Berita Nasional Terpercaya

Ingin Masuk UGM? Simak Tips dari Salah Satu Pengajarnya

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Siapa sih yang nggak mau jadi mahasiswa di kampus terbaik? Sebagai salah satu kampus populer dan terbaik di Indonesia, tentu banyak orang yang rela berjuang mati-matian agar rela mendapatkan kursi di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dari 1.000 kampus terbaik dunia 2021 versi Webometrics Ranking of World Universities, kampus di Indonesia yang masuk dalam daftar hanya UGM.

Dalam versi Webometrics Ranking of World Universities, UGM mendapat peringkat ke-350 dalam 3 bidang studi, yaitu Social Sciences & Management, Arts & Humanities, dan Engineering & Technology.

Bahkan, UGM mendapatkan peringkat keempat sebagai kampus terbaik di Asia Tenggara. Karena itu, hal yang wajar jika banyak orang ingin melanjutkan studi di kampus tersebut.

Tingginya minat untuk masuk ke UGM, tentunya banyak pesaing yang harus kita hadapi untuk mendapatkan kursi di kampus tersebut.

I Made Andi Arsana, salah satu pengajar di UGM juga mengatakan memang  tidak mudah untuk menjadi bagian dari kampus tersebut.

“Saya juga baru menyadari kalau masuk UGM itu memang susah. Keponakan saya sendiri juga ada 3 orang mencoba daftar masuk UGM tidak lolos seleksi,” ucapnya.

Andi, begitu sapaan akrabnya, juga tercatat sebagai mahasiswa teknik geodesi UGM. Pria asal Tabanan, Bali, itu berhasil lolos seleksi masuk UGM melalui jalur seleksi penelusuran minat dan kemampuan (PMDK).

Tips Masuk UGM

Dalam sebuah wawancara dengan Bernas.id (6/6), Andi mengatakan memang dibutuh faktor khusus, yaitu faktor keberuntungan.

“Keberuntungan yang saya maksud disini bukan aji mumpung, yah, namun kombinasi antara kesempatan dan kemampuan diri,” tambahnya.

Menurut Andi, hal terpenting ketika ingin mendaftar masuk UGM adalah mengukur kemampuan diri  kita. Jika kita sudah tahu bagaimana kemampuan diri, maka kita akan lebih percaya kepada diri sendiri.

“UGM memang kampus terbaik di Indonesia. Namun, sukses tak hanya di UGM. Ketika saya menempuh studi S2 di Australia, banyak kok mahasiswa dari kampus kurang terkenal yang kemampuannya lebih tinggi dari saya,” ucapnya.

“Itu artinya, dimanapun kita kuliah yang penting kita benar-benar belajar dan mengaplikasikan ilmu yang kita dapatkan,” tambahnya.

Baca juga: Kisah Rungu: Cerita Suka dan Duka Kuliah di Perancis (Bagian3)

Memilih jurusan kuliah

Tidak ada alasan khusus yang membuat Anda memilih teknik geodesi sebagai bidang kajian yang ia pelajari selama kuliah di UGM. Ia memilih teknik geodesi hanya karena ingin mencoba hal baru.

“Bisa dibilang, saya memilih teknik geodesi karena kecelakaan. Saat itu saya hanya ingin mencoba hal baru yang anti mainstream. Lalu saat pendaftaran seleksi masuk UGM jalur PMDK, saya hanya memilih jurusan teknik geodesi tidak ada pilihan kedua. Hanya teknik geodesi yang saya pilih saat itu,” ungkapnya.

Awalnya, Andi mengakut tidak tahu menahu apa itu ilmu geodesi sebelum dirinya benar-benar terjun langsung di dalamnya. Namun seiring berjalannya waktu, ia merasa semakin jatuh cinta dengan jurusan yang dipilih.

“Banyak sekali, kan, mahasiswa yang merasa salah jurusan ketika kuliah. Bahkan, mahasiswa saya juga banyak yang merasa begitu. Padahal, jika kita bisa melihat sisi baik dari jurusan yang kita ambil, pasti kita akan lebih enjoy saat belajar,” ungkapnya.

Menurut Andi, jurusan kuliah juga bukan penentu masa depan kita karena ada banyak tokoh ternama yang berhasil meraih sukses di bidang- yang benar-benar berbeda dengan jurusan kuliahnya.

“Contohnya saja, ada presiden kita yang ternyata alumni kehutanan bukan dari ilmu pemerintahan. Lalu ada juga menteri kesehatan yang basic pendidikannya juga bukan dari ilmu kesehatan. Jadi, jurusan memang bukan penentu nasib hidup kita, ucap dia.

Andi mengatakan hal penting yang turut menentukan masa depan adalah bagaimana kita bisa mengambil pelajaran ketika menjalani perkuliahan. Sebab, ilmu tidak hanya kita dapatkan ketika berada di kelas saja.

“Ketika kita merasa salah jurusan, coba kembangkan dulu imajinasi kita. Buka pikiran seluas-luasnya untuk mendapatkan keunikan dan hal baru dari jurusan yang kita ambil. Jika memang benar-benar merasa tidak mampu, tak ada salahnya untuk mundur. Yang terpenting kita bertanggung jawab dengan keputusan yang kita ambil,” ucapnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.