Ceu Ceu, Produk Baru yang Siap Mendunia

Bernas.id – Saat ini banyak pedagang tahu bulat berjualan di sepanjang jalan. Begitupun dengan peuyeum yang akan selalu ada di sepanjang jalan wilayah Jawa Barat. Melihat ingin ada yang berbeda dengan makanan khas dari Jawa Barat, Ai Rohimah pemilik Ceu Ceu mencoba berinovasi melalui varian rasa, keawetan, hingga dapat masuk ke market modern dengan makanan khas Sunda ini.
Beliau biasa dipanggil Bu Ai. Nama Ceu Ceu diambil dari nama panggilan kakak perempuan Sunda. Dan bu Ai pemilik Ceuceu adalah anak pertama. Suami Bu Ai pun adalah anak pertama. Tidak hanya itu saja, anak Bu Ai juga hanya satu dan perempuan yang mana akan sebagai kakak perempuan. Bu Ai yang asli orang Sunda ingin mengangkat tema sunda. Sehingga muncul ide nama Ceu Ceu.
Usaha Ceu Ceu berdiri pada Januari 2017. Jenis produk yang dipasarkan adalah makanan daerah khususnya makanan Sunda yang di inovasi baik rasa, kemasan, keawetan, cara konsumsi. Oleh karenanya tag line merk Ceu Ceu adalah “innovation traditional food”. Adapun produk nya meliputi tahu bulat, stick peuyeum, dan keripik daun singkong.
Tahu bulat yang biasanya basah dan tidak tahan lama dibuat inovasi oleh Bu Ai dengan menjadikannya sebagai makanan yang awet ditambah memiliki varian rasa asin dan manis. Sehingga bagi yang menyukai rasa asin ada pilihan original, pedas ceurik, soto dan dendeng balado. Sedangkan yang suka rasa manis, tahu bulat bu Ai menyajikan rasa vanila, cokelat dan green tea.
Peuyeum khas Sunda dengan rasa yang kuat dan basah menjadi tantangan bagi Bu Ai untuk berinovasi menjadikannya bertahan lama, kering. Sehingga Bu Ai menjadikannya stick peuyeum. Bu Ai membaginya dengan berbagai varian rasa seperti original, cokelat, vanila dan green tea.
Keripik daun singkong adalah jenis produk unggulan bu Ai. Daun singkong yang sekilas hanya untuk lalapan atau buntil atau makanan olahan lain yang tidak awet, di inovasi menjadi keripik & awet dengan rasa khas daun singkong (pedas & original)
Sebenarnya tidak hanya tiga produk yang bu Ai miliki. Bu Ai juga memiliki produk makanan seperti kicimpring piring, borondong, tengteng, ranginang mini. Namun masih fokus di pemasaran & lebih fokus memproduksi tiga produk andalannya karena modal yang belum kuat terutama bila modal kemasan sekali cetak harus 2000 pcs.
Produk dijual ke konsumen mulai 15.000 hingga 20.000. Selama ini, pemasaran dilakukan ke toko oleh-oleh, reseller dalam dan luar kota. Bu Ai juga mendapatkan penawaran dari luar negeri seperti Amerika, Malaysia, Singapore & Thailand. Namun, bu Ai masih dalam tahap seleksi untuk menerima penawaran ke luar negeri.
Sebagai bentuk untuk mempermudah produksi, bu Ai bekerjasama dengan para pedagang di daerahnya. Bu Ai juga merasakan hambatan yang salah satunya semua produk harus di spiner agar minyaknya hilang. Sebelum memiliki modal yang cukup, Bu Ai sempat menghemat dengan membeli spiner abal-abal dengan harga 1 juta. Dan benar adanya hasil yang didapatkan jauh berbeda 4 kali lipat dengan harga spiner 4 juta.