Berita Nasional Terpercaya

Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Kutu Wates Sleman

0

SLEMAN, BERNAS.ID- Tim Antiteror Densus 88 Mabes Polri mengamankan terduga teroris berinisial P (57) warga Kutu Wates Sinduadi Mlati Sleman sebelum Sholat Jumat di Depan Puskesmas Mlati Sleman, Jumat siang (20/12). Setelah melakukan penangkapan, Tim Densus 88 segera melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris yang juga digunakan sebagai PAUD/TK bernama Qurrota Ayun 2.

Diketahui, rumah terduga teroris ini berada di di perbatasan Dusun Kutu Wates dan Kutu Ngemplak dengan akses utama yang memakai jalan Dusun Kutu Ngemplak. Untuk itu, Tim Densus 88 Mabes Polri meminta Ketua RW Kutu Ngemplak untuk menjadi saksi penggeledahan.

Sejak pukul dua siang, penggeledahan memakan waktu hampir dua jam lebih karena ditemukan bahan-bahan yang mencurigakan. Ada beberapa cairan yang ditemukan di dalam botol, 5 sampai 10 botol, lalu ada yang di dalam 2 jerigen, serta dalam botol bekas aki dan 2 botol Aqua yang berwarna kekuningan dan kemerah-merahan.

Nur Hidayat (39), Ketua RW 13, RT 7 Dusun Kutu Ngemplak yang diminta menjadi saksi penggeledahan Tim Densus mengatakan, “Setelah diinventarisir dan dilokalisir, di dalam rumah itu ditemukan sejumlah barang yang mencurigakan, ditenggarai unsur mungkin bom sehingga Tim Mabes menelpon unsur Jibom (penjinak bom-red) karena ada beberapa cairan yang harus diuji,” terangnya kepada awak media sesuai melaksanakan sholat Maghrib.

Dayat panggilan akrab Ketua RW 13 Kutu Ngemplak pun menceritakan kembali salah satu Tim Densus 88 yang berbicara kepadanya, “Pemeriksaan paling lama biasanya satu jam, tapi hari ini sampai habis Maghrib karena harus menguji cairan, apakah cairan itu menjadi bagian untuk merakit bom,” ujarnya.

Ia menceritakan yang digeledah Tim Densus 88 itu seluruh ruangan rumah seperti kamar tidur terduga, kamar tidur anak, ruang kantor, dan ruang belajar. “Semua digeledah sedetail mungkin oleh tim Densus 88,” ucapnya.

“Barang-barang yang dibawa charger HT, headset HT, bacaan berbau HTI, khilafah, syiah, dan beberapa buku pegangan yang dia baca, ajaran agama Islam yang menurut kita  tidak pada umumnya,” imbuhnya.

Ketua RW juga menyebut saat penggeledahan ditemukan HP jadul, tapi HP yang dimiliki terduga P malah belum ditemukan sehingga harus menunggu lama keterangan dari istrinya yang drop karena tiba-tiba dikepung Tim Densus 88. Terkait penampilan keseharian, Dayat menyebut secara eksklusif berbeda dengan kami masyarakat Muslim pada umumnya. “Beliau ini memiliki jaringan Jamaah Muslim yang berbeda dengan kita, sampai melakukan crash dengan peribadatan warga saya. Sampai keluarganya tidak menginjakkan kakinya ke mesjid kami. Beribadah bersama-sama dengan kami kira-kira 3 sampai 4 tahun yang lalu. Tambah lebih ekstrim lagi setelah memiliki yayasan sebagai bisnis keluarganya itu,” bebernya.

“Tidak mau datang, misal kalau kami ada yang meninggal, tahlil, yasin, dia membidah dan mengharamkan. Dia juga tidak mau kumpul gotong- royong bersama warga,” imbuhnya.

Dayat juga mengatakan ilmu Islam yang dipelajari terduga teroris berinisial P berbeda dengan warga pada umumnya. “Apa yang dia pelajari dan diyakini coba diterapkan pada kami, bertentangan dengan Imam Masjid. Untuk penampilan sehari-hari agamis, berkoko, berjenggot seperti orang-orang yang memiliki aliran eksklusifitas dan istrinya memakai niqab cadar,” tuturnya.

Sedangkan, Marmin Hidayat (53) Ketua RT 7/RW 13 Dusun Kutu Ngemplak Sinduadi Mlati Sleman mengatakan sosok terduga teroris P dulunya bergaul dengan warga, tapi semenjak tiga tahun yang lalu tidak pernah. “Mulai berubah semenjak sekolah PAUD/TK berkembang, mulai berubah,” ujarnya.

“Di sekolah itu, istrinya sebagai kepala sekolah dan terduga teroris berinisial P sebagai bendahara,” tutupnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.