Berita Nasional Terpercaya

Kaspersky Mengembangkan Kebijakan Keamanan Siber untuk Perangkat Bionik

0

JAKARTA, BERNAS.ID – Kaspersky, perusahaan keamanan siber dan privasi digital global terkemuka, menjadi salah satu organisasi pertama yang menjawab tantangan fenomena augmentasi pada manusia, dengan menghadirkan kebijakan keamanan siber yang komprehensif. 

Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengembangkan tenaga kerja sekaligus mempertimbangkan keamanan dan kesejahteraan karyawan saat menggunakan perangkat bionik di kantor.

Di tengah semangat dan inovasi seputar augmentasi manusia, terutama meningkatnya penggunaan perangkat bionik yang bertujuan untuk menggantikan atau menambah bagian tubuh manusia dengan implan buatan, ada ketakutan yang wajar di antara para pakar keamanan siber dan masyarakat luas. 

Baca Juga : Cyber Intelligence Forum Indonesia Hadirkan 32 Pembicara dari Pemerintahan hingga Profesional

Mereka khawatir bahwa unsur keamanan pada perangkat khusus tersebut kurang menjadi perhatian. Kurangnya kesadaran seputar topik ini menyebabkan ketidakpastian dan risiko untuk pengembangan lebih lanjut dari teknologi augmentasi manusia, dan dunia digital yang lebih aman di masa depan.

Kaspersky terus mengeksplorasi potensi augmentasi manusia dan mengevaluasi tantangan keamanan yang mungkin dihadapi umat manusia selama integrasinya yang lebih luas ke dalam kehidupan kita. 

Baca Juga : Kaspersky Temukan Malware Tidak Dikenal yang Dioperasikan Oleh Scarcruft

Setelah diskusi terbuka dalam komunitas, perusahaan memutuskan untuk menanggapi kebutuhan spesifik akan regulasi keamanan dan merancang kebijakan keamanan siber untuk mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan oleh teknologi augmentasi ke jaringan TI perusahaan. 

Kebijakan tersebut menciptakan skenario dimana karyawan augmentasi akan menjadi lebih umum di perusahaan di masa depan, dan memperhitungkan tes kehidupan nyata Kaspersky dengan implan biochip karyawan.

Dikembangkan oleh pakar keamanan Kaspersky, kebijakan tersebut mengatur prosedur penggunaan perangkat bionik di dalam perusahaan, dan bertujuan untuk mengurangi risiko keamanan siber terkait proses bisnis. 

Dokumen yang diusulkan membahas seluruh infrastruktur perusahaan dan semua unit bisnisnya. Sebagai hasil, ini berlaku untuk sistem kontrol akses penuh, serta proses administrasi, proses pemeliharaan, dan penggunaan sistem otomatis. 

Kebijakan tersebut akan diterapkan baik kepada karyawan dan staf sementara, serta karyawan pemangku kepentingan pihak ketiga yang memberikan layanan kontrak kepada perusahaan. Semua faktor ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan siber pada infrastruktur perusahaan pada tingkat yang lebih besar.

Marco Preuss, Direktur Kaspersky’s Global Research & Analysis Team (GReAT) di Eropa, menyatakan augmentasi manusia adalah bidang teknologi yang sedang berkembang yang pada kenyataannya masih belum dieksplorasi. 

“Itu sebabnya membuat langkah pertama untuk menyelesaikan masalah terkait dengan penggunaannya, juga sebagai penguatan keamanan, akan membantu kami memastikan potensinya dapat digunakan secara positif. Kami percaya bahwa untuk membangun dunia digital yang lebih aman di masa depan, kami perlu mengamankan masa depan augmentasi manusia secara digital hari ini,” ujarnya, Rabu (8/12/2021).

Kebijakan keamanan siber yang diprakarsai oleh Kaspersky menawarkan serangkaian proses standarisasi, meningkatkan keamanan, dan memberikan penyertaan yang lebih baik kepada karyawan yang menggunakan perangkat bionik saat berada di kantor. 

Salah satu tujuan utama dari inisiatif ini juga untuk melibatkan komunitas TI dan augmentasi global dalam diskusi dan mengejar upaya kolaboratif untuk langkah lebih lanjut dari pengembangan keamanan augmentasi manusia. 

Ini termasuk memastikan privasi digital perangkat, membuktikan berbagai tingkat hak akses ke informasi yang disimpan, dan mengurangi ancaman apa pun yang terkait dengan kesehatan manusia.

Diskusi internasional mendatang mengenai masa depan augmentasi manusia, kebijakan industri global, standar keamanan digital, ancaman digital utama yang dapat mempengaruhi perangkat augmentasi, serta praktik terbaik untuk mengatasinya, akan berlangsung di Internet Governance Forum (IGF) 2021 yang diselenggarakan oleh PBB pada 7 Desember 2021. (cdr)

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.