Berita Nasional Terpercaya

Survei Lord Ashcroft: Mayoritas Warga Sipil Ukraina Bersedia Turun Lapangan untuk Lawan Rusia

0

Bernas.id – Perang Ukraina vs Rusia menjadi topik populer pemberitaan media massa sepanjang minggu ini. Sejak 24 Februari 2022 lalu, Rusia terus melancarkan serangan terhadap Ukraina melalui udara, darat, dan laut.

Invasi Rusia terhadap Ukraina memang telah membuat banyak negara-negara di dunia, khususnya negara barat, terpaksa turun tangan dan memberikan sanksi kepada Rusia. Bahkan, imbas konflik Ukraina dan Rusia juga turut mempengaruhi ekonomi dunia, terutama terhadap peningkatan harga energi dan minyak dunia.

Pada hari kedelapan, perang antara Ukraina dan Rusia tampaknya semakin memanas. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun mencatat bahwa jumlah korban tewas usai sepekan invasi Rusia ke Ukraina telah mencapai 136 orang, di mana 13 orang di antaranya masih berusia kanak-kanak. Sementara itu, jumlah korban yang mengalami luka-luka mencapai 400 orang  yang 26 di dalamnya adalah anak-anak. 

Untuk menyelamatkan diri, tak sedikit warga Ukraina yang mengungsi ke daerah perbatasan seperti Polandia, Jerman, Slovakia, dan Republik Moldova. Namun, tak sedikit pula warga Ukraina yang masih memilih untuk tetap tinggal di negaranya.

Baca juga: Sejarah Krimea yang Selalu Disebut-Sebut Dalam Perang Ukraina vs Rusia

Aksi Warga Ukraina

Warga Ukraina yang masih bertahan juga turun tangan melawan Rusia. Warga sipil di kawasan Zhytomyr, Ukraina, juga mulai berlatih melempar bom molotov untuk melawan tentara Rusia. Pemerintah Ukraina juga membekali warganya dengan senjata api dan mendesak mereka untuk membuat bom molotov agar bisa menahan  laju tank pasukan Rusia yang hendak menguasai ibukota Kyiv. 

Data tertulis yang didapatan tim Bernas.id juga membuktikan bahwa warga sipil Ukraina memang bersedia mengangkat senjata melawan pasukan Rusia. Hanya satu dari 10 orang yang rela meninggalkan negara Ukraina jika memang ada kesempatan.

Data tersebut didapatkan tim Bernas.id dari jajak pendapat Lord Ashcroft. Dari sumber data yang sama, disebutkan bahwa dua pertiga warga Ukraina dan etnis Rusia merasa bahwa mereka memiliki lebih banyak hal yang menyatukan daripada memisahkan mereka.

Jajak pendapat Lord Ashcroft dilakukan melalui telepon sekitar tanggal 1 Maret hingga 3 Maret terhadap 1.040 warga Ukraina.

Sebagai informasi, Lord Ashcroft adalah seorang pengusaha internasional, filantropis, penulis dan pengum pul suara (pollster). Dia adalah mantan bendahara dan wakil ketua Partai Konservatif Inggris, serta ketua kehormatan dan mantan bendahara Persatuan Demokrat Internasional. Lord Ashcroft telah melakukan pemungutan suara sejak 2005, baik di Inggris maupun internasional, serta terkenal dengan penelitian dan analisisnya yang objektif dan tidak memihak.

Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan Lord Ashcroft, terungkap bahwa mayoritas besar warga Ukraina menentang larangan untuk bergabung dalam keanggotaan NATO, pengurangan pasukan NATO di negara-negara yang berbatasan dengan Rusia, dan pengakuan resmi Krimea sebagai bagian dari Rusia sebagai syarat untuk mengakhiri perang Ukraina vs Rusia.

Beberapa negara barat telah memberikan sanksi kepada Rusia akibat tindakan invasi terhadap Ukraina yang telah dilakukannya. Pemberian sanksi tersebut menurut sebagian besar warga Ukraina (sekitar 68%) akan efektif dalam mengakhiri perang. 

Salah satu alasan Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina adalah pihak Rusia tak ingin negara bekas Uni Soviet tersebut bergabung dengan NATO. Di sisi lain, NATO juga tegas menolak untuk membantu Ukraina dalam melawan Rusia sehingga Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merasa kecewa dan ditinggalkan sendirian dalam menghadapi serangan Rusia. Padahal,  sekitar 23% warga Ukraina mengatakan NATO cukup membantu Ukraina.

Sekitar 86% mengatakan warga Ukraina ingin Ukraina bergabung dengan NATO, dan 6 dari 10 mengatakan mereka akan merasa lebih aman jika mereka tahu Ukraina memiliki senjata nuklir.Sebagai bentuk solidaritas, beberapa negara juga mengirim bantuan untuk Ukraina.

Terbukti, sekitar 46% warga Ukraina merasa terbantu oleh Uni Eropa dan 44%warga Ukraina lainnya juga beranggapan bahwa Amerika Serikat juga cukup membantu, serta 8% mengatakan hal yang sama untuk China. Namun, mayoritas warga Ukraina mengatakan bahwa Inggris adalah negara yang cukup membantu mereka dalam mengatasi invasi Rusia. 

Invasi Rusia terhadap Ukraina memang memberi dampak besar bagi seluruh dunia.  Konflik antara Rusia dan Ukraina juga terjadi tidak dalam waktu singkat. Ada sejarah panjang yang membuat hubungan keduanya semakin memanas, mulai dari kejatuhan Uni Soviet, perebutan krime, hingga mengenai keanggotaan Ukraina dalam NATO. Untuk mengetahui sejarah lengkap Ukraina vs Rusia, Anda bisa menyaksikan dalam artikel berjudul Melihat Akar Permasalahan Antara Rusia dan Ukraina. Jika Anda ingin mengetahui dampak perang Ukraina vs Rusia terhadap ekonomi dunia, Anda bisa melihat dalam artikel berjudul 3 Dampak Perang Ukraina vs Rusia Terhadap Ekonomi Dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.