanya disediakan titik support dan resistance dalam perdagangan saham.

Menggunakan garis Fibonacci (Foto: Pixabay)

Untuk menggunakan garis Fibonacci retracement, Anda dapat menentukan sendiri titik tertinggi dan terendah pada suatu periode tertentu. Lantas, hubungkan antara titik tertinggi dan terendah itu untuk memperoleh support dan resistance dari harga saham. Kemudian, tentukan juga jarak antara kedua titik tersebut, lalu hitung posisi 0%, 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8%, 78,6%, dan 100%-nya.

Untuk menentukan support dan resistance harga saham menggunakan garis Fibonacci retracement, paling tidak periode waktunya adalah tiga bulan. Analisis teknikal menggunakan Fibonacci retracement ini cukup akurat, seiring dengan lamanya peride waktu yang ditentukan, baik itu 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dan seterusnya.

Baca juga: Inilah Sebab Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Berpotensi Menguat

Leave A Reply

Your email address will not be published.