Berita Nasional Terpercaya

Pembukaan Kuliah Tahun 2021 di Instiper Yogyakarta dilakukan secara luring dan daring

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Mendikbudristek, Nadiem Makarim telah mengijinkan kampus menyelenggarakan kuliah tatap muka terbatas perguruan tinggi di wilayah PPKM level 1-3. Hal tersebut ditindaklanjuti oleh sejumlah kampus di Kabupaten Sleman, salah satunya Instiper Yogyakarta dengan pembukaan kuliah mahasiswa baru tahun akademik 2021/2022.

Rektor Instiper Yogyakarta, Harsawardana mengatakan, pembukaan kuliah tahun 2021 ini dilakukan dengan perpaduan antara luring dan daring. Misalnya, dalam pembukaan kuliah ini, ada 59 mahasiswa baru mengikuti kegiatan pembukaan kuliah dari Grha Instiper Yogyakarta, sedangkan mahasiswa yang lain mengikuti secara daring via platform Zoom Meeting dan Youtube.

“Kita menerima 793 mahasiswa baru yang terdiri dari 736 orang mahasiswa Program Sarjana dan 57 orang mahasiswa Program Pascasarjana Magister Manajemen Perkebunan,” tuturnya.

Baca Juga Mendikbud Nadiem Makarim Menyambut Mahasiswa Baru UNMAHA

Rektor mengatakan, kegiatan pembukaan kuliah secara luring dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. “Mahasiswa baru yang bisa mengikuti pembukaan kuliah secara luring adalah mahasiswa yang telah divaksin dan dapat menunjukkan hasil swab antigen negatif, serta telah berada di Yogyakarta,” katanya.

Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas, Ir Anang Noegroho Setyo Moeljono berkesempatan mengisi kuliah umum pada kegiatan pembukaan kuliah. Tema yang diangkat, “Peranan Bidang Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan dalam Mendukung dan Menyukseskan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”.

Anang mengajak seluruh generasi muda untuk memberikan aksi nyata untuk mewujudkan tujuan dari Sustainable Development Goals, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terutama di bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

“Pada saat ini dunia dihadapkan dengan permasalahan global yaitu perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim sangat dirasakan di bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah mitigasi untuk memanggulangi dampak buruk dari hal tersebut,” jelasnya.

Ia menyebut, ada 17 poin pembangunan berkelanjutan sebagai salah satu kunci dari upaya mitigasi tersebut. Pertanyaannya, bagaimanakah posisi dan peran bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan di Indonesia untuk menjawab seluruh poin tersebut.

“Untuk itu, peran generasi muda menjadi penting untuk dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan tersebut dengan berbagai inovasi dan pemanfaatan teknologi,” tukas Anang. (jat) 

Leave A Reply

Your email address will not be published.