Berita Nasional Terpercaya

Kapal Pesiar Mewahnya Disita Perancis, Begini Rekam Jejak Raja Minyak asal Rusia Igor Sechin

0

BERNAS.ID – Taipan asal Rusia lagi-lagi menerima dampak dari sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh sejumlah negara atas invasi Rusia ke Ukraina. Selain Roman Abramovich yang memutuskan untuk menjual klub sepak bola asal London, Chelsea FC, kini kapal pesiar mewah milik Igor Sechin disita pemerintah Perancis.

Muncul sejumlah pertanyaan tentang sosok Igor Sechin, yang disebut-sebut merupakan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pernyataan pada Kamis (3/3/2022), Kementerian Keuangan Perancis menyatakan telah menyita sebuah kapal mewah milik oligarki Rusia, Igor Sechin.

Laporan CNN menyebutkan kapal pesiar itu bernama Amore Vero yang berarti cinta sejati. Kapal tersebut berada di pelabuhan La Ciotat sejak Januari 2022 dan dijadwalkan meninggalkan pelabuhan pada 1 April 2022.

Baca Juga: Jual Chelsea Imbas Perang Rusia-Ukraina, Ini Profil Konglomerat Roman Abramovich

“Terima kasih kepada petugas bea cukai Perancis yang melaksanakan sanksi Uni Eropa kepada mereka yang dekat dengan pemerintah Perancis,” ujar Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire.

Melansir The Wall Street Journal, Sechin merupakan salah satu dari sekelompok individu yang menerima sanksi dari Uni Eropa akibat invasi Rusia ke Ukraina. Ia disebut sebagai salah satu orang yang paling dipercaya dan penasihat terdekat Putin, bahkan bisa dikatakan sebagai teman dekat sang Presiden.

Lalu, siapa Igor Sechin dan bagaimana rekam jejaknya dalam dunia bisnis serta pemerintahan?

Sechin merupakan CEO dari perusahaan minyak raksasa Rusia, Rosneft. Dia berada di urutan 47 sebagai orang terkaya di dunia versi Forbes. Menurut Reuters, Sechin dipandang oleh pengusaha, diplomat, dan pejabat sebagai pemimpin dari kelompok “siloviki” atau orang-orang yang berkuasa dengan dukungan militer atau badan keamanan.

Sechin lahir pada 7 September 1960 di Soviet Leningrad, atau sekarang dikenal sebagai St Petersburg. Dia lulus dari Leningrad State University pada 1984 sebagai ahli bahasa, tak heran jika ia mahir berbahasa Portugis dan Perancis.

Tak banyak yang diketahui dalam 28 tahun pertama dalam hidupnya. Namun, ia pernah bertugas di angkatan bersenjata. Namun, media lokal menyebut Sechin bertugas di intelijen militer.

Sechin pernah bekerja sebagai penerjemah di Mozambik sebagai bagian dari badan perdagangan Soviet, Tekhnoexport. Tapi, badan itu kurang dikenal. Meski demikian, lembaga tersebut diyakini memasok senjata ke Afrika.

Kemudian, Sechin bekerja sebagai penerjemah militer di Angola. Masa lalunya begitu diselimuti misteri, bahkan ketika Putin terpilih sebagai presiden pada tahun 2000, surat kabar Rusia kesulitan menemukan foto Sechin.

Baca Juga: Mengenal Jerome Powell, Gubernur Bank Sentral AS yang Bukan dari Kalangan Ekonom

Ketika Putin memimpin pada tahun 2000 hingga 2008, Sechin menjabat sebagai wakil kepala stafnya. Dari situ, ia kerap dicap sebagai “orang penting yang abu-abu” oleh media setempat.

Setelah Putin meninggalkan Kremlin pada 2008 untuk menjadi perdana menteri, ia diangkat sebagai salah satu dari 7 wakil perdana menteri. Putin memberikan peran khusus kepada Sechin yakni membangun hubungan Rusia agar bisa lebih dekat dengan China, Kuba, dan Venezuela.

Pada 2008, Presiden Venezuela Hugo Chavez pernah mengatakan gagasan tentang program energi nuklir di negaranya berasal dari Sechin. Pengusaha itu menegosiasikan kesepakatan pengiriman senjata dan teknologi nuklir ke Venezuela.

Pada 2009, Sechin merundingkan kesepakatan dengan Kuba yang membuat Rusia berhasil melakukan pengeboran laut dalam di Teluk Meksiko.

Penuh Misteri

Pada Desember 2014, artikel CNBC menyebut Sechin sebagai orang yang diyakini secara luas sebagai orang nomor dua paling berkuasa di Rusia setelah Putin. Hal yang sama juga dilaporkan oleh The Guardian pada 2017.

Laporan Vox pada 2017 menyebutkan, Sechin dijuluki sebagai “Darth Vader-nya” Putin dan “orang paling menakutkan di muka bumi” oleh media Rusia. Kekuatan dan pengaruh Sechin begitu kuat hingga membuatnya menjabat sebagai wakil perdana menteri Rusia pada 2008 hingga 2012.

Meski punya pengaruh besar, eksistensi sang raja minyak masih saja misterius. Dia pernah menggugat dua surat kabar independen Rusia pada 2016 atas laporan tentang keberadaan rumah mewah senilai 60 juta dollar AS dan kapal pesiar senilai 100 juta dollar AS yang diduga dimiliki oleh istrinya.

Perusahaannya, Rosneft, juga pernah menggugat surat kabar independen, RBC, setelah memuat berita tentang Sechin yang berusaha membatasi kendali British Petroleum Company atau BP pada dewan perusahaan. Sebagai informasi, pada 2008, Sechin terlibat dengan perusahaan minyak BP dan melakukan negosiasi pribadi dengan CEO BP Bob Dudley.

Nama Sechin pernah disebut oleh taipan minyak Mikhail Khodorkovsky sebagai orang yang mendalangi penghancuran kerajaan bisnis YUKOS, yang dilakukan oleh Putin selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden.

Khodorkovsky ditangkap pada 25 Oktober 2003 oleh badan keamanan negara, di kala YUKOS mendapat minyak lebih banyak dibandingkan anggota OPEC, Qatar. Sebagian besar aset utama perusahaan itu jatuh ke perusahaan minyak milik negara, Rosneft.

Dia disebut-sebut menghasilkan 11,6 juta dollar AS dalam setahun. Meski menuai banyak kritik, banyak orang mengklaim Sechin sangat gila kerja dan selalu ada minuman favoritnya, jus jeruk, yang selalu menemani.

Hobi utama Sechin adalah berburu, yang adalah kegiatan yang penting di kalangan politisi dan pengusaha di Rusia. Dia diyakini kerap memberikan sosis kepada mitra Rosneft. Sosis itu terbuat dari daging hewan hasil buruannya.

Seorang jurnalis bernama Andrey Kolesnikov berhasil meyakinkan Sechin untuk menulis di majalah Russian Pioneer. Tulisan tentang kecintaannya pada musik jazz pun termuat di halaman majalah tersebut.

“Hal terpenting dalam jazz, seperti dalam kehidupan nyata, adalah improvisasi,” tulisnya ketika itu.

Baca Juga: Kisah Volodymyr Zelensky, dari Pelawak hingga Jadi Presiden Ukraina

Sebelum menerima sanksi oleh Uni Eropa akibat invasi Rusia ke Ukraina, Sechin pernah mendapat sanksi dari Amerika Serikat pada 2014. Kala itu, pemerintah Rusia terlibat dalam konflik yang berlangsung di Ukraina.

Sanksi itu menyebutkan Sechin dilarang bepergian ke AS, semua asetnya di Negeri Paman Sam dibekukan, dan ia dilarang melakukan transaksi bisnis dengan warga dan perusahaan AS.

Kini, ia harus menyerahkan kapal pesiarnya senilai 120 juta dolar AS atau sekitar Rp1,7 triliun. Kapal pesiar mewah itu memiliki panjang 85,6 meter, yang dapat mengakomodasi 14 tamu dan 28 kru.

Menanggapi sanksi yang diberikan kepada Sechin, BP menyatakan akan keluar dari 19,75% sahamnya di Rosneft dan menyerahkan dua kursi di dewan direksi.

Leave A Reply

Your email address will not be published.