Berita Nasional Terpercaya

Tiga Permainan Tradisional yang Asyik Dimainkan Bersama, Anak Zaman Now Wajib Tahu!

0

Bernas.id – Perkembangan teknologi mengubah berbagai sisi kehidupan manusia. Tak terkecuali anak-anak. Terlepas dari sisi positifnya, teknologi telah menggerus pengetahuan anak akan berbagai budaya. Salah satunya permainan tradisional. Permainan tradisional telah tergeser dengan adanya berbagai macam game, online maupun offline, game center di mall, atau game berbasis teknologi yang lain.

Orang tua bijak tentu mengingikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tetapi, memberi kebebasan yang terlalu tinggi terhadap anak bukan solusi yang tepat. Sudah saatnya para orang tua, terlebih guru sebagai pendidik mengingat kembali masa kecilnya. Masa yang tidak lepas dari bermain dan berbagai permainan. Nyatanya, permainan yang pada masa kecil kita mainkan terbukti memiliki banyak manfaat filosofis maupun praktis daripada game-game yang saat ini digrandungi anak-anak. Berikut beberapa permainan tradisional yang dapat Anda ajarkan lagi pada anak-anak.

Gobak Sodor (Galah Asin)

Gobak sodor atau galah asin adalah permainan tradisional yang muncul di Yogyakarta sejak zaman penjajahan. Gobak Sodor berasal dari kata gobak yang berarti bergerak dengan bebas atau bergerak di tempat yang lapang; dan sodor yang berarti tombak. Pada awalnya, permainan ini berfungsi sebagai ajang latihan para prajurit keraton dalam melawan penjajah.

Permainan ini biasa di mainkan di tanah lapang. Gobak Sodor dimainkan oleh dua tim/kubu. Masing-masing kubu terdiri dari tiga orang atau lebih. Semakin banyak anggota kubu, semakin semarak permainan berlangsung. Kunci utama Gobak Sodor yaitu ?jangan biarkan lawanmu masuk?. Artinya penjaga atau prajurit harus membuat benteng pertahanan agar lawan tak dapat menembus daerah pertahanan.

Area Gobak Sodor menyerupai persegi pangjang berukuran 2m x 8m atau lebih. Area ini dibagi dengan garis melintang di tengah persegi. Kemudian dibagi menjadi 8 persegi kecil atau lebih (menyesuaikan jumlah pemain). Area Gobak Sodor digambar menggunakan tepung, kayu, bambu, bubuk kapur, atau alat lain yang dapat dijadikan sebagai tanda.

Kubu penjaga berjaga di garis-garis melintang. Menghalangi lawan yang akan melintas. Lawan yang berhasil melintas mendapat poin. Apabila lawan tertangkap, penjaga menjadi penyerang. Begitu seterusnya. Kubu yang menang adalah kubu yang mendapat skor terbanyak. Jatuh bangun di tanah, terdorong, atau tertangkap lawan adalah hal biasa dalam permainan ini.

Gobak Sodor memiliki banyak nilai luhur. Selain sebagai sarana mengenang jasa pahlawan, Gobak Sodor mengajarkan ketangkasan, sportivitas, kecepatan, logika, kebersamaan, kerja sama, disiplin, dan masih banyak lagi. Di sekolah-sekolah pedesaan, Gobak Sodor dijadikan sebagai salah satu permainan olah raga. Selain di sekolah, anak-anak juga bermain Gobak Sodor saat bermain dengan teman. Gobak Sodor menjadi salah satu permainan favorit. Tak memerlukan biaya dan dapat diikuti oleh anak laki-laki maupun perempuan. Peraturan dalam Gobak Sodor cukup sederhana. Anak-anak dengan mudah memahaminya.

Dingklik Oglak-aglik

Dingklik oglak-aglik merupakan salah satu permainan tradisional Jawa yang menuntut kekompakan dari setiap pemain. Dingklik artinya ?bangku pendek?, sedangkan oglak-aglik artinya ?bergoyang-goyang karena tidak seimbang?. Permainan ini dimainkan oleh 3-5 anak.

Dingklik oglak-aglik dimulai dengan seorang anak mengangkat kakinya ke belakang menyerupai gerakan berjalan dengan satu kaki. Kemudian anak yang lain mengaitkan kakinya dengan kaki yang lain. Anak yang terakhir masuk mengunci seluruh kaki anak-anak yang lain. Setelah semua kaki terkait, anak-anak melompat berputar dengan satu kaki sambil menyanyikan lagu-lagu dolanan. Permainan dianggap gagal ketika tumpukan daki terlepas atau ada anak yang jatuh sebelum tembang selesai.

Meski sederhana, dingklik oglak-aglik memiliki banyak manfaat, di antaranya mengajarkan keseimbangan, kerja sama, konsentrasi, dan kepercayaan pada masing-masing anggota kelompok.

Engrang

Engrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan sesorang untuk berdiri dengan jarak tertentu dari permukaan tanah. Sebagai salah satu permainan tradisional, Egrang cukup terkenal di seantero negeri. Hampir setiap anak di tiap daerah mengenal egrang. Sayangnya saat ini permainan dari bambu ini sudah jarang dimainkan. Padahal berlomba egrang di tanah lapang, bahkan di area ekstrem sangat menyenangkan.

Egrang di Indonesia biasa dimainkan saat peringatan Hari Kemerdekaan atau saat upacara sunatan. Egrang menjadi salah satu permainan yang paling menantang di kalangan anak-anak zaman dahulu. Selain menuntut keberanian, egrang sangat membutuhkan keseimbangan. Konsekuensi jatuh tersungkur dari ketinggian tumpuan adalah hal biasa bagi para penggemar egrang.

Egrang dapat dimainkan di mana saja, tergantung pada keterampilan si pengemudi egrang. Tak ada salahnya mengajarkan permainan ini pada anak-anak atau membuatnya menjadi semacam perlombaan di sekolah.

Leave A Reply

Your email address will not be published.