Berita Nasional Terpercaya

Renungan yang Berwisata Melintasi Perjalanan Waktu

0

Renungan yang Berwisata Melintasi Perjalanan Waktu

Teman-teman remaja marilah menyimak potret pikiran dalam renungan wisata menuju harapan. Sangat menarik untuk diikuti.

Peran pemuda Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat diragukan lagi. Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan salah satu bukti bahwa pemuda Indonesia adalah visioner yang memiliki ide cemerlang dalam mempersatukan bangsa walaupun saat itu bangsa Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda, rakyat Indonesia saat itu masih terkotak-kotak oleh kesukuan dan kedaerahan, bahkan dalam kehidupan beragama sekalipun. Berkumandangnya Sumpah Pemuda dengan janji “Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa”, merupakan bekal bagi kemerdekaan bangsa Indonesia tujuh belas tahun kemudian.

Pemuda Indonesia sangat berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia, mereka menjadi garda terdepan dalam pertempuran melawan penjajahan Jepang serta mendesak Sukarno-Hatta agar segera memproklamasikan berdirinya Republik Indonesia. Setelah melewati berbagai peristiwa, akhirnya kemerdekaan tersebut dapat dicapai pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan diproklamasikannya bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat dan tidak bergantung dengan negara manapun.

Tahun 2045 yang akan datang, saat merayakan ulang tahun kemerdekaan yang keseratus tahun, Indonesia akan menerima sebuah hadiah yang sangat indah, bonus demografi, ketika penduduk Indonesia dengan usia produktif yakni usia 15-65 tahun, di atas 68%-72% dari total penduduk yang ada. Tentu hal ini merupakan berkah yang diharapkan mampu memberikan transformasi ekonomi dan digital bagi Indonesia, dan generasi tersebut adalah “Generasi Emas 2045”.

Tentu saja hal itu harus didukung dengan pendidikan yang baik dan berkualitas, kita harus mulai berbenah memberikan pendidikan yang berkarakter kuat, kualitas pendidikan juga harus sejalan dengan upaya meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru. Untuk mempersiapkan generasi emas, pendidikan harus melakukan perubahan pola pikir. Pendidikan tidak sekadar nilai akademik saja tapi juga harus dilengkapi dengan keseimbangan akademik dan karakter.

Baca juga: Kisah Wahyu Indra Widodo, Keliling 80 Negara Berkat Doa Ibu

Menurut Rossabeth Moss Kanter, seorang profesor dari Harvard Business School, generasi masa depan akan didominasi oleh nilai-nilai dan pemikiran cosmopolitan, sehingga dituntut memiliki 4C, yaitu concept, competence, connection, dan confidence. Thomas J. Stanley, seorang penulis sekaligus  cendikiawan bisnis dari Amerika Serikat mengatakan bahwa untuk melahirkan generasi inspirator, inisiator, motivator, dan organisator sebuah bangsa, selain harus memiliki kecerdasan yang tinggi juga harus memiliki karakter yang jujur, disiplin dan terampil, serta dukungan keluarga, kerja keras, memiliki jiwa kepemimpinan, semangat dan berkepribadian kompetitif, serta memiliki kemampuan menjual gagasan dengan manajemen diri sendiri yang baik.

Hal inilah yang menjadikan “Generasi Emas”, harus memiliki kompetensi diri yang berkarakter kuat dengan gaya hidup yang baik serta nilai religius dan semangat berjuang yang tinggi. Jiwa berkarakter itu, dapat terbentuk dengan membekali generasi emas dengan sikap, pola pikir, konsep, dan peradaban unggul dengan wawasan yang cerdas, luas, mendalam, produktif, kreatif, inovatif, dan futuristic sehingga menumbuhkan tanggung jawab dan kontribusi nyata dalam mewujudkan lingkungan dan kehidupan yang sehat, damai, bermartabat, dan berkelanjutan seutuhnya.

Salah satu hal yang dapat kita lakukan saat ini adalah mempersiapkan generasi emas dengan pencukupan gizi bagi anak Indonesia yang baru lahir, karena saat ini stunting masih menjadi masalah gizi utama bayi dan anak di bawah usia dua tahun di Indonesia. Sementara ini, tantangan yang tidak kalah beratnya dan harus dilalui adalah masa pandemi Covid-19 yang berpotensi naiknya angka kemiskinan, sehingga berdampak pada menurunnya gizi anak. Pencukupan gizi yang baik untuk anak Indonesia akan menciptakan pemuda-pemudi Indonesia di masa depan untuk menjadi manusia yang berkarakter tangguh yang siap bersaing di dunia internasional yang setiap saat selalu berevolusi. 

Pendidikan yang dulu dilakukan secara tatap muka, saat ini harus dilakukan secara daring, sehingga kita harus senantiasa mempersiapkan diri untuk menciptakan metode pembelajaran blended learning. Sebuah metode pembelajaran yang menyatukan pembelajaran tatap muka dan daring dilakukan secara bersamaan, sehingga nantinya apabila kita menghadapi masalah yang sama, Indonesia sudah bisa beradaptasi dengan keadaan dan kondisi seperti ini.

Bisakah kita menyiapkan generasi emas secara baik? Tentu saja bisa, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk secara baik mempersiapkannya dengan perencanaan yang matang dan koordinasi yang terarah. Apalagi Indonesia pada saat tahun 2045 berencana untuk melakukan percepatan industri dan pariwisata, peningkatan investasi asing dan perdagangan luar negeri, pemantapan pangan dan komitmen terhadap lingkungan hidup. Hal tersebut diharapkan akan berdampak pada pemerataan pembangunan yang berlandaskan pada pembangunan infrastruktur yang merata dan terintegrasi.

Pembangunan infrastruktur yang merata dan terintegrasi tentu saja membutuhkan sumber  daya manusia yang memiliki keahlian yang baik dalam bidangnya, untuk dapat melaksanakan pembangunan tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan percepatan pendidikan rakyat Indonesia sejak dini, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam pembangunan serta reformasi tenaga kerja.

Peningkatan pendidikan vokasi dan penyelarasan pengembangan ilmu di perguruan tinggi diarahkan untuk menjawab perubahan struktur ekonomi dengan ditopang oleh kemitraan tiga pihak (pemerintah, perguruan tinggi, dan industri – Triple Helix) yang kuat. Tenaga kerja terampil dengan keahlian khusus dan penguasaan bahasa asing menjadi kebutuhan yang sangat penting mengingat globalisasi dunia semakin membuat antarnegara tidak memiliki batas lagi. Diharapkan pendidikan Indonesia dapat meningkat untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berbudaya.

Sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan juga harus ditingkatkan. Penguatan Iptek disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dengan mengembangkan teknologi sendiri (indigenous technology) yang didukung oleh sumber daya manusia Iptek yakni peneliti dan perekayasa. Perencanaan kolaborasi triple-helix antara perguruan tinggi, swasta, dan pemerintah melembaga dalam setiap proses hilirisasi dan komersialisasi hasil penelitian. Indonesia akan mengambil peran sebagai salah satu pusat pengembangan Iptek di kawasan Asia dan dunia, terutama dalam bidang kemaritiman, biodiversitas, teknologi material, serta kebencanaan dan mitigasi bencana.

Baca juga: Kisah Margareta Astaman, Asa Jadi Penulis hingga Bawa Buah Lokal ke Pasar Global

Perbaikan dalam sektor pendidikan dan teknologi ini harus menjadi acuan utama dalam penyusunan grand design pendidikan nasional di Indonesia dalam menyongsong Generasi Emas 2045, sehingga akan lebih terarah dan terencana dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lebih efisien dalam pelaksanaannya. Keberhasilan dalam pelaksanaan pembangunan sebuah negara harus didukung oleh sumber daya yang berkualitas pula baik dalam pencapaian ilmu pengetahuan juga karakter yang berlandaskan agama dan budaya bangsa.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan pendidikan dan kebudayaan juga dihasilkan berkat adanya dukungan sektor terkait lainnya dan tentu saja masyarakat yang memegang peran penting untuk berpartisipasi dalam pelaksanaanya. Dibutuhkan kerja keras dari seluruh jajaran Pemerintah dan sinergisitas dengan semua pihak yang terkait dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan dalam memetakan perjalanan mencapai Indonesia gemilang pada tahun 2045. Memang tidak mudah, namun bangsa Indonesia memiliki sejarah yang sudah berulang membuktikan bahwa pemuda Indonesia merupakan generasi yang tangguh, generasi yang mau bekerja keras untuk mengubah keadaan bangsa Indonesia menjadi semakin baik dan lebih baik lagi kedepannya.

Begitulah pesan Prof. Aisyah Endah Palupi yang sedang bertugas sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Manila, Filipina. 

Sampai jumpa lagi suatu saat di masa Indonesia Modern dengan rakyat cerdas merata, sehat jiwa raga, dan sejahtera serta berbahagia. (Intan Auvia reporter dan suka mempelajari channel YouTube Sudjarwadi Ugm, Whatsapp : +62 858-7768-1197). 

Leave A Reply

Your email address will not be published.