Patut Ditiru, Dosen Sosiologi Ini Punya Cara Sendiri Menghadapi Berbagai Komentar Tentang Perbedaan Keyakinan
AUSTRALIA, HarianBernas.com— Bagaimana jika anda menerima ejekan tentang agama anda? Apa yang anda lakukan? Nasib yang anda alami mungkin sama seperti saya. Nama saya Susan Carland. Saya lahir di Australia. Menjadi seorang muslim yang terlahir sebagai Kristen dan berada di lingkungan mayoritas Kristen membuat saya mendapat banyak komentar dan cercaan negatif dari banyak orang yang anti-Islam. Saya yang bekerja sebagai dosen sosiologi di Monash University ini menjadi mualaf ketika usia 19 tahun dan hingga kini 34 tahun.
Saya mendapatkan banyak komentar pedas di Twitter dan pesan di Facebook. Komentar itu terjun dari berbagai kalangan anonim yang mengatakan jika sebagai perempuan muslim, saya hanyalah akan suka melakukan penindasan, perang, dan seksisme. Padahal mereka tidak pernah mendengar penjelasan saya dan hanya mempercayai apa yang ingin mereka percaya saja.
Pelecehan secara online ini bahkan ada yang meminta saya untuk meninggalkan Australia, mengharapkan saya segera mati, menghina penempilan saya karena memakai hijab, dan menuduh saya sebagai setan yang berencana mengambil alih negara dan lain sebagainya. Siapa aja orang-orang itu? Beberapa akun yang saya lihat ternyata juga mengirimkan pesan kemarahan dan kebencian kepada semua orang muslim yang mereka temui.
Banyak cara untuk melawan komentar-komentar negatif ini yang telah saya coba. Bukannya kemarahan yang saya tunjukkan seperti kebanyakan orang kira. Sebaliknya, saya justru dengan tenang menghadapinya karena Islam mengajarkan hal itu.
Saya juga membawa ide mengejutkan, yaitu menghitung semua komentar negatif tersebut dan menukarnya menjadi setiap keping uang untuk didonasikan ke UNICEF yang dapat berguna bagi banyak masyarakat agama mana pun di dunia yang membutuhkannya.
Ya, awalnya saya mengabaikan semua komentar tersebut namun kini saya membiarkannya, menanggapi dengan santai dan mendorongnya bertekad menjadi orang yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain. Saya tahu, semua komentar itu tidak menunjukkan siapa dirinya dan bagaimana agama yang dipeluknya.
Sungguh sikap yang bijaksana ya…
Bagaimana dengan kita? Maukah kita bersikap bijaksana?