Berita Nasional Terpercaya

Kidung Wahyu Talang Kencono, Macapat yang Mengajak Melestarikan Alam

0

BANTUL, BERNAS.ID – Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY menggelar pertunjukan macapat di pendopo Cakrajayan, Srimulyo, Piyungan, Bantul pada Jumat (18/6/2021) malam. Di kesempatan itu, ditampilkan Kidung Wahyu Talang Kencono yang disadur oleh Mas Bekel Dwijasetyo Prasojo dari puisi berjudul Kidung Wahyu Talang Kencana gubahan Akhmad Fikri AF.

Filolog Dinas Kebudayaan DIY, Setya Amrih Prasaja mengatakan, gelaran macapat ini bertujuan untuk menggali seni tradisi tutur atau lisan masyarakat Jawa yang kini hampir punah. Macapat yang ditampilkan dengan syair dan tembang ini menurut dia menjadi salah satu upaya untuk memunculkan kembali cerita-cerita rakyat di masa lalu.

Dirinya menjelaskan, macapat yang ditampilkan sangat lekat dengan sebuah cerita rakyat yang konon kerap diketahui oleh masyarakat Desa Srimulyo Bantul sebagai sebuah mitos. Secara harafiah, Talang Kencono bisa diartikan sebagai jalan emas, di mana, emas yang dimaksud adalah terkait dengan sumber mata air yang sangat berguna untuk kelangsungan hidup manusia.

“Talang itu kan jalan dan kencono itu emas. Emas disini lebih mengarah kepada sesuatu yang sangat berharga bagi manusia yakni air. Jadi dalam macapat itu diceritakan bahwa mitologi Talang Kencono itu berawal dari Nglanggeran (Gunungkidul) yang di dalamnya ada sumber air dan air itu mengalir ke berbagai tempat yang bisa digunakan oleh masyarakat sekitar,” jelasnya.

Baca juga: Mantradisi Suguhkan Macapat dengan Elegan dan Cara Pandang Baru

Ia meneruskan, secara filosofis, nilai yang terkandung dalam macapat itu adalah mengajak masyarakat untuk menjaga sumber air. Menjaga kelestarian alam dan keseimbangan lingkungan menjadi kewajiban jika tidak ingin sumber air yang menjadi kebutuhan dasar manusia itu lenyap tak berbekas.

“Karena kerusakan vegetasi tanaman juga bakal berimbas pada kondisi air di sekitarnya,” katanya.

Akhmad Fikri yang kita hadir dalam acara itu mengungkapkan, monografi (hasil penelitian) tentang kisah Talang Kencono itu banyak diketahui oleh para tetua di desa setempat. Dia sudah mewawancarai sejumlah orang dan menemui banyak pihak dalam proses menulis monografi tersebut.

“Kita berharap agar kearifan lokal seperti cerita lisan ini tidak hilang. Jika kita memelihara ini akan sangat banyak manfaatnya untuk warisan dari generasi ke generasi,” harapnya. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.