Berita Nasional Terpercaya

13 Jenis Mata Uang Crypto dan Cara Aman Investasi Cryptocurrency

0

Bernas.id – Cryptocurrency atau mata uang kripto kini memang sedang ramai diperbincangkan. Mata uang crypto dianggap sebagai instrumen investasi yang sangat menguntungkan karena memiliki nilai kapitalisasi pasar yang sangat besar.  Selain itu, transaksi dengan mata uang crypto juga dianggap lebih mudah karena tidak memerlukan pihak ketiga sehingga tidak ada biaya transaksi yang dibebankan.

Jika kita lihat dari sejarahnya, mata uang crypto yang pertama kali muncul adalah bitcoin. Bitcoin muncul di tahun 2009 dan mulai digunakan publik pada 2010. Pencipta bitcoin adalah Satoshi Nakamoto. Namun, hingga saat ini siapa orang dibalik nama Satoshi Nakamoto belum terungkap identitas aslinya.

Macam-macam mata uang crypto

Selain bitcoin, sebenarnya ada banyak jenis mata uang crypto yang beredar di dunia ini. Berikut berbagai jenis mata uang crypto yang populer: 

1. Bitcoin

Bitcoin adalah salah satu mata uang crypto yang paling terkenal. Bitcoin dianggap sebagai cryptocurrency yang pertama muncul. Seperti yang disebutkan sebelumnya, bitcoin dibuat pada tahun 2009 sebagai perangkat lunak sumber terbuka. Bitcoin bekerja dengan menggunakan teknologi blockchain.

Teknologi blockchain pada bitcoin memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi peer-to-peer yang transparan. Semua pengguna dapat melihat transaksi ini. Transaksi tersebut diamankan melalui algoritma di dalam blockchain. Meski semua orang dapat melihat transaksi, hanya pemilik bitcoin yang dapat mengakses wallet atau rekening penyimpanan bitcoin melalui kunci pribadi yang diberikan kepada setiap pemilik.

Tidak seperti bank, tidak ada figur otoritas pusat di Bitcoin. Pengguna Bitcoin mengontrol pengiriman dan penerimaan uang, yang memungkinkan transaksi anonim terjadi di seluruh dunia.

2. Litecoin (LTC)

Litecoin diluncurkan pada 2011 sebagai alternatif Bitcoin. Seperti cryptocurrency lainnya, Litecoin menggunakan sumber terbuka, jaringan pembayaran global yang sepenuhnya terdesentralisasi, artinya tidak ada otoritas pusat.

Perbedaan Litecoin dan Bitcoin

  • Litecoin diyakini memiliki waktu transaksi yang lebih cepat.
  • Jumlah bitcoin yang beredar 21 juta dan Litecoin adalah 84 juta.
  • Bitcoin dan litecoin beroperasi pada algoritma yang berbeda, Litecoin menggunakan algoritma yang dikenal dengan namai “scrypt” dan Bitcoin menggunakan algoritma dengan nama “SHA-256.”

3. Ethereum (ETH)

Ethereum dibuat pada tahun 2015. Ethereum adalah jenis cryptocurrency yang merupakan platform open source berdasarkan teknologi blockchain.

Saat melacak kepemilikan transaksi mata uang digital, blockchain Ethereum juga berfokus pada menjalankan kode pemrograman aplikasi terdesentralisasi.

Hal ini memungkinkan mata uang crypto tersebut digunakan oleh pengembang aplikasi untuk membayar biaya transaksi dan layanan di jaringan Ethereum.

4. Bitcoin cash (BCH)

Bitcoin Cash adalah jenis mata uang digital yang dibuat untuk meningkatkan fitur tertentu dari Bitcoin. Bitcoin Cash meningkatkan ukuran blok, memungkinkan lebih banyak transaksi diproses lebih cepat. Mata uang crypto ini diluncurkan pada bulan Agustus 2017. Bitcoin Cash memungkinkan lebih banyak transaksi untuk diproses dan meningkatkan skalabilitas dibandingkan bitcoin.

Peningkatan ukuran blok bitcoin ini akan memungkinkan penggunaan bitcoin sebagai media untuk transaksi harian dan membantunya bersaing dengan organisasi pemrosesan kartu kredit multinasional, seperti Visa, yang mengenakan biaya tinggi untuk memproses transaksi lintas batas.

Bitcoin Cash juga berbeda dari bitcoin dalam hal lain karena tidak memasukkan Segregated Witness (SegWit) agar bisa mengakomodasi lebih banyak transaksi per blok. SegWit hanya menyimpan informasi atau metadata yang berkaitan dengan transaksi di blok. Biasanya, semua detail yang berkaitan dengan transaksi disimpan dalam satu blok.

Pada 2010, ukuran rata-rata blok pada blockchain bitcoin kurang dari 100 KB dan biaya rata-rata untuk sebuah transaksi hanya beberapa sen. Ini membuat blockchainnya rentan terhadap serangan, yang seluruhnya terdiri dari transaksi murah, yang berpotensi melumpuhkan sistemnya.

Untuk mencegah situasi seperti itu, ukuran blok pada blockchain bitcoin dibatasi hingga 1 MB. Setiap blok dihasilkan setiap 10 menit, memungkinkan ruang dan waktu antara transaksi yang berurutan. Batasan ukuran dan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan blok menambahkan lapisan keamanan lain pada blockchain bitcoin. Hal itulah yang menjadi cikal bakal penerbitan bitcoin cash.

Baca juga: Mengenal Cryptocurrency Trading, Strategi, Risiko, dan Cara Memulainya

5. Ethereum Classic (ETC)

Ethereum Classic adalah versi dari blockchain Ethereum. Mata uang crypto ini bekerja dengan smart contract pada platform terdesentralisasi yang serupa. Smart contract adalah aplikasi yang berjalan persis seperti yang diprogram tanpa kemungkinan downtime, sensor, penipuan, atau antarmuka pihak ketiga. 

Dengan kata lain, kontrak dapat dilaksanakan tanpa melibatkan pihak ketiga, seperti bank. Jika tindakan yang diperlukan dalam kontrak telah terpenuhi, maka parameter kontrak yang merespons akan selesai. Jika parameter kontrak belum terpenuhi, maka mungkin ada penalti, biaya, atau kontrak dapat dibatalkan, tergantung pada ketentuan yang ditetapkan di awal kontrak.

Misalnya, dalam transaksi real estat, jika kontrak menyatakan bahwa setoran di muka harus dibayarkan pada tanggal tertentu, dan dana tidak diterima, maka kontrak dapat dibatalkan. Kontrak pintar terkandung dalam buku besar terdistribusi atau jaringan blockchain. Buku besar terdistribusi adalah buku besar transaksi dan kontrak, yang disimpan dan dipelihara secara terdesentralisasi di berbagai lokasi

Perjanjian antara pembeli dan penjual ditulis dalam baris kode dalam smart contract, yang dijalankan sendiri, tergantung pada ketentuan dalam kontrak sehingga tidak diperlukan pemantauan atau penyensoran eksternal oleh otoritas pusat karena kode tersebut mengontrol pelaksanaan kontrak.

6. Zcash (ZEC)

Zcash adalah mata uang crypto yang dibangun di atas basis kode bitcoin asli. Mata uang crypto ini diciptakan oleh  ilmuwan di MIT, Johns Hopkins dan lembaga akademis dan ilmiah terhormat lainnya.

Zcash dibangun di atas blockchain yang terdesentralisasi. Fitur inti dan diferensiasi Zcash adalah penekanan pada privasi. Meskipun bukan fungsi yang tersedia bagi investor di platform Equity Trust, pengguna dapat mengirim dan menerima Zcash tanpa mengungkapkan pengirim, penerima, atau jumlah yang ditransaksikan.

Sebagai mata uang digital, ZCash memang mirip dengan bitcoin. ZCash juga memiliki kode sumber terbuka. ZCash dibuat oleh Zooko Wilcox-O'Hearn pada Oktober 2016 sebagai tanggapan atas tuntutan pengguna Internet akan sistem keuangan terbuka dengan fitur privasi tambahan.

ZCash berusaha untuk mempertahankan struktur yang sama seperti bitcoing tetapi dengan privasi dan kesepadanan sebagai fitur tambahan. Fungibility mengacu pada kemudahan dengan mana satu komoditas dapat diganti dengan yang lain. Uang – baik itu emas atau mata uang fiat seperti dolar AS – dapat dipertukarkan karena Anda dapat menukarnya dengan hal lain.

Baca juga: Makin Diminati, Bagaimana Langkah Bank Indonesia dalam Mengawasi Aset Kripto?

7. Stellar Lumen (XLM)

Stellar lumen adalah mata uang perantara yang memfasilitasi pertukaran mata uang. Stellar memungkinkan pengguna untuk mengirim mata uang apapun yang mereka miliki kepada orang lain dalam mata uang yang berbeda. Mata uang crypto ini diciptakan oleh Jed McCaleb pada tahun 2014.

Stellar Lumen dibuat untuk mendukung representasi digital dari mata uang kenis apa pun, namun masih memiliki token bawaannya sendiri, yang disebut lumen untuk mengisi peran khusus dalam jaringan. Secara desain, Stellar mengharuskan setiap akun menyimpan sejumlah kecil lumen setiap saat.

8. Cardano (ADA)

Cardano adalah platform blockchain generasi ketiga. Cardano bekerja dengan mengandalkan proof-of-stake (PoS) sehingga bisa bekerja tanpa perhitungan PoW yang rumit dan penggunaan listrik yang tinggi seperti penambangkan bitcoin. Karena itu, mata uang crypto ini berpotensi membuat jaringannya lebih efisien dan berkelanjutan.

Cardano dibuat oleh  tim yang dipimpin oleh Charles Hoskinson, dengan tujuan menciptakan “ekosistem yang lebih seimbang dan berkelanjutan” untuk cryptocurrency. Mata uang crypto ini pertama kali diluncurkan ke publik pada  29 September 2017.

Ide pembuatan Cardani terinspirasi oleh dunia penerbitan sains, dan telah mengadopsi pendekatan peer-review untuk cryptocurrency mereka. Jadi, semua perubahan dan fitur baru yang diperkenalkan dikembangkan, ditinjau, dan disetujui oleh para akademisi sebelum digunakan, termasuk algoritma konsensus jaringan.

9. Binance coin (BNB)

Binance coin adalah salah satu cryptocurrency terbesar di dunia, dan Binance Coin (BNB) adalah token cryptocurrency yang dibuat untuk digunakan sebagai media pertukaran di Binance. Mata uang crypto ini awalnya dibangun di blockchain Ethereum, tetapi sekarang telah memiliki platform blockchain Binance sendiri.

Binance coin dibuat sebagai token utilitas pada tahun 2017 yang memungkinkan kita untuk mendapatkan diskon biaya perdagangan di Binance. Saat ini, Binance coin juga dapat digunakan untuk pembayaran, memesan perjalanan, hiburan, layanan online, bahkan layanan keuangan.

Binance coin dibuat dengan jumlah maksimum 200 juta token, sekitar setengahnya tersedia untuk investor selama ICO-nya. 

10. Tether

Tether adalah cryptocurrency pertama yang dipasarkan sebagai “stablecoin” atau aset crypto dengan harga yang stabil. Seperti stablecoin lainnya, tether dirancang untuk menawarkan stabilitas, transparansi, dan biaya transaksi yang lebih rendah kepada pengguna.

Tether bukanlah investasi spekulatif seperti beberapa cryptocurrency, melainkan dapat digunakan oleh investor yang ingin menghindari volatilitas ekstrim dari pasar crypto. Pada Februari 2021, 57% perdagangan bitcoin dilakukan menggunakan tether.

11. Solana

Solana adalah platform blockchain yang menghasilkan cryptocurrency yang dikenal sebagai Sol. Salah satu mata uang yang lebih fluktuatif akhir-akhir ini, Sol diperdagangkan pada sekitar US$191,00 pada 10 September 2021. Padahal,  satu tahun lalu nilainya US$3,42. 

Solana telah membuat kemajuan dalam keuangan terdesentralisasi (alias DeFi), khususnya teknologi smart contract. Solana juga berada di belakang “Degenerate Ape Academy,” sebuah token non-fungible (NFT) yang diluncurkan pada Agustus 2021. 

Solana diciptakan oleh Anatoly Yakovenko. Solana beroperasi pada jaringan komputer terdesentralisasi menggunakan buku besar yang disebut blockchain. Basis data blockchain ini mengelola dan melacak mata uang, dan secara efektif mencatat setiap transaksi yang pernah terjadi di dalamnya, seperti tanda terima yang berjalan lama. Jaringan komputer mencatat transaksi dalam mata uang dan memverifikasi integritas data.

12. XRP

XRP dikembangkan oleh Ripple Labs, Inc. XRP adalah mata uang crypto yang dirancang untuk bekerja di jaringan Ripple. Anda dapat membeli XRP sebagai investasi, sebagai koin untuk ditukar dengan mata uang kripto lainnya, atau sebagai cara untuk membiayai transaksi di Ripple.

XRP dapat dikirim langsung tanpa memerlukan perantara pusat, menjadikannya instrumen yang nyaman dalam menjembatani dua mata uang yang berbeda dengan cepat dan efisien. Transaksi dengan XRP dikenal lebih cepat, lebih murah, dan lebih terukur daripada aset crypto lainnya.

13. Dogecoin

Dogecoin diluncurkan pada tahun 2013 sebagai cara untuk menyaingi Bitcoin. Pada bulan April 2019, sebuah tweet dari Elon Musk mengindikasikan bahwa dia memiliki pandangan positif terhadap Dogecoin, yang selanjutnya meningkatkan profil Dogecoin sebagai cryptocurrency yang sah.

Dogecoin adalah altcoin yang mirip dengan Bitcoin dan Ethereum karena dijalankan di jaringan blockchain menggunakan sistem PoW. Tetapi jumlah koin yang dapat ditambang tidak terbatas. Dogecoin memiliki gambar anjing Shiba Inu sebagai logonya. Teknologi dasar Dogecoin berasal dari Litecoin. Fitur penting dari Dogecoin, yang menggunakan algoritma scrypt, adalah harganya yang murah dan persediaan yang tidak terbatas.

Anda  dapat membeli dan menjual Dogecoin di bursa mata uang digital. Anda juga dapat memilih untuk menyimpan Dogecoin mereka di bursa atau di dompet Dogecoin.

Amankah investasi Crypto?

Cryptocurrency biasanya dibangun menggunakan teknologi blockchain. Blockchain menggambarkan cara transaksi dicatat ke dalam “blok” dan cap waktu. Hal ini memiliki proses teknis yang cukup rumit dan menghasilkan buku besar digital dari transaksi cryptocurrency yang sulit untuk dirusak oleh peretas.

Selain itu, transaksi memerlukan proses otentikasi dua faktor. Misalnya, Anda mungkin diminta memasukkan nama pengguna dan kata sandi untuk memulai transaksi. Kemudian, Anda mungkin harus memasukkan kode otentikasi yang dikirim melalui teks ke ponsel pribadi Anda.

Meski demikian, peretasan terhadap mata uang crypto masih bisa terjadi. Faktanya, beberapa peretasan bernilai tinggi membuat startup cryptocurrency bangkrut. Di tahun 2018, misalnya, terjadi peretasan sejumlah US$534 juta di Coincheck dan US$195 di BitGrail yang merupakan salah satu startup cryptocurrency.

Peretas mencapai Coincheck hingga US$534 juta dan BitGrail sebesar U$195 juta. Kejadian tersebut merupakan momen peretasan terbesar sepanjang sejarah terbitnya mata uang crypto.

Tips Aman investasi Crypto

Investasi selalu berisiko, termasuk investasi mata uang crypto.  Meski demikian, investasi crypto dinilai sangat menjanjikan. Jika Anda ingin berinvestasi mata uang crypto, berikut tips aman investasi crypto:

1. Lakukan riset platform

Sebelum Anda menginvestasikan satu dolar, pelajari tentang pertukaran mata uang crypto. Ada sekitar 500 bursa yang menyediakan perdagangan mata uang crypto. Jadi, lakukan riset, baca ulasan, dan bicarakan dengan investor yang lebih berpengalaman sebelum memutuskan untuk berinvestasi mata uang crypto.

2. Ketahui cara menyimpan mata uang crypto Anda

Jika Anda membeli cryptocurrency, Anda harus menyimpannya. Anda dapat menyimpannya di bursa atau di “dompet” digital, misalnya salah satu dompet kripto. Meskipun ada banyak jenis dompet, masing-masing memiliki manfaat, persyaratan teknis, dan keamanannya sendiri. Seperti halnya bursa, Anda harus melakukan riset jenis dompet atau wallet mana yang aman sebelum berinvestasi.

3. Diversifikasi Investasi Anda

Diversifikasi adalah kunci untuk setiap strategi investasi yang baik. Hal itu jug berlaku ketika Anda ingin berinvestasi dalam cryptocurrency. Jangan menaruh semua uang Anda di Bitcoin, misalnya, hanya karena mata uang crypto tersebut paling populer. Karena, bisa saja nilai bitcoin turun drastis. Ada banyak jenis mata uang crypto yang bisa Anda pilih. Jadi, ketika satu atau uang crypto nilainya turun, Anda masih memiliki mata uang crypto lainnya.

4. Siapkan diri untuk menghadapi lonjakan harga

Pasar cryptocurrency adalah pasar yang fluktuatif, jadi bersiaplah untuk menghadapi naik turunnya harga. Anda akan melihat perubahan nilai mata uang crypto yang drastis. Jika portofolio investasi atau kondisi mental Anda tidak siap mengatasinya, cryptocurrency mungkin bukan pilihan yang bijaksana untuk Anda. Investasi adalah hal yang penuh risiko. Jadi, Anda harus berhati-hati sebelum terjun ke pasar.

Itulah penjelasan lengkap mengenai mata uang crypto. Anda juga bisa mengetahui sejarah penerbitan mata uang crypto melalu artikel berjudul Sejarah Panjang Mata Uang Crypto.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.