Berita Nasional Terpercaya

Herry Budijanto Dragono, Sukses di Honda hingga Tularkan Ilmu Magic Marketing

0

BERNAS.ID – Ketika penjualan sepeda motor Honda tidak cerah, Herry Budijanto Dragono dengan “super power” yang ia miliki, berhasil membalikkan keadaan.

Sukses membawa Honda Sales Operation (HSO) dengan berbagai pencapaian, seiring berjalannya waktu, pria berjuluk Mbah Dragon ini menyadari ada kunci utama dalam meraih semua itu.

Dia menyebutnya magic marketing. Sekilas mendengar namanya mungkin kita akan teringat pada sulap. Tapi, ilmu tersebut lebih dari sekadar sulap.

Bagaimana kisah Mbah Dragon dalam merintis kariernya? Lalu, apa itu magic marketing?

Lari dari Rumah

Perjalanan hidup Mbah Dragon yang penuh lika-liku dimulai ketika ia harus melanjutkan kuliah. Terjadi konflik di keluarga karena ia tidak menuruti pesan sang ayah.

Sang ayah memintanya untuk kuliah di Teknik Kimia sehingga kelak bisa meneruskan usaha keluarga. Bertentangan dengan keinginan ayahnya, Herry memutuskan untuk kabur dari rumah.

Baca Juga: Kisah Galatia Candra, Bangun Karier di Dunia Sales hingga Rilis “Hacking Your Mind”

Ia masih teringat perkataan ayahnya, yang tidak akan membiayai kuliah jika ia tidak kuliah di jurusan Teknik Kimia. Akhirnya, ia pergi ke Bali dan meneruskan studi di sana.

“Keterima (kuliah) di Bali, keterima di jurusan teknologi pangan. Ternyata isinya kimia semua. Selama ini saya memang teori nggak tahu, tapi praktik sudah,” ujarnya kepada Bernas.id.

Pria kelahiran Surabaya ini menempuh studi Strata-1 di Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Sebelum kuliah, ia memang sudah mengenal bahan-bahan kimia.

Untuk tetap hidup dan berkuliah, Herry mau tidak mau harus bekerja agar bisa mengumpulkan uang. Suatu ketika, ia sedang flu dan beristirahat di kamar kosnya.

Lalu, ia melihat tukang loak yang berhenti di depan kamarnya. Tukan loak itu membawa botol minuman keras. Dari situ, Herry terinspirasi untuk membuat sesuatu yang unik sehingga laku terjual, mengingat uang yang di kantongnya hanya tersisa Rp2.400.

“Botolnya bagus, tiba-tiba dapat ide dan beli Rp1.000 dapat 3 botol, waktu itu tahun 1985,” ucapnya.

“Sisa duitnya beli paku, gergaji dan sebagainya,” imbuhnya.

Magic bottle oleh Mbah Dragon

Ia meminta rotan dan paku pada seseorang kemudian membuat bingkai foto untuk dimasukkan pada botol tersebut. Dia juga menulis cara memasukkan benda ke dalam botol, yang selanjutnya ia juga jual di pasar malam.

Penjualan botol di pasar malam pada hari pertama masih kurang menarik karena hanya ada tiga botol. Singkat cerita, lama kelamaan banyak orang yang penasaran dan bisnisnya pun laku.

“Yang nonton banyak sehingga saya punya kesempatan untuk meyakinkan pembeli bahwa itu bukan kuasa gelap.Ini ilmiah, bukan leak dan santet,” ujarnya.

Ada satu pelajaran penting yang ia ambil dari peristiwa tersebut, yakni bagaimana membuat orang lain atau calon pembeli betah berada di lapak jualan kita.

Herry tidak puas begitu saja, dia mencoba melakukan sesuatu yang lebih esktrem dengan memasukkan semangka ke dalam botol besar. Seketika itu, ia bak selebritis.

“Saya masukkan semangka itu, lalu saya bawa ke pasar malam kemudian jadi heboh dan masuk koran. Dalam sehari, lapak saya ramai dan saya dapat duit Rp33 ribu,” ucapnya.

Salesman Terbaik

Suatu hari, Herry yang sedang melakukan penelitian untuk skripsinya harus membeli bahan kimia. Tapi di Bali, harga bahan-bahan tersebut cukup mahal, sekitar Rp1,5 juta. Angka yang lumayan tinggi kala itu.

Akhirnya, ia ke Surabaya dan menemukan bahan kimia dengan harga yang lebih murah. Herry yang penglihatan bisnisnya begitu tajam, menangkap peluang bisnis dari hal tersebut.

“Saya suplai ke laboratorium dan teman-teman yang penelitian. Lalu, teman  minta saya jadi part time salesman,” katanya.

“Kemudian bahan-bahan itu masuk ke perusahaan besar,” imbuhnya.

Baca Juga: Kisah Margareta Astaman, Asa Jadi Penulis hingga Bawa Buah Lokal ke Pasar Global

Dalam tiga bulan, Herry berhasil mengalahkan salesman senior. Meski bekerja paruh waktu, nyatanya ia mendapat predikat sebagai salesman terbaik.

Menjadi salesman ternyata bukan sekadar menjual barang, tapi juga menemukan solusi bagi permasalahan klien. Ia memberikan jawaban atas kegundahan dari para kliennya.

“Ketika bisa memberi solusi dan meningkatkan produktivitas klien, maka klien kita akan menjadi klien yang seumur hidup,” ujarnya.

Selain itu, penjualan juga semestinya tidak hanya dilakukan pada orang-orang yang belum dikenal. Menurutnya, menjual suatu barang juga bisa dilakukan pada seseorang dengan memberi pengalaman emosional terhadapnya.

“Kalau kita sudah memberikan pengalaman emosional, kan dia seperti utang budi, maka dia akan menjadi konsumen seumur hidup,” jelasnya.

Karier di Honda

Menjelang studi yang sebentar lagi selesai, Herry mencoba kesempatan untuk mengikuti rekrutmen Astra Recruitment Center, yang biasa mencari calon karyawan ke kampus-kampus.

Herry yang masih gondrong ketika itu melihat formulir pendaftaran di tempat sampah. Dengan menggunakan Tip-Ex, ia menghapus tulisan di formulir tersebut, kemudian menggantinya dengan data dirinya.

Dengan modal nothing to lose dan celana jeans sobek-sobek, dia mengikuti tes rekrutmen. Akhirnya, hari pengumuman tiba dan ia dinyatakan lolos, kemudian dipanggil ke HSO Denpasar.

“Enam bulan kemudian saya tamat kuliah. Saya datang ke Astra. Akhirnya diterima di Astra Denpasar, Honda Sales Operation sebagai sales administration, levelnya staf. Waktu itu tahun 1991,” tuturnya.

Baca Juga: Endah Saraswati, Seniman Multitalenta yang Sukses Populerkan Campursari

Waktu ia bekerja, HSO sedang gencar menerapkan Total Quality Management atau TQM sehingga membentuk Quality Control Circle (QCC). Herry membuat konsep presentasi yang menghibur sehingga audiens dapat terhibur.

Ia menggabungkan presentasi produk dengan sulap, pantomim, dan bahkan drama. Ia pun disorot oleh manajemen berkat ide-idenya yang brilian.

Di Bali, ia mencoba masuk ke masyarakat dengan melalui filosofi Hindu, Tri Hita Karana, yaitu penyebab kesejahteraan yang bersumber dari keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesama.

“Saya melihat celah, produk motor Honda waktu itu 4 tak sehingga secara lingkungan, motor Honda lebih ramah lingkungan,” katanya.

“Saya kasih penyuluhan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dan hemat energi seperti misalkan bagaimana tungku hemat energi bebas asap, pembuatan kecap hemat energi, dan sebagainya, kemudian masuk ke motor hemat energi, ujung-ujungnya jualan Honda,” jelasnya.

Ketika itu, Herry belum mengenal istilah covert selling atau teori-teori marketing lainnya. Ia hanya mempraktikkan berbagai ide penjualan yang ada dalam pikirannya.

Penjualan pun meningkat, dengan metode very low cost dengan biaya promosi Rp27 juta per tahun, ia berhasil meningkatkan market share di Bali dari 55% menjadi 77%, sehingga dipromosikan menjadi Supervisor Marketing di wilayah Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Kariernya meningkat lagi dari supervisor menjadi kepala bagian marketing di wilayah Bali dan NTB pada 1997.

Pengalamannya bertambah ketika ia ke Bima dan menemukan fakta jika orang setempat menyukai produk-produk yang dipakai oleh suku Tionghoa, yang tinggal di sana.

“Saya harus memenangkan orang-orang Tionghoa di Bima. Saya cari tokohnya. Mereka senang yang bunganya rendah. Bunga umum 19%, kami memberikan kredit bunga 14%,” ujarnya.

Market share pun meningkat lebih dari 90% dan bertahan selama 18 tahun. Perjalanan karier Herry pun berlanjut ketika pada 2000 ia dipindahkan ke Palembang.

Baca Juga: Kisah Irma Sustika, Buktikan Perempuan Indonesia Bisa Berdaya secara Ekonomi

Palembang merupakan area di mana Honda merugi dan kalah dengan kompetitornya. Ketika itu pula, terjadi perubahan saat Jepang membeli saham Federal Motor hingga menjadi Astra Honda seperti sekarang.

Berbagai terobosan ia lakukan untuk menaikkan market share. Dalam waktu 10 bulan, kerugian berubah menjadi keuntungan. Market share pun meningkat di atas target.

“Bukan jaga profit lagi tapi profit naik 15 kali lipat, riilnya sih bisa ratusan ribu persen peningkatannya karena sebelumnya ada biaya-biaya yang dibebankan ke pusat,” katanya.

Ketika ke Malaysia, dia tidak sengaja melihat sulap jalanan. Dari situ, ia menyadari teknik yang dipakai sangat unik karena membuat orang penasaran. Akhirnya, ia mempelajari sulap lebih dalam lagi dan bahkan mendapatkan pencerahan yakni suatu hal yang out of the box.

Herry belajar sulap bukan untuk menjadi pesulap, tatpi belajar mengenai thinking out of the box dan kreativitas tingkat tinggi.

“Ujung-ujungnya bisa main sulap untuk ice breaking, bisa  menciptakan memorable experience, grabbers atau alat bantu supaya masuk presentasi product knowledge dengan mudah,” jelasnya.

Kemudian, lahirlah istilah magic marketing, yang berarti cara berpikir untuk menghasilkan peningkatan values meski dengan low cost alias berbiaya rendah.

Abaikan Cibiran dan Ajarkan Berani

Satu per satu prestasi yang diraih oleh Mbah Dragon bukan tanpa halangan. Ada saja orang-orang yang mencibirnya. 

“Dulu sukses di Bali, temen-teman saya bilang itu karena Bali mudah, Palembang juga, kemudian coba di Jawa,” ujarnya.

Sukses di Palembang, ia akhirnya dipindahkan ke Yogyakarta dan harus membenahi Astra Motor Cilacap, yang seumur hidup rugi dan harus ditutup. Bulan ke-4, profit berhasil dibukukan sebanyak Rp40 juta, dan terus meningkat menjadi terbesar nasional dalam dua tahun.

Astra Motor Cilapacap akhirnya untung bahkan hampir menyentuh Rp2 miliar. Namanya pun berkibar sehingga membuat banyak orang ingin berilmu kepadanya.

Sabtu-Minggu, Mbah Dragon manfaatkan untuk sharing ilmu magic marketing ke berbagai perusahaan, yang membuat sebagian orang iri padanya.

Salah satu kegiatan di training magic marketing

Setiap melakukan pelatihan magic marketing, ia selalu mengajarkan para peserta untuk berjalan diatas beling. Tujuannya, untuk mematahkan ketakutan. Mbah Dragon juga melatih peserta untuk melayang dengan memegang tongkat, atau disebut dengan teknik floating yogi.

Hingga kini, ia adalah pemegang hak paten dari Floating Invisible Chair, yang merupakan satu-satunya di dunia. Selain itu, dia juga menciptakan alat-alat seperti invisible chair atau matrix levitation dan double floating yogi.

Tapi, ia terus melangkah. Pada 2007, ia dipindahkan ke Jawa Tengah, yang berpusat di Semarang. Lagi-lagi, ia berhasil membuat pencapaian. Profit naik 430% dalam tiga bulan dan market share meningkat dari 31% menjadi 52,7%. Dalam setahun, profit akhirnya naik 10 kali lipat.

“Banyak orang tidak percaya, ada yg bilang rekayasa. Sebenarnya inilah konsep magic marketing, yang berjalan bersama Tuhan,” tuturnya.

“Inovasi, usaha, dan doa. Berdoa bukan ritual, tapi penyerahan dan hikmat,” imbuhnya.

Fokus Motivator dan Kembangkan Kelor

Pada 2009, ia memutuskan mundur dari Astra, dan menjadi full time trainer. Tapi justru kesempatan baru datang lagi. Ia dipinang oleh TVS Motor Indonesia pada 2012. 

“Padahal saya sudah teken kontrak untuk training. Jadi di Agustus saya habisin semua training itu. Per September, saya menjadi CMO TVS,” katanya.

Selama berkarier di TVS, ia berhasil menurunkan biaya-biaya hingga 90%, bahkan meningkatkan penjualan hingga 4 kali lipat. 

Kariernya kembali berlanjut setelah resign dari TVS dan menjadi COO PT Nusantara Sakti Group pada 2015. Ia membawahi 8 perusahaan, termasuk bidang ekspedisi, springbed, oli, ban, dan sebagainya.

Mbah Dragon tentu menerapkan konsep magic marketing hingga penjualan springbed dari rugi membukukan angka positif hanya dalam waktu tiga bulan.

Sementara, perusahaan ekspedisi naik 4 kali lipat dalam setahun dan total company yang di bawahnya meningkat hampir dua kali lipat untuk Federal Oil, yang awalnya dari papan bawah hingga mendapat predikat juara 1 dan 2 nasional.

Baca Juga: Kisah Julius Widiantoro, Anak Desa yang Menjelma Jadi Brand Strategist Merek Kenamaan

Namun, ia hanya bertahan 1,5 tahun di NSS Group. Alasannya, ia ingin fokus menjadi motivator magic marketing. Berharap bisa berumur panjang, maka ia pun pensiun dari karier profesional.

Ngapain diforsir, hari tua duit habis buat beli obat. Jadi pas usia 49,9, bulan pada Agustus 2016, saya resign,” tuturnya.

“Saya kembali sebagai pria panggilan, trainer magic marketing sampai saat ini, jadi konsultan aja,” imbuhnya.

Kini ia juga membantu putrinya mengembangkan produk skincare atau perawatan kulit dari daun kelor. Salah satu produk yang dikembangkan adalah serum anti-aging dari daun kelor.

“Saya belajar anti-aging, nanoteknologi, dan bioteknologi. supaya saya bisa menghasilkan produk lokal Indonesia dari daun kelor dengan harga murah,” ujarnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.